RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
MAN 1
Garut
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semerter :
XI/1
Alokasi waktu :
4 x 45 menit
A. Standar kompetensi :
Berbicara : 6. Memerankan
tokoh dalam pementasan drama
B. Kompetensi dasar :
6.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan
mimik, sesuai dengan watak tokoh
C. Indikator pencapaian
kompetensi :
1. Memahami isi dialog naskah drama.
2. Memahami
watak tokoh dalam dialog drama.
3. Memahami
dialog, gerak-gerik, dan mimik sesuai dengan watak tokoh dalam dialog naskah
drama.
4. Memahami
lafal, intonasi, dan nada yang jelas dalam dialog naskah drama.
5. Membaca dialog
naskah drama yang akan diperankan.
6. Menghayati watak tokoh
yang akan diperankan.
7. Menyampaikan dialog
disertai gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh.
8. Menyampaikan
dialog naskah drama dengan lafal, intonasi, nada yang jelas.
D. Tujuan pembelajaran :
Setelah siswa mengikuti dalam proses
pembelajaran, siswa diharapkan:
1. Siswa
mampu memahami isi
dialog naskah drama.
2. Siswa
mampu memahami watak tokoh dalam dialog drama.
3. Siswa
mampu memahami dialog, gerak-gerik, dan mimik sesuai dengan watak tokoh dalam
dialog naskah drama.
4. Siswa
mampu ,emahami lafal, intonasi, dan nada yang jelas dalam dialog naskah drama.
5. Siswa
mampu membaca dialog
naskah drama yang akan diperankan.
6. Siswa
mampu menghayati watak tokoh yang
akan diperankan.
7. Siswa
mampu menyampaikan dialog
disertai gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh.
8. Siswa
mampu menyampaikan dialog naskah drama dengan lafal, intonasi, nada yang jelas.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan :
1. Terampil
2. Kritis
3. Cinta tanah air
4. Komunikatif
5. Tanggung jawab
6. Respontif
7. Santun
8. Religius
9. peduli
F. Materi pembelajaran :
Kata drama secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dran. Kata dran berarti
to do atau to act. Dalam perkembangannya drama berarti suatu
karangan prosa atau puisi yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat
dipentaskan. Untuk mementaskan drama perlu proses yang panjang. Proses tersebut
sebagai berikut.
a. Penelitian atau
penyeleksian naskah
Naskah drama diseleksi apakah layak dan dapat
dipentaskan atau tidak. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau
lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang
diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan.
Bentuk naskah drama dan susunannya berbeda
dengan naskah cerita pendek atau novel. Naskah cerita pendek atau novel berisi
cerita lengkap dan langsung tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Sebaliknya naskah drama tidak mengisahkan cerita langsung. Penuturan ceritanya
diganti dengan dialog para tokoh. Jadi naskah drama itu mengutamakan
ucapan-ucapan atau pembicaran para tokoh.
b. Penafsiran atau
penghayatan naskah
Naskah drama
ditafsirkan tentang isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan
ceritanya.
c. Pemilihan peran atau
tokoh
Pemilihan peran disebut
juga casting. Dalam proses ini pemain drama ditunjuk menjadi salah satu
tokoh dalam naskah drama. Pemain yang telah ditujuk harus memahami atau
mengekspresikan watak, sifat, tingkah laku, dan gerakan tokoh yang akan
dimainkan.
d. Latihan
Para pemain drama harus
benar-benar berlatih memerankan tokoh. Pemain harus mengekspresikan dialog yang
telh dipelajarinya.
e. Membaca dan memerankan
dialog naskah drama
Agar dialog dlam drama
lebih ekspresif dan dapat menunjukkan karakter tokohnya, kita harus
memperhatikan lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik dan gerak-gerik. Ada
beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam membaca dan memerankan dialog naskah
drama.
1. Perwatakan
Perwatakan
adalah penggambaran watak atau sifat tokoh cerita. Perwatakan berfungsi
menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dengan cara
menggambarkan watak atau sifat-sifat tokoh-tokoh cerita. Watak atau tokoh dalam
cerita terbagi atas 3 macam, yaitu:
1.
Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama
yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam
cerita.
2.
Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan
Protagonis.
3.
Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu
tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.
2. Penokohan
Penokohan
adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat
diketahui karakter atau sifat para tokoh itu. Penokohan dapat digambarkan
melalui dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau
pikiran-pikiran tokoh. Melalui penokohan, dapat diketahui bahwa karakter tokoh
adalah seorang yang baik, jahat, atau bertanggung jawab.
3. Lafal
Lafal adalah cara
pengucapan bunyi bahasa. Dalam drama, bunyi-bunyi itu harus terdengar dengan
benar dan jelas sehingga pendengar dapat memahami dialog-dialognya. Agar mampu
mengucapkan bunyi bahasa dengan baik, kita harus melakukan latihan berikut.
1.
Mengucapkan alphabet dengan benar.
2.
Memvariasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik,
turun dan sebagainya.
3.
Membaca kalimat dengan berbagai variasibentuk mulut
yang benar.
4. Intonasi
Intonasi adalah naik
turunnya lagu kalimat. Intonasi sangat penting dalam drama. Tidak hanya
membedakan maksud-maksud kalimatnya, tetapi juga dalam menghidupkan drama itu
sendiri.
5. Tekanan/nada
Tekanan/nada berkaitan dengan keras-lemahnya pengucapan kata-kata
tertentu. Tekanan bermanfaat untuk memperjelas maksud suatu kalimat.
6. Pengucapan pengembangan, dapat dicapai melalui empat cara, yaitu sebagai
berikut.
a) Menaikkan volume suara.
b) Menaikkan tinggi nada.
c) Menaikan kecepatan tempo suara.
d) Mengurangi volume tinggi nada dan kecapatan tempo suara.
7. Babak
Babak
merupakan bagian dari lakon drama. Dalam pementasan, batas antara babak satu
dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung
dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup
kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting
yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu
peristiwa.
8. Adegan
Adegan
adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang
merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali
terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
9. Prolog
Prolog
adalah kata pendahuluan dalam lakon drama.
Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat
mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebahnya, prolog sering berisi
sinopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik
yang akan terjadi di panggung.
10. Epilog
Epilog
adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa
kesimpulan atau ajaran yang bisa diambill dari tontonan drama yang baru saja
disajikan.
11. Monolog
Monolog
adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu
tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang,
rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
12. Mimik
Mimik atau roman muka berperan dalam memperjelas maksud dialog, terutama
yang berkaitan dengan unsure emosinya. Beragam emosi seperti gugup, bingung,
kecewa atau marah dapat dijelaskan melalui mimik.
13. Pantomim
Pantomim
adalah ekspresi gerak-gerik tuhuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
14. Pantomimik
Pantomimik
adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk
menunjukkan emosi yang dialami pemain.
15. Gestur
Dalam bermain drama, seorang aktor harus melakukan sejumlah gerakan yang
sesuai dengan tuntutan naskah drama. Gerakan itupun harus sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan. Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan,
kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
16. Bloking
Bloking adalah aturan
berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan
pemain tidak menjemukan.
17. Gait
Gait berbeda dengan bloking
karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak
pemain.
18. Akting
Akting adalah gerakan-gerakan
yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkannya. Bila
gerakan-gerakan itu terlalu banyak, dinamakan over akting (laku lajak).
19. Aktor
Aktor adalah orang yang
melakukan akting, yaitu pemain drama. Pengertian aktor bisa menjangkau pemain
pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.
20. Improvisasi
Improvisasi adalah
gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan
pemeranan.
21. Latihan yang dapat
dilakukan untuk menciptakan gerak:
a) Latihan cermin
b) Latihan gerak dan tatap
mata
c) Latihan melenturkan
tubuh
d) Latihan gerak bersama
e) Latihan gerak mengalir
22. Mengekspresikan watak
tokoh
Kemampuan akting
biasanya bertolak dari latihan mimik (ekspresi wajah). Selain itu, kita juga
dapat menggunakan apa yang disebut “bermain dari dalam”. Maksudnya adalah jika
seorang pemeran dapat menghayati gejolak batin yang sedang dialami oleh tokoh,
dengan sendirinya akan lahir ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaannya saat
itu. Jika seorang pemeran dapat merasakan kesedihan ataupun kegembiraan tokoh
yang dimainkan, dengan sendirimya perasaan tersebut akan tercermin dalam
ekspresi wajahnya. Ekspresi wajah sedih akan lahir dari rasa sedih, sedangkan
ekspresi wajah gembira akan lahir dari rasa gembira. Oleh karena itu, seorang
pemeran dituntut untuk benar-benar menghayati dan merasakan segala yang dialami
oleh tokoh yang akan diperankan.
23. Tata Busana
Tata
busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara
mengenakannya. Tata rias sebenarnya memilki hubungan yang erat dengan tata
rias. Karena itu, tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap penata rias.
Artinya, penata rias sekaligus juga menjadi penata busana. Dengan kata lain,
tata rias dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling
mendukung.
Akan
tetapi, sering pula terjadi tugas penat rias dipisahkan dengan tugas mengatur
pakaian. Artinya, penata rias hanya khusus merias wajah, sedangkan penata
busana yang mengatur pakaian/busana para pemain dengan pertimbangan untuk
mempermudah dan mempercepat kerja. Meskipun demikian, penata rias dan penata
busana harus bekrja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling
membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Penata rias dan penata busana hars
mampu menafsirkan dan memantas-mantaskan rias dan pakaian yang akan di
pentaskan oleh pemain.
24. Tata Panggung
Panggung
adalah tempat para aktor memeragakan lakon drama. Sebagai area pertunjukan,
biasanya panggung dibuat sedikit lebih tinggi daripada lantai. Sering pula
lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang pling jauh masih
dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut dengan jelas.
Tata
panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk permainan drama. Petugas
yang menata panggung disebut penata panggung. Penata panggung biasanya terdiri
dari beberapa orang (tim) supaya dapat mengubah keadaan panggung dengan cepat.
Panggung
menggambarkan tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu peristiwa.
Peristiwa yang terjadi dalam suatu babak berbeda dalam tempat, waktu, dan
suasana yang berbeda dengan peristiwa dalam babak yang lain. Untuk itu,
penataan panggung harus diubah-ubah.
Penataan
panggung tugasnya hanya menururi apa yang diminta naskah. Meskipun demikian,
secara kreatif ia boleh menambahkan, mengurangi, atau mengubah letak perabotan
asal perubahan itu menambah baiknya keadaan panggung. Berkaitan dengan itu,
penata panggung sebaikinya dipilih orang-orang yang mengerti keindahan dan tahu
komposisi yang baik, meletakkan barang-barang di panggung tidak sembarangan.
Sebab, mengatur panggung ada seninya. Komposisi yang tepat akan menimbulkan
keindahan dan keindahan menimbulkan rasa senang.
25. Tata Lampu
Tata
lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, tata lampu erat
hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung memang harus
disesuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan. Di rumah orang miskin, di
rumah orang kaya, semuanya memerlukan penyesuaian. Demikian pula dengan waktu
terjadinya, apakah pagi, siang, atau malam.
Yang
mengatur seluk-beluk pencahayaan di panggung adalah penata lampu. Penata lampu
biasanya menggunkn alat yang disebut spot light, yaitu semacam kotak
besar berlensa yang berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu selalu
berhubungan dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti
teknik kelistrikan. Sebab, adakalanya lampu tiba-tiba harus dimatikan sejenak
lalu dihidupkan kembali. Ada kemungkinan tiba-tiba ada gangguan listrik. Untuk
menghadapi hal seperti itu penata lampu yang tidak memahami teknik kelistrikan
tentu akan bingung, yang akibatnya pencahayaan di panggung menjadi kacau dn
pertunjukan drama menjdi gagal.
26. Tata Suara
Tata
suara bukan hanya pengatura pengeras suara ( sound system ), melainkan juga
musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang digambarkan
terasa lebih menyakinkan bagi para penonton.
Alat
musik yang digunakan pada saat suasana sedih mungkin hanya seruling yang ditiup
mendayu-dayu menyayat hati. Demikian pula jika adegan pertengkaran, dan
suasananya pana akan lebih terasa bila iringi dengan musik yang berirama cepat
dan keras.
Iringan
musik tidak dijelaskan dalam naskah. Penjelasaannya hanya secara umum saja,
misalkan diringi musik pelan, sendu, atau sedih. Urusan pengiringan musik
ini diserahkan sepenuhnya kepada penata suara atau penata musik. Musik
pengiring dimainkan dibalik layar agar tidak terlihat penonton dan tidak
mengganggu para pemain drama. Kekerasan suara juga harus diatur untuk
mencitakan permainan drama yang indah.
27. Naskah
drama (siswa mencari naskah drama)
G. Strategi Pembelajaran
:
Tatap Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
Memahami dan merankan tokoh sesuai dengan dialog
yang akan diperankan
|
Menyampaikan dialog disertai
gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh
|
Siswa dapat menyampaikan dialog
disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh
|
H. Metode pembelajaran :
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
-
Ceramah
-
Demonstrasi/Peragaan model
-
Bermain peran
I. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran :
A. Kegiatan Awal (5 menit)
Pertemuan Pertama:
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan
pembelajaran.
2. Mengkondisikan kelas.
3. Mengecek kehadiran siswa.
4. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru bertanya mengenai materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
6. Siswa ditanya mengenai
unsur-unsur intrinsik drama.
7. Guru dan siswa bertukar
pengalaman tentang penokohan dalam drama.
8. Membentuk kelompok diskusi.
Pertemuan
Kedua:
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan
pembelajaran.
2. Mengkondisikan kelas.
3. Mengecek kehadiran siswa.
4. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru bertanya mengenai materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
6. Peserta
didik bertukar pengalaman dengan Guru tentang pengalamannya dalam bermain
drama.
7. Membentuk kelompok diskusi.
B. Kegiatan Inti (30 menit)
Pertemuan Pertama:
Eksplorasi
1. Siswa
memahami hal ihwal teks drama.
2. Siswa
menyampaikan secara lisan hal ihwal teks drama secara bergantian.
Elaborasi
1.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan
nama kelompok Chairil Anwar, Taufik Ismail, Amir Hamzah, W.S Rendra, dan Hamka
dengan teknik berhitung 1 sampai 5 sejumlah siswa dalam satu kelas dengan
memperhatikan gender. Siswa yang menyebut angka 1 berkelompok dengan angka 1,
angka 2 berkelompok dengan angka 2 dan seterusnya.
2.
Setiap kelompok diberi lembar kerja, yaitu
menjodohkan soal yang diberikan oleh guru.
3.
Setelah selesai mengerjakan, setiap kelompok
memajangkan hasil kerja siswa pada sebuah karton kemudian ditempelkan di
dinding.
4.
Dua orang siswa dalam kelompok berperan sebagi
penyaji kelompok.
5.
Setiap kelompok secara bergantian melakukan
kunjung karya antarkelompok dan memberikan apresiasi terhadap hasil karya
kelompok yang mereka kunjungi. Dan siswa diperkenankan untuk bertanya kepada
kelompok yang dikunjungi jika hasil karyanya tidak mengerti ataupun tidak satu
pendapat dengan kelompok yang berkunjung.
6.
Siswa dan guru memeriksa hasil kerja siswa.
7.
Siswa memberikan alasan atas hasil kerja siswa.
8.
Siswa mempersentasikan kesimpulan dari apa yang
telah dipelajarinya.
9.
Guru meluruskan dan mengembangkan hasil kerja
siswa.
10. Guru
memberikan penghargaan pada semua kelompok atas prestasi yang telah dicapai.
Konfirmasi
1. Siswa dipersilakan
bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
2. Siswa dan guru menyimpulkan
tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Guru menjelaskan
tentang hal-hal yang belum diketahui.
4. Siswa diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pengalaman siswa pada saat mengerjakan soal
menjodohkan.
5. Siswa dan guru
memberikan komentar serta apresiasi yang positif terhadap hasil pekerjaan
siswa.
6. Siswa dan guru
berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan bagaimana memahami dialog disertai dengan
gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh
Pertemuan
Kedua:
Eksplorasi
1. Siswa membaca
dan memahami teks drama yang akan diperankan.
2. Siswa menyampaikan
secara lisan tentang teks drama yang akan diperankan secara bergantian.
Elaborasi
1. Siswa
belajar menghayati watak tokoh dalam naskah drama yang mereka pilih.
2. Siswa membagi peran
masing-masing sesuai dengan naskah drama.
3. Siswa
belajar menyampaikan dialog diserati gerak-gerik dan mimik sesuai watak tokoh
yang akan diperankan.
4. Siswa secara
berkelompok mempersiapkan untuk melakukan pengamatan pemeranan drama
kelompok lain di depan kelas.
5. Perwakilan kelompok
yang menjadi pengamat melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain
menanggapi.
6. Semua siswa melakukan
tanya jawab dan diskusi sehingga menjadi saling berinteraksi
Konfirmasi
1. Siswa dipersilakan
bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
2. Siswa dan guru menyimpulkan
tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Guru menjelaskan
tentang hal-hal yang belum diketahui.
4. Siswa diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pengalaman siswa pada saat bermain peran.
5. Siswa dan guru
memberikan komentar serta apresiasi yang positif terhadap hasil pekerjaan
siswa.
6. Siswa dan guru
berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan bagaimana menyampaikan dialog disertai dengan
gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan
diperankan.
C. Kegiatan Akhir (10
menit)
Pertemuan Pertama:
1. Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru untuk mereview materi yang telah dipelajari.
2. Siswa dan guru
menyimpulkan bagaimana memahami dialog, gerak-gerik, mimik, dan hal
ihwal dalam menyampaikan dialog yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan
diperankan.
3. Siswa
diminta mengungkapkan pengalamannya perihal proses kegiatan materi yang telah
dipelajarinya.
4. Siswa mengumpulkan
hasil kerja sebagai portofolio.
5. Siswa diberikan
apresiasi dan motivasi terhadap hasil pekerjaannya.
6. Siswa dan guru
bersama-sama merefleksi manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
7. Siswa menyimak
informasi mengenai tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dan tugas
pengayaan.
Pertemuan Kedua:
1. Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru untuk mereview materi yang telah dipelajari.
2. Siswa dan guru
menyimpulkan bagaimana memahami dan menyampaikan dialog disertai dengan
gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan
diperankan.
3. Siswa diminta
menjelaskan kesulitannya dalam menghayati watak tokoh yang diperankannya.
4. Siswa
diminta mengungkapkan pengalamannya mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh
yang diperankannya.
5. Siswa mengumpulkan
hasil kerja sebagai portofolio.
6. Siswa diberikan
apresiasi dan motivasi terhadap hasil pekerjaannya.
7. Siswa dan guru
bersama-sama merefleksi manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
8. Siswa menyimak
informasi mengenai tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dan tugas
pengayaan.
J. Alat dan Sumber Belajar
:
1. Alat pembelajaran:
- Infokus
- Laptop
2. Sumber belajar:
- Mafrukhi, ddk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia
Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
- LKS
K. Penilaian :
a. Jenis Evaluasi:
- Tugas Kelompok
- Tugas
Individu
b.
Bentuk Instrumen:
-
Penugasan
-
Format Pengamatan
c. Instrumen:
Pertemuan Pertama:
-
Tatap Muka
-
Mandiri
-
Tugas Kelompok
Jodohkanlah pernyataan pada bagian A
dengan jawaban yang tepat pada bagian B.
A
|
B
|
1.adegan
|
a.
perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan
emosi yang dialami pemain.
|
2. Babak
|
b. “setting tempat halaman rumah di sebuah kampung.
waktu malam hari. dari luar terdengar suara gaduh derap langkah orang berlari
sambil berteriak maling diiringi musik pembuka. lampu fade in. seorang maling
masuk, panik. kemudian ia menyembunyikan bungkusan curiannya di semak-semak.
kemudian ia berlari sembunyi. lalu warga masuk panggung berlari dari salah
satu sisi dan langsung keluar di sisi yang lain. kemudian mereka kembali
sambil mencari-cari.”
|
3. Lafal
|
c. menggambarkan satu suasana yang tidak selalu
diikuti dengan penggantian setting.
|
4. Intonasi
|
d.
ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
|
5. Nada
|
e. cara pengucapan bunyi
bahasa. Dalam drama, bunyi-bunyi
itu harus terdengar dengan benar dan jelas sehingga pendengar dapat memahami
dialog-dialognya.
|
6. Prolog
|
f. biasanya dibuat sedikit lebih tinggi daripada
lantai. sering pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton
yang pling jauh masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut
dengan jelas.
|
7. Mimik
|
g. ditandai dengan turunnya layar, atau lampu
penerang panggung dimatikan sejenak. bila lampu itu dinyalakan kembali atau
layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang
menggambarkan setting yang berbeda. baik setting tempat, waktu, maupun
suasana terjadinya suatu peristiwa.
|
8. Pantonim
|
h. gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan, kaki,
kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain
|
9. Pantomimik
|
i. gerakan-gerakan atau
ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
|
10. Blocking
|
j. aturan berpindah tempat
dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
|
11. Gestur
|
k. cerita lengkap dan langsung tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi.
|
12. Tata busana
|
l. tidak mengisahkan cerita langsung, penuturan
ceritanya diganti dengan dialog para tokoh, mengutamakan ucapan-ucapan atau
pembicaran para tokoh.
|
13. Tata panggung
|
m.
keras-lemahnya pengucapan kata-kata tertentu, bermanfaat untuk
memperjelas maksud suatu kalimat.
|
14. Improvisasi
|
n. pengaturan pakaian pemain baik bahan, model,
maupun cara mengenakannya.
|
15. Naskah drama
|
o. berperan
dalam memperjelas maksud dialog, terutama yang berkaitan dengan unsur
emosinya.
|
|
p. naik turunnya lagu kalimat.
Unsur ini sangat penting
dalam drama. Tidak hanya membedakan maksud-maksud kalimatnya, tetapi juga
dalam menghidupkan drama itu sendiri.
|
Kunci Jawaban Pertemuan Pertama:
1. C
2. G
3. E
4. P
5. M
6. B
7. O
8. D
9. A
10. J
11. H
12. N
13. F
14. I
15. L
Pertemuan Kedua:
-
Terstruktur
-
Tugas Kelompok
1. Buatlah/carilah naskah
drama, kemudian bacalah dan pahamilah satu adegan dari naskah drama tersebut!
2. Hayatilah penokohannya
dalam naskah drama tersebut!
3. Perankan dan sampaikan
dialog naskah drama tersebut berdasarkan tokoh drama tersebut dengan
gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh!
4. Sampaikanlah dialog
dengan lafal, intonasi, nada yang jelas
sesuai dengan watak tokoh dalam naskah drama tersebut!
L. Kriteria dan Rubrik Penilaian
Kompetensi Dasar :
Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh.
Pertemuan Pertama:
Jumlah soal adalah 15, setiap butir
soal memiliki skor 10 sehingga jumlah skor jawaban benar semua adalah 150.
Skor yang diperoleh
|
||||
Nilai =
|
------------------------
|
X
|
100
|
= . . .
|
Skor Maksimum (150)
|
Pertemuan Kedua:
No.
|
Kriteria Penilaian
|
Deskriptor
|
Skala Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
Gerak tubuh
|
Gerak-gerik tubuh sesuai dengan watak tokoh
|
|
|
|
|
|
2.
|
Mimik
|
Mimik sesuai dengan watak tokoh
|
|
|
|
|
|
3.
|
Penghayatan
|
Penghayatan dengan cara berdialog dalam
menggambarkan watak tokoh
|
|
|
|
|
|
4.
|
Lafal
|
Kejelasan dan ketepatan pelafalan setiap kata
|
|
|
|
|
|
5.
|
Intonasi
|
Ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada dialog dengan
watak tokoh dan konteks naskah drama
|
|
|
|
|
|
6.
|
Nada
|
Ketepatan penyajian keras-lemahnya
pengucapan kata-kata tertentu sesuai dengan watak tokoh
dan konteks naskah drama
|
|
|
|
|
|
Skor Total
|
|
Keterangan: penilaian berdasarkan
deskriptor yang sudah tersedia dengan memberikan skala nilai 1 jika tidak
tepat, 2 jika kurang tepat, 3 jika cukup, 4 jika baik, dan 5 jika sangat baik.
Penghitungan skor total:
Skor yang diperoleh
|
||||
Nilai =
|
------------------------
|
X
|
100
|
= . .
.
|
Skor total (30)
|
||||
..........,....................
Mengetahui,
Guru Pamong
|
Guru
PPL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
|
|
|
Drs.
Hj. Dede Susanna
|
Riska Ramdiani
|
No comments:
Post a Comment