https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya.: RPP BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER I https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Monday, November 30, 2015

RPP BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER I



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : MAN 1 Garut
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semerter            : XI/1
Alokasi waktu             : 4 x 45 menit
A.    Standar kompetensi :
Berbicara : 6. Memerankan tokoh dalam pementasan drama
B.     Kompetensi dasar :
6.1  Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik,   sesuai dengan watak tokoh
C.    Indikator pencapaian kompetensi :
1.      Memahami isi dialog naskah drama.
2.      Memahami watak tokoh dalam dialog drama.
3.      Memahami dialog, gerak-gerik, dan mimik sesuai dengan watak tokoh dalam dialog naskah drama.
4.      Memahami lafal, intonasi, dan nada yang jelas dalam dialog naskah drama.
5.      Membaca dialog naskah drama yang akan diperankan.
6.      Menghayati watak tokoh yang akan diperankan.
7.      Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh.
8.      Menyampaikan dialog naskah drama dengan lafal, intonasi, nada yang jelas.
D.    Tujuan pembelajaran :
Setelah siswa mengikuti dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan:
1.      Siswa mampu memahami isi dialog naskah drama.
2.      Siswa mampu memahami watak tokoh dalam dialog drama.
3.      Siswa mampu memahami dialog, gerak-gerik, dan mimik sesuai dengan watak tokoh dalam dialog naskah drama.
4.      Siswa mampu ,emahami lafal, intonasi, dan nada yang jelas dalam dialog naskah drama.
5.      Siswa mampu membaca dialog naskah drama yang akan diperankan.
6.      Siswa mampu menghayati watak tokoh yang akan diperankan.
7.      Siswa mampu menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh.
8.      Siswa mampu menyampaikan dialog naskah drama dengan lafal, intonasi, nada yang jelas.
E.     Karakteristik siswa yang diharapkan :
1.      Terampil
2.      Kritis
3.      Cinta tanah air
4.      Komunikatif
5.      Tanggung jawab
6.      Respontif
7.      Santun
8.      Religius
9.      peduli
F.     Materi pembelajaran :
Kata drama secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dran. Kata dran berarti to do atau to act. Dalam perkembangannya drama berarti suatu karangan prosa atau puisi yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan. Untuk mementaskan drama perlu proses yang panjang. Proses tersebut sebagai berikut.
a.       Penelitian atau penyeleksian naskah
Naskah drama diseleksi apakah layak dan dapat dipentaskan atau tidak. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan.
Bentuk naskah drama dan susunannya berbeda dengan naskah cerita pendek atau novel. Naskah cerita pendek atau novel berisi cerita lengkap dan langsung tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sebaliknya naskah drama tidak mengisahkan cerita langsung. Penuturan ceritanya diganti dengan dialog para tokoh. Jadi naskah drama itu mengutamakan ucapan-ucapan atau pembicaran para tokoh.
b.      Penafsiran atau penghayatan naskah
Naskah drama ditafsirkan tentang isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan ceritanya.
c.       Pemilihan peran atau tokoh
Pemilihan peran disebut juga casting. Dalam proses ini pemain drama ditunjuk menjadi salah satu tokoh dalam naskah drama. Pemain yang telah ditujuk harus memahami atau mengekspresikan watak, sifat, tingkah laku, dan gerakan tokoh yang akan dimainkan.
d.      Latihan
Para pemain drama harus benar-benar berlatih memerankan tokoh. Pemain harus mengekspresikan dialog yang telh dipelajarinya.
e.       Membaca dan memerankan dialog naskah drama
Agar dialog dlam drama lebih ekspresif dan dapat menunjukkan karakter tokohnya, kita harus memperhatikan lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik dan gerak-gerik. Ada beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam membaca dan memerankan dialog naskah drama.
1.      Perwatakan
Perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh cerita. Perwatakan berfungsi menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dengan cara menggambarkan watak atau sifat-sifat tokoh-tokoh cerita. Watak atau tokoh dalam cerita terbagi atas 3 macam, yaitu:
1.      Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita.
2.      Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan Protagonis.
3.      Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.
2.      Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu. Penokohan dapat digambarkan melalui dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau pikiran-pikiran tokoh. Melalui penokohan, dapat diketahui bahwa karakter tokoh adalah seorang yang baik, jahat, atau bertanggung jawab.
3.      Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa. Dalam drama, bunyi-bunyi itu harus terdengar dengan benar dan jelas sehingga pendengar dapat memahami dialog-dialognya. Agar mampu mengucapkan bunyi bahasa dengan baik, kita harus melakukan latihan berikut.
1.       Mengucapkan alphabet dengan benar.
2.       Memvariasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun dan sebagainya.
3.       Membaca kalimat dengan berbagai variasibentuk mulut yang benar.
4.      Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi sangat penting dalam drama. Tidak hanya membedakan maksud-maksud kalimatnya, tetapi juga dalam menghidupkan drama itu sendiri.
5.      Tekanan/nada
Tekanan/nada berkaitan dengan keras-lemahnya pengucapan kata-kata tertentu. Tekanan bermanfaat untuk memperjelas maksud suatu kalimat.
6.      Pengucapan pengembangan, dapat dicapai melalui empat cara, yaitu sebagai berikut.
a)      Menaikkan volume suara.
b)      Menaikkan tinggi nada.
c)      Menaikan kecepatan tempo suara.
d)     Mengurangi volume tinggi nada dan kecapatan tempo suara.
7.      Babak
Babak merupakan bagian dari lakon drama. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
8.      Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
9.      Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebahnya, prolog sering berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
10.  Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambill dari tontonan drama yang baru saja disajikan.
11.  Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
12.  Mimik
Mimik atau roman muka berperan dalam memperjelas maksud dialog, terutama yang berkaitan dengan unsure emosinya. Beragam emosi seperti gugup, bingung, kecewa atau marah dapat dijelaskan melalui mimik.
13.  Pantomim
Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tuhuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
14.  Pantomimik
Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
15.   Gestur
Dalam bermain drama, seorang aktor harus melakukan sejumlah gerakan yang sesuai dengan tuntutan naskah drama. Gerakan itupun harus sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan. Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
16.  Bloking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
17.  Gait
Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
18.  Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkannya. Bila gerakan-gerakan itu terlalu banyak, dinamakan over akting (laku lajak).
19.  Aktor
Aktor adalah orang yang melakukan akting, yaitu pemain drama. Pengertian aktor bisa menjangkau pemain pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.
20.  Improvisasi
Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
21.  Latihan yang dapat dilakukan untuk menciptakan gerak:
a)      Latihan cermin
b)      Latihan gerak dan tatap mata
c)      Latihan melenturkan tubuh
d)     Latihan gerak bersama
e)      Latihan gerak mengalir
22.  Mengekspresikan watak tokoh
Kemampuan akting biasanya bertolak dari latihan mimik (ekspresi wajah). Selain itu, kita juga dapat menggunakan apa yang disebut “bermain dari dalam”. Maksudnya adalah jika seorang pemeran dapat menghayati gejolak batin yang sedang dialami oleh tokoh, dengan sendirinya akan lahir ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaannya saat itu. Jika seorang pemeran dapat merasakan kesedihan ataupun kegembiraan tokoh yang dimainkan, dengan sendirimya perasaan tersebut akan tercermin dalam ekspresi wajahnya. Ekspresi wajah sedih akan lahir dari rasa sedih, sedangkan ekspresi wajah gembira akan lahir dari rasa gembira. Oleh karena itu, seorang pemeran dituntut untuk benar-benar menghayati dan merasakan segala yang dialami oleh tokoh yang akan diperankan.
23.  Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara mengenakannya. Tata rias sebenarnya memilki hubungan yang erat dengan tata rias. Karena itu, tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap penata rias. Artinya, penata rias sekaligus juga menjadi penata busana. Dengan kata lain, tata rias dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling mendukung.
Akan tetapi, sering pula terjadi tugas penat rias dipisahkan dengan tugas mengatur pakaian. Artinya, penata rias hanya khusus merias wajah, sedangkan penata busana yang mengatur pakaian/busana para pemain dengan pertimbangan untuk mempermudah dan mempercepat kerja. Meskipun demikian, penata rias dan penata busana harus bekrja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Penata rias dan penata busana hars mampu menafsirkan dan memantas-mantaskan rias dan pakaian  yang akan di pentaskan oleh pemain.
24.  Tata Panggung
Panggung adalah tempat para aktor memeragakan lakon drama. Sebagai area pertunjukan, biasanya panggung dibuat sedikit lebih tinggi daripada lantai. Sering pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang pling jauh masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut dengan jelas.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk permainan drama. Petugas yang menata panggung disebut penata panggung. Penata panggung biasanya terdiri dari beberapa orang (tim) supaya dapat mengubah keadaan panggung dengan cepat.
Panggung menggambarkan tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu  peristiwa. Peristiwa yang terjadi dalam suatu babak berbeda dalam tempat, waktu, dan suasana yang berbeda dengan peristiwa dalam babak yang lain. Untuk itu, penataan panggung harus diubah-ubah.
Penataan panggung tugasnya hanya menururi apa yang diminta naskah. Meskipun demikian, secara kreatif ia boleh menambahkan, mengurangi, atau mengubah letak perabotan asal perubahan itu menambah baiknya keadaan panggung. Berkaitan dengan itu, penata panggung sebaikinya dipilih orang-orang yang mengerti keindahan dan tahu komposisi yang baik, meletakkan barang-barang di panggung tidak sembarangan. Sebab, mengatur panggung ada seninya. Komposisi yang tepat akan menimbulkan keindahan dan keindahan menimbulkan rasa senang.
25.  Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, tata lampu erat hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung memang harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan. Di rumah orang miskin, di rumah orang kaya, semuanya memerlukan penyesuaian. Demikian pula dengan waktu terjadinya, apakah pagi, siang, atau malam.
Yang mengatur seluk-beluk pencahayaan di panggung adalah penata lampu. Penata lampu biasanya menggunkn alat yang disebut spot light, yaitu semacam kotak besar berlensa yang berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu selalu berhubungan dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan. Sebab, adakalanya lampu tiba-tiba harus dimatikan sejenak lalu dihidupkan kembali. Ada kemungkinan tiba-tiba ada gangguan listrik. Untuk menghadapi hal seperti itu penata lampu yang tidak  memahami teknik kelistrikan tentu akan bingung, yang akibatnya pencahayaan di panggung menjadi kacau dn pertunjukan drama menjdi gagal.
26.  Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengatura pengeras suara ( sound system ), melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang digambarkan terasa lebih menyakinkan bagi para penonton.
Alat musik yang digunakan pada saat suasana sedih mungkin hanya seruling yang ditiup mendayu-dayu menyayat hati. Demikian pula jika adegan pertengkaran, dan suasananya pana akan lebih terasa bila iringi dengan musik yang berirama cepat dan keras.
Iringan musik tidak dijelaskan dalam naskah. Penjelasaannya hanya secara umum saja, misalkan diringi musik pelan, sendu, atau sedih. Urusan  pengiringan musik ini diserahkan sepenuhnya kepada penata suara atau penata musik.  Musik pengiring dimainkan dibalik layar agar tidak terlihat penonton dan tidak mengganggu para pemain drama. Kekerasan suara juga harus diatur untuk mencitakan permainan drama yang indah.
27.  Naskah drama (siswa mencari naskah drama)
G.    Strategi Pembelajaran :
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
Memahami dan merankan tokoh sesuai dengan dialog yang akan diperankan
Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik,   sesuai dengan watak tokoh
Siswa dapat menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh
H.    Metode pembelajaran :
-          Diskusi
-          Tanya Jawab
-          Ceramah
-          Demonstrasi/Peragaan model
-          Bermain peran
I.       Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
A.    Kegiatan Awal (5 menit)
Pertemuan Pertama:
1.      Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan pembelajaran.
2.      Mengkondisikan kelas.
3.      Mengecek kehadiran siswa.
4.      Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5.      Guru bertanya mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
6.      Siswa ditanya mengenai unsur-unsur intrinsik drama.
7.      Guru dan siswa bertukar pengalaman tentang penokohan dalam drama.
8.      Membentuk kelompok diskusi.
Pertemuan Kedua:
1.      Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan pembelajaran.
2.      Mengkondisikan kelas.
3.      Mengecek kehadiran siswa.
4.      Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5.      Guru bertanya mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
6.      Peserta didik bertukar pengalaman dengan Guru tentang pengalamannya dalam bermain drama.
7.      Membentuk kelompok diskusi.
B.     Kegiatan Inti (30 menit)
Pertemuan Pertama:
Eksplorasi
1.      Siswa memahami hal ihwal teks drama.
2.      Siswa menyampaikan secara lisan hal ihwal teks drama secara bergantian.
Elaborasi
1.      Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan nama kelompok Chairil Anwar, Taufik Ismail, Amir Hamzah, W.S Rendra, dan Hamka dengan teknik berhitung 1 sampai 5 sejumlah siswa dalam satu kelas dengan memperhatikan gender. Siswa yang menyebut angka 1 berkelompok dengan angka 1, angka 2 berkelompok dengan angka 2 dan seterusnya.
2.      Setiap kelompok diberi lembar kerja, yaitu menjodohkan soal yang diberikan oleh guru.
3.      Setelah selesai mengerjakan, setiap kelompok memajangkan hasil kerja siswa pada sebuah karton kemudian ditempelkan di dinding.
4.      Dua orang siswa dalam kelompok berperan sebagi penyaji kelompok.
5.      Setiap kelompok secara bergantian melakukan kunjung karya antarkelompok dan memberikan apresiasi terhadap hasil karya kelompok yang mereka kunjungi. Dan siswa diperkenankan untuk bertanya kepada kelompok yang dikunjungi jika hasil karyanya tidak mengerti ataupun tidak satu pendapat dengan kelompok yang berkunjung.
6.      Siswa dan guru memeriksa hasil kerja siswa.
7.      Siswa memberikan alasan atas hasil kerja siswa.
8.      Siswa mempersentasikan kesimpulan dari apa yang telah dipelajarinya.
9.      Guru meluruskan dan mengembangkan hasil kerja siswa.
10.  Guru memberikan penghargaan pada semua kelompok atas prestasi yang telah dicapai.
Konfirmasi
1.      Siswa dipersilakan bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3.      Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
4.      Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pengalaman siswa pada saat mengerjakan soal menjodohkan.
5.      Siswa dan guru memberikan komentar serta apresiasi yang positif terhadap hasil pekerjaan siswa.
6.      Siswa dan guru berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan bagaimana memahami dialog disertai dengan gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh
Pertemuan Kedua:
Eksplorasi
1.      Siswa membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan.
2.      Siswa menyampaikan secara lisan tentang teks drama yang akan diperankan secara bergantian.
Elaborasi
1.      Siswa belajar menghayati watak tokoh dalam naskah drama yang mereka pilih.
2.      Siswa membagi peran masing-masing sesuai dengan naskah  drama.
3.      Siswa belajar menyampaikan dialog diserati gerak-gerik dan mimik sesuai watak tokoh yang akan diperankan.
4.      Siswa secara berkelompok  mempersiapkan untuk melakukan pengamatan pemeranan drama kelompok lain di depan kelas.
5.      Perwakilan kelompok yang menjadi pengamat melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain menanggapi.
6.      Semua siswa melakukan tanya jawab dan diskusi sehingga menjadi  saling berinteraksi
Konfirmasi
1.      Siswa dipersilakan bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3.      Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
4.      Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pengalaman siswa pada saat bermain peran.
5.      Siswa dan guru memberikan komentar serta apresiasi yang positif terhadap hasil pekerjaan siswa.
6.      Siswa dan guru berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan bagaimana menyampaikan dialog disertai dengan gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan diperankan.
C.     Kegiatan Akhir (10 menit)
Pertemuan Pertama:
1.      Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru untuk mereview materi yang telah dipelajari.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan bagaimana memahami dialog, gerak-gerik, mimik, dan hal ihwal dalam menyampaikan dialog yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan diperankan.
3.      Siswa diminta mengungkapkan pengalamannya perihal proses kegiatan materi yang telah dipelajarinya.
4.      Siswa mengumpulkan hasil kerja sebagai portofolio.
5.      Siswa diberikan apresiasi dan motivasi terhadap hasil pekerjaannya.
6.      Siswa dan guru bersama-sama merefleksi manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
7.      Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dan tugas pengayaan.
Pertemuan Kedua:
1.      Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru untuk mereview materi yang telah dipelajari.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan bagaimana memahami dan menyampaikan dialog disertai dengan gerak-gerik dan mimik yang tepat sesuai dengan watak tokoh yang akan diperankan.
3.      Siswa diminta menjelaskan kesulitannya dalam menghayati watak tokoh yang diperankannya.
4.      Siswa diminta mengungkapkan pengalamannya mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh yang diperankannya.
5.      Siswa mengumpulkan hasil kerja sebagai portofolio.
6.      Siswa diberikan apresiasi dan motivasi terhadap hasil pekerjaannya.
7.      Siswa dan guru bersama-sama merefleksi manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
8.      Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dan tugas pengayaan.
J.      Alat dan Sumber Belajar :
1.      Alat pembelajaran:
-      Infokus
-      Laptop
2.      Sumber belajar:
-      Mafrukhi, ddk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
-      LKS
K.    Penilaian :
a.       Jenis Evaluasi:
-      Tugas Kelompok
-      Tugas Individu
b.      Bentuk Instrumen:
-      Penugasan
-      Format Pengamatan
c.       Instrumen:
Pertemuan Pertama:
-      Tatap Muka
-      Mandiri
-      Tugas Kelompok
Jodohkanlah pernyataan pada bagian A dengan jawaban yang tepat pada bagian B.
A
B
1.adegan
a. perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
2. Babak
b. “setting tempat halaman rumah di sebuah kampung. waktu malam hari. dari luar terdengar suara gaduh derap langkah orang berlari sambil berteriak maling diiringi musik pembuka. lampu fade in. seorang maling masuk, panik. kemudian ia menyembunyikan bungkusan curiannya di semak-semak. kemudian ia berlari sembunyi. lalu warga masuk panggung berlari dari salah satu sisi dan langsung keluar di sisi yang lain. kemudian mereka kembali sambil mencari-cari.
3. Lafal
c. menggambarkan satu suasana yang tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
4. Intonasi
d. ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
5. Nada
e. cara pengucapan bunyi bahasa. Dalam drama, bunyi-bunyi itu harus terdengar dengan benar dan jelas sehingga pendengar dapat memahami dialog-dialognya.
6. Prolog
f. biasanya dibuat sedikit lebih tinggi daripada lantai. sering pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang pling jauh masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut dengan jelas.
7. Mimik
g. ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda. baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
8. Pantonim
h. gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain
9. Pantomimik
i. gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
10. Blocking
j. aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
11. Gestur
k. cerita lengkap dan langsung tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.
12. Tata busana
l. tidak mengisahkan cerita langsung, penuturan ceritanya diganti dengan dialog para tokoh, mengutamakan ucapan-ucapan atau pembicaran para tokoh.
13. Tata panggung
m. keras-lemahnya pengucapan kata-kata tertentu, bermanfaat untuk memperjelas maksud suatu kalimat.
14. Improvisasi
n. pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara mengenakannya.
15. Naskah drama
o. berperan dalam memperjelas maksud dialog, terutama yang berkaitan dengan unsur emosinya.

p. naik turunnya lagu kalimat. Unsur ini sangat penting dalam drama. Tidak hanya membedakan maksud-maksud kalimatnya, tetapi juga dalam menghidupkan drama itu sendiri.

Kunci Jawaban Pertemuan Pertama:
1.      C
2.      G
3.      E
4.      P
5.      M
6.      B
7.      O
8.      D
9.      A
10.  J
11.  H
12.  N
13.  F
14.  I
15.  L
Pertemuan Kedua:
-      Terstruktur
-      Tugas Kelompok
1.      Buatlah/carilah naskah drama, kemudian bacalah dan pahamilah satu adegan dari naskah drama tersebut!
2.      Hayatilah penokohannya dalam naskah drama tersebut!
3.      Perankan dan sampaikan dialog naskah drama tersebut berdasarkan tokoh drama tersebut dengan gerak-gerik dan mimik sesuai dengan watak tokoh!
4.      Sampaikanlah dialog dengan lafal,  intonasi, nada yang jelas sesuai dengan watak tokoh dalam naskah drama tersebut!
L.     Kriteria dan Rubrik Penilaian
Kompetensi Dasar       : Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik,   sesuai dengan watak tokoh.
Pertemuan Pertama:
Jumlah soal adalah 15, setiap butir soal memiliki skor 10 sehingga jumlah skor jawaban benar semua adalah 150.



Skor yang diperoleh



Nilai  =
------------------------
X
100
=  . .  .

Skor Maksimum (150)




Pertemuan Kedua:
No.
Kriteria Penilaian
Deskriptor
Skala Nilai
1
2
3
4
5
1.
Gerak tubuh
Gerak-gerik tubuh sesuai dengan watak tokoh





2.
Mimik
Mimik sesuai dengan watak tokoh





3.
Penghayatan
Penghayatan dengan cara berdialog dalam menggambarkan watak tokoh





4.
Lafal
Kejelasan dan ketepatan pelafalan setiap kata





5.
Intonasi
Ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada dialog dengan watak tokoh dan konteks naskah drama





6.
Nada
Ketepatan penyajian keras-lemahnya pengucapan kata-kata tertentu sesuai dengan watak tokoh dan konteks naskah drama





Skor Total


Keterangan: penilaian berdasarkan deskriptor yang sudah tersedia dengan memberikan skala nilai 1 jika tidak tepat, 2 jika kurang tepat, 3 jika cukup, 4 jika baik, dan 5 jika sangat baik.
Penghitungan skor total:

Skor yang diperoleh



Nilai  =
------------------------
X
100
=  . .  .

Skor total (30)









..........,....................
Mengetahui,
Guru Pamong
Guru PPL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia







Drs. Hj. Dede Susanna
Riska Ramdiani


No comments:

Post a Comment