disusun oleh: Riska Ramdiani
BAB II
Pembahasan
A. Peran seorang guru dalam perkembangan
peserta didik
Berkembang atau tidaknya peserta didik
dalam pendidikan itu adalah tugas seorang guru, bagaimana cara guru
memperhatikan atau lebih tepatnya membimbing peserta didik dan mengetahui sampai
mana perkembangan peserta didik tersebut.
Guru
memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa
serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur
yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan
multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru
sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Guru mempunyai
tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk
membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah
merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses
yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Begitu pentinya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka
hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan
meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar
tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar.
Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
·
Mendidik
dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
·
Memberi
fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
·
Membantu
perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian
diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan
keseluruhan perkembangan kepribadian siswa ia harus mampu menciptakan proses
belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar
aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. (Slameto,
2002)
Peran seorang guru sangat penting dalam
upaya perkembangan peserta didik, maka dari itu akan dijelaskan beberapa peran
penting seorang guru dalam upaya perkembangan peserta didik hal-hal apa saja
yang harus diketahui oleh seorang guru dalam upaya mengembangkan peserta didik,
peran guru dalam proses belajar
mengajar upaya mengembangkan perkembangan peserta
didik, kriteria guru
dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik, komponen
kinerja profesional guru dalam perkembangan peserta didik.
a. Hal-hal yang perlu diketahui oleh guru dalam upaya perkembangan peserta didik
Dalam perkembangan peserta didik, merumuskan
apa-apa yang perlu diketahui oleh guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Beberapa
guru yang handal, sangatlah kharismatik, sementara ada juga guru handal yang
menyebalkan, ada banyak guru yang efektif yang bersifat emosional, namun banyak
pula yang sabar. Banyak guru efektif yang bersifat keras, namun banyak pula
yang bersifat lembut terhadap siswa. Jadi, para profesional dapat memiliki
sifat yang beragam meskipun mereka semua dianggap sebagai profesional yang
handal. Ada hal-hal yang berlaku umum yang harus dimiliki guru yang diyakini
dapat mempercepat proses belajar
mengajar dalam perkembangan peserta didik.
Guru yang efektif, harus memiliki tiga jenis pengetahuan agar
mereka dapat mengajar para siswanya dengan baik dan mengetahui perkembangan peserta didiknya. Ketiga jenis pengetahuan
tersebut adalah :
1) Pengetahuan tentang pembelajar dan bagaimana mereka belajar dan
berkembang dalam konteks sosial.
2)
Pemahaman
tentang mata pelajaran yang diajarkan dan keterampilan yang berkaitan dengan
tujuan sosial pendidikan.
3)
Pemahaman
tentang pengajaran yang berkaitan dengan materi ajar dan siswa yang diajar, sebagaimana
yang diindikasikan dari hasil penilaian dan yang didukung oleh suasana kelas
yang produktif.
Sebagai orang yang profesional, para guru memiliki komitmen untuk
belajar apa yang mereka perlu ketahui agar para siswa yang diajarkannya
berhasil. Visi seorang guru yang profesional harus menciptakan sinergi antara
pengajaran dengan pembelajaran siswa dan mensyaratkan agar guru dapat
menunjukan hasil pembelajaran siswa. Visi guru yang profesional juga
mengharuskan guru benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan mendidik siswa
di alam demokrasi, sehingga, sebagai warga negara mereka dapat berpartisipasi
penuh dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi.
b. Peran guru dalam proses belajar mengajar upaya mengembangkan perkembangan peserta
didik
1)
Guru
dalam proses belajar mengajar
“Guru yang bermutu memungkinkan siswanya untuk tidak hanya dapat
mencapai standar nilai akademik secara nasional, tetapi juga mendapatkan
pengetahuan dan keahlian yang penting untuk belajar selama hidup mereka.”
(Elaine B. Johnson)
Mengajar sifatnya sangat kompleks, karena melibatkan aspek
pedagogis, psikologis, dan didaktris secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk
pada kenyataan bahwa mengajar di sekolah berlangsung dalam suatu lingkungan
pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mendampingi para siswanya menuju
kesuksesan belajar atau kedewasaan. Aspek Psikologis menunjuk pada kenyataan
bahwa para siswa yang belajar pada umumnya, memiliki taraf perkembangan yang
berbeda satu dengan lainnya, sehingga menuntut materi, metode, dan pendekatan
yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Demikian pula halnya
dengan kondisi para siswa, kompetensi, dan tujuan yang harus mereka capai juga
berbeda. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses
belajar itu mengandung variasi. Cara penangkapan siswa terhadap materi
pembelajaran tidak sama. Cara belajar juga beragam.
Menurut Imam Al-Ghazali, kewajiban yang harus diperhatikan oleh
seorang pendidik adalah sebagai berikut :
·
Harus
menaruh kasih sayang terhadap anak didik, dan memperlakukan mereka seperti
perlakuan anak sendiri.
·
Tidak
mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih. Melaksanakan tugas mengajar
bermaksud untuk mencari keridhoan dan mendekatkan diri pada Tuhan.
·
Memberikan
nasihat pada anak didik pada setiap kesempatan.
·
Mencegah
anak didik dari suatu akhlak yang tidak baik.
·
Berbicara
pada anak didik sesuai dengan bahasa dan kemampuan mereka.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh seorang guru agar mencapai hasil maksimal.
Ø Membuat perencanaan pembelajaran
Adanya perencanaan, membuat guru memiliki kerangka dasar dan
orientasi yang lebih konkrit dalam pencapaian tujuan. Perencanaan pembelajaran
mencakup:
·
Tujuan
yang hendak dicapai
·
Bahan
pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan
·
Bagaimana
proses pembelajaran yang akan diciptakan untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien
·
Bagaimana
menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur tujuan tercapai
atau tidak.
Ø Melaksanakan pembelajaran dengan baik
Pelaksaan pembelajaranseharusnya mengacu kepada perencanaan, namun
demikian, seringkali perencanaan tidak dapat dilaksanakan scara maksimal. Guru
yang baik, akan selalu melaksanakan evaluasi mengenai bagaimana proses
pemblajaran yang telah dilakukan ; apakah sudah baik ataukah masih banyak
kekurangan. Dengan demikian, pelaksanaan
pembelajaran akan semakin bermutu.
Ø Memberikan feedback (umpan balik)
Adanya umpan balik berfungsi sebagai sarana untuk membantu
memelihara minat dan antusiasme siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
dapat dilakukan melalui evaluasi. Bagi guru, bentuk umpan balik dpat
dimodifikasi sedemikian rupa secara kreatif sesuai dengan kondisi kelas yang
diajarkannya.
Ø Melakukan komunikasi pengetahuan
Maksudnya, bagaimana guru melakukan transfer ataas pengetahuan yang
dimiliki kepada siswanya, dan melakukan komunikasi dengan baik. Pada tingkat
yang minimal, guru seharusnya menguasai secara utuh terhadap mata pelajaran
yang diasuhnya. Guru tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap mata
pelajaran yang diajarkan, akan kehilangan kewibaan dimata para siswanya.
Ø Guru sebagai model dalam bvidang study yang diajarkannya
Artinya, guru merupakan suri teladan, contoh nyata, atau model yang
dikehendaki oleh mata pelajaran yang diajarkannya tersebut.
2) Peranan guru dalam proses pembelajaran
Ada beberapa peranan guru dalam proses pembelajaran.
Ø Pertama, guru sebagai demonstrator.
Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya.
Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa yang unggul. Menurut The
Liang Gie, karakteristik siswa yang unggul ada tiga, yaitu gairah belajar yang
mantap, semangat maju yang menyala dalam menuntut ilmu dan
kerajinanmengusahakan studi sepanjang waktu ( The Liang Gie, 2002 )
Ø Kedua, guru sebagai pengelola kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil belajar yang baik.
Ø Ketiga, guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai
mediator, guru menjadi perantara hubungan antar manusia. Dalam konteks
kepentingan ini, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang
bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi.
Ø Keempat, guru sebagai evaluator
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang
telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang sudah
diajarkan sudah cukup tepat. Dengan melakukan penilaian guru akan dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta
keefektifan metode mengajar.
c. Kriteria guru dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik
1)
Mengetahui
gaya belajar peserta didik
Siswa sangat beragam dalam hal gaya pembelajaran,yaitu pendekatan
pembelajaran yang paling baik bagi mereka. Perbedaan ini juga kecenderungan
gaya pembelajaran atau gaya kognitif. National task Force on Learning Style and
Brain Behavior menyatakan bahwa “ pola yang konsisten tentang perilaku dan kinerja yang digunakan
individu untuk melakukan pendekatan terhadapa pengalaman pendidikan. Ini adalah
gabungan dari perilaku kognitif, afektif dan psikologis karakteristik yang
berfungsi sebagai indicator yang relatif
tentang cara seorang pembelajar menerima, berinteraksi, dan merespon
lingkungan pembelajaran. “ ( dikutip dalam bennet, 1990, h.94 )
Beberapa orang lebih cepat memepelajari hal-hal yang didengarnya,
orang lain lebih cepat belajar ketika mereka melihat materi tertulis. bebrapa
membutuhksn banyak struktur; ada pula yang paling baik ketika mandiri dan
mengikuti keinginan sendiri. Beberapa membutuhkan kesunyian untuk dapat
berkonsentrasi; lainnya belajar dengan baik dalam lingkungan yang aktif dan
ramai. Pengetahuan tentang gaya belajar siswa membantu membuat pengajaran individual dan memotivasi
siswa.
2) Mampu Membangun Iklim Pembelajaran yang Inspiratif
Dalam usaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang inspiratif,
aspek paling utama yang harus
diperhatikan oleh guru adalah bagaimana guru mampu untuk menarik dan mendorong
minat siswa untuk senang dan menyukai pelajaran. Rasa
senang terhadap pelajaran akan menjadi modal penting dalam diri siswa untuk
menekuni dan menggeluti pelajaran secara lebih optimal. Siswa akan bergairah
dan senantiasa penuh semangat dalam belajar.Salah ssatu usaha penting yang
dapat dilakukan untuk membangkitkan semangat belajar adalah mendesain
pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan.
3)
Mampu
membangun kelas yang peduli
Kelas yang peduli akan menciptakan iklim kelas yang positif yang
membuat dinamika kelas yang kompleks sehingga Guru dan siswa menjadi kelompok
yang terpadu, produktif dan saling mendukung. Dalam upaya untuk mengembvangkan kemampuan ini, ingatlah
semangat yang tulus akan kepedulian adalah inti dari pembelajaran yang efektif.
“ pedagogi yang peduli dapat menciptakan atau mengembalikan kepercayaan diri
yang dibutuhkan untuk ikut sertadalam
kesempatan belajar yang positif dalam kelas. Pedagogi tersebut juga dapat membantu
membentuk landasan moral warga yang bertanggung jawab, keanggotaan &
kepemimpinan komunitas yang produktif, serta keterlibatan seumur hidup dalam
pembelajaran “ ( paul & Colluci, 2000, h. 45 )
Cara membangun kelas yang peduli adalah seorang guru dapat
mendemonstrasikan kepedulian melalui upaya untuk membantu seluruh siswa belajar
sampai potensi sepenuhnya. Guru dapat belajar sebanyak mungkin dari kemampuan
siswa dan hal-hal yang dapat memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
“ Guru yang efektif mengetahui seluruh
siswanya dengan baik “ ( Harris Interactive, 2001. ). Selain itu guru juga dpat
membuat kelas menjadi tempat yang hangat untuk para peserta didik, orang tua /
wali siswa.
4) Memiliki orientasi jauh lebih luas
Guru yang memiliki orientasi jauh lebih luas adalah guru yang inspiratif.
Guru inspiratif tidak hanya terpaku pada kurikulum, tetapi juga memiliki
orientasi yang jauh lebih luas dalam mengembangkan potensi dan potensi para
peserta didik. Dunia memerlukan keduanya, seperti kita memadukan validitas
internal ( dijaga oleh kurikulum ) dan validitas eksternal ( yang dikuasai oleh
guru inspiratif ) dalam penjelajahan ilmu pengetahuan. Guru yang inspiratif
tidak hanya menekankan validitas internal yang bertumpu pada kurikulum, tetapi
juga bagaimana konstektualisasinya dalam validitas eksternal yang berupa
beraneka sikap dan pandangan serta jiwa yang kukuh dalam memandang dan
menghadapi setiap persoalan dan kehidupan yang kompleks. Guru yang
inspiratif adalah guru yang mampu
melahirkan peserta didik yang tangguh dan siap mengahdapi aneka tantangan dan
perubahan yang hebat sekalipun.
d. Komponen kinerja profesional guru dalam perkembangan peserta didik
1) Gaya mengajar
Menurut Donald Medley gaya mengajar guru merujuk pada kemampuan
guru untuk menciptakan iklim kelas. Sementara ahli lain menggambarkan gaya
mengajar itu sebagai (1) aspek ekspresif mengajar, yang menyangkut
karakteristik hubungan emosional antara guru-siswa, seperti hangat atau dingin;
dan (2) aspek instrumental mengajar, yang menyangkut bagaimana guru memberikan
tugas- tugas, mengelola belajar, dan merancang aturan-aturan kelas ( Ornstein,
1990)
2) Kemampuan berinteraksi dengan siswa
Kemampuan guru berinteraksi dengan siswa dimanifestasikan melalui :
·
Komunikasi
Verbal
Dalam study klasik, interaksi antara guru, antara guru dan siswa
dianalasis melalui perilaku bahasa ( linguistic behavior ) guru dan siswa di
dalam kelas. Kegiatan di dalam kelas pada umumnya didominasi oleh interaksi (
verbal ) antara guru dan siswa. Atentang
komunikasrno Bellack , dalam penelitiannya tentang komunikasi dalam mengajar di
kelas, mengklasifikasikan perilaku verbal ( verbal behaviors ) dasar, yang
dinamai juga dengan “moves” ke dalam empat jenis, yaitu sebagai berikut :
Ø Structuring moves yang terkait dengan interaksi permulaan antara
guru dan siswa, seperti mengenalkan tentang topic dari materi pelajaran yang
akan dibahas atau didiskusikan
Ø Soliciting moves yang
dirancang untuk merangsang respons verbal atau fisik. Seperti guru mengajukan
pertanyaan tentang suatu topic tertentu dalam rangka mendorong siswa untuk
meresponnya.
Ø Responding moves yang terjadi setelah soliciting moves
Ø Reacting moves yang berfungsi untuk memodifikasi, mengklasifikasi atau menilai ketiga “ moves “
atau tingkah laku di atas.
·
Komunikasi
Non – Verbal
Menurut Miles Patterson, komunikasi atau perilaku nonverbal di
dalam kelas terkait dengan lima fungsi guru yaitu (1) providing information,
atau mengelaborasi pernyataan verbal (2) regulating interactions, seperti
menuunjuk seseorang (3) expressing intimacy or liking, seperti member senyuman
atau menepuk bahu siswa (4) exercising social control, memperkuat aturan kelas
dengan mendekati atau mengambil jarak (5) facilitating goals, menampilkan suatu
ketrampilan yang memerlukan aktivitas motorik atau gesture
Galloway mengemukakan bahwa komunikasi nonverbal guru dipandang
sebagai perilaku yang mendorong atau membatasi siswa. Ekspresi muka, gesture,
dan gerakan badab guru memberikan penaruh kepada partisipasi dan penampilan
siswa di kelas.
3) Karakteristik pribadi
Ryans mengklasifikasikan
karakteristik guru ke dalam 4 klster dimensi guru yaitu :
Ø Kreatif : guru yang
kreatif bersifat imajinatif , senang
bereksperimen dan orisinal; sedangkan yang tidak kreatif bersifat rutin,
bersifat eksak dan berhati-hati
Ø Dinamis : guru yang dinamis bersifat energetic dan extrovert,
sedangkan yang tidak dinamis bersifat pasif, menghindar dan menyerah
Ø Teroganisasi : guru bersifat sadar akan tujuan, pandai mencari
pemecahan masalah; sedangkan yang tidak terorganisasi bersifat kurang sadar
akan tujuan, tidak memiliki kemampuan mengontrol
Ø Kehangatan : guru yang memiliki kehangatan bersifat pandai bergaul,
ramah, sabar sedangkan yang dingin
bersifat tidak bersahabat, sikap bermusuhan dan tidak sabar
B. Peran sekolah dalam perkembangan peserta
didik
Peran sekolah dalam mengembangkan perserta didik yang berakarakter
dan berdaya saing sangat berpanguruh dalam faktor fisiologi/lingkungan, dimana
suatu sekolah harus menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
komukatif, agar dapat terciptanya peserta didik yang berkarakter positif,
dikarenakan lingkungan sekolah yang negatif bisa sangat berpengaruh dalam
perkembangan psikologis siswa yang akan berdampak buruk terhadap pendidikan.
Oleh karena itu, peranan sekolah sangat penting yaitu dari tata tertib sekolah
misi visi sekolah harus bisa di tanamkan pada setiap peserta didik.
Sekolah harus memfasilitasi perubahan
secara menyeluruh, prinsip pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai
selesai dari suatu satuan pendidikan, semua mata pelajaran mengandung makna
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,
kemudian proses pendidikan yang dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Sebagai indikator sekolah
berkarakter diantaranya sekolah selalu
nampakdalam keadaan bersih dan nyaman,
tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan fasilitasnya, bak
sampah tersedia di tempat-tempat yangg semestinya, taman di halaman terpelihara
dan menimbulkan rasa sejuk. Adanya disiplin,
dimana tenaga kependidikan dan peserta didik datang tepat waktu dan
pembelajaran berlangsung dengan baik, adanya aturan yang sudah disetujui oleh
warga sekolah harus dilaksakan dengan baik. Adanya suasana yang santun guru dan tenaga kependidikan
serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu, adanya masyarakat
sekolah yang berpakaian rapi dan sopan (Balitbangdiknas). Perubahan pembelajaran harus terjadi di
seluruh sekolah sehingga terjadi budaya sekolah. Kepala Sekolah merupakah tokoh
sentral perubahan tsb. Jika hanya satu atau dua guru saja dari sekolah tersebut
yang diberi pelatihan/sosialisasi maka perubahan sulit terjadi. Perubahan
dilakukan dengan melaksanakan penguatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam pelaksanaan KTSP masing-masing sekolah
C.
Manfaat bagi seorang guru dalam mempelajari perkembangan peserta didik
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh
beberapa keuntungan.
a.
kita
akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui
pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir abstrak
atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan
memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
b.
pengetahuan
tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk merespons
sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila seorang
peserta didik dari Taman Kanak-Kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu
temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila peserta
didik selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman
kita tentang perkembangan peserta didik akan membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola
peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
c.
pemahaman
tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila peserta didik umur dua tahun
belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya?
Bagaimana bila hal itu terjadi pada peserta didik umur tiga atau empat tahun?
Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi
sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang
menunjukkan sikap “jagoan”? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita
mengetahui apa yang biasanya terjadi pada peserta didik atau remaja.
d.
dengan
mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami diri sendiri.
Dengan kata lain pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita
alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat
dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang
mendasari pentingnya mempelajari perkembangan peserta didik.
No comments:
Post a Comment