https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya.: FUNGSI PROSES PEMBUBUHAN AFIKS DAN PENGULANGAN PADA AFIKS DI-, TER-, PER- https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Friday, July 11, 2014

FUNGSI PROSES PEMBUBUHAN AFIKS DAN PENGULANGAN PADA AFIKS DI-, TER-, PER-



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata makan dan minum termasuk golongan kata verbal. Setelah mendapat afiks –an menjadi makanan dan minuman. Maka dapat dikatakan disini bahwa afiks –an berfungsi mengubah kata verbal menjadi kata nominal atau dengan kata lain berfungsi sebagai pembentuk kata nominal. Selain itu kata gunung yang mendapatkan afiks meN- menjadi menggunung, dalam hal ini afiks meN- disini berfungsi sebagai pembentuk kata verbal. Kata beli yang mendapat afiks peN – an menjadi pembelian, dalam hal ini afiks peN – an berfungsi sebagai pembentuk kata nominal.
Demikianlah proses morfologik itu mempunyai fungsi gramatik, ialah fungsi yang berhubungan dengan ketatabahasaan. Di samping itu, proses morfologik juga mempunyai fungsi semantik. Misalnya kata sepeda. Akibat melekatnya afiks ber- pada kata itu, berubahlah arti leksikalnya menjadi ‘mempunyai atau menggunakan sepeda’. Maka dapatlah dikatakan di sini bahwa afiks ber- mempunyai fungsi semantik menyatakan makna ‘mempunyai atau menggunakan.
Selanjutnya, fungsi gramatik disini disebut dengan istilah fungsi, sedangkan fungsi semantik disebut dengan makna.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Afiks di-?
2.      Bagaimana teori dan contoh dari Afiks di-?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Afiks ter-?
4.      Bagaimana teori dan contoh dari Afiks ter-?
5.      Apakah yang dimaksud dengan Afiks pen-?
6.      Bagaimana teori dan contoh dari Afiks pen-?
C.     Tujuan
1.      Untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Morfologi”.
2.      Untuk memahami maksud dari afiks di-, teori afiks di-, beserta contohnya.
3.      Untuk memahami maksud dari afiks ter-, teori afiks ter-, beserta contohnya.
4.      Untuk memahami maksud dari afiks pen-, teori afiks pen-, beserta contohnya.



























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Afiks di-
            Bentuk dasar kata berafiks di- sebagian besar berupa pokok kata. Kata-kata dikata, disayang, dicinta, sebenarnya berasal dari kata dikatakan, disayangi, dan dicintai mengingat bentuk aktifnya mengatakan, menyayangi, dan mencintai. Jadi, bentuk dasarnya juga berupa pokok kata, misalnya kata-kata dicangkul, digunting, dilawan, dan diniliai, berbentuk dasar kata nominal, ialah kata-kata cangkul, gunting, lawan, dan nilai.
            Afiks di- hanya memiliki suatu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif :

diambil            -          mengambil
diresmikan        -          meresmikan
dilarikan          -          melarikan
dimata-matai   -          memata-matai
dikemasi          -          mengemasi
dibawakan        -          membawakan
dibangun         -          membangun

sedangkan maknanya ialah menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang pasif.
B.     Afiks ter-
Afiks ter- juga mempunyai fungsi membentuk kata kerja pasif, misalnya pada kata-kata terdengar, tersusun, terbagi, dan sebagainya. Hanya perlu dikemukakan disini bahwa tidak semua kata berafiks ter- termasuk golongan kata kerja pasif, misalnya kata-kata tertidur, tertawa, terbangun, tersenyum. Kata-kata kerja ini termasuk golongan kata kerja intransitif. Ada juga kata berafiks ter- yang mungkin termasuk golongan kata kerja pasif dan mungkin pula termasuk golongan kata kerja intransitif. Dalam kalimat Ahmad terinjak kaca kata kerja terinjak termasuk golongan kata kerja intransitif, sedangkan dalam kalimat Kaca itu terinjak Ahmad merupakan kata kerja pasif.
Di samping itu, ada juga kata berafiks ter- yang termasuk golongan kata sifat, misalnya kata-kata tertinggi, terendah, terbaik, terkecil dan sebagainya.
Dalam hal berfungsi membentuk kata kerja pasif, terdapat perbedaan antara afiks ter- dan afiks di-. Perbedaan itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.      Pasif ter- sangat tidak mementingkan pelaku perbuatan, hingga pada umumnya pelaku perbuatannya tidak disebutkan, berbeda dengan pasif di- yang masih memperhatikan pelaku perbuatan. Dapatlah dikatakan bahwa pelaku perbuatan pada kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja pasif ter- lebih baik tidak mendapat perhatian, dibandingkan dengan pelaku perbuatan pada kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja pasif di-. Misalnya:
Itulah sebabnya telah tersusun rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Dengan demikian, dua dunia terjembatani.
Bandingkan dengan kalimat:
Hatiku digoda oleh banyak persoalan yang gawat.
Peristiwa semacam ini sungguh perlu dijadikan contoh oleh instansi-instansi pemerintah yang memborongkan proyek.
2.      Pada umumnya, pasif ter- lebih mengemukakan hasil perbuatan, atau lebih mengemukakan aspek perfektif, berbeda dengan pasif di- yang lebih mengemukakan berlakunya perbuatan. Misalnya:
Dalam operasi tersebut ikut terciduk beberapa anak perempuan.
Bandingkan dengan kalimat:
Dalam operasi tersebut ikut diciduk beberapa anak perempuan
3.      Pasif ter- menyatakan ketidak-sengajaan dan ketiba-tibaan, sedangkan pasif di- menyatakan perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Misalnya:
Menurut para wartawab, kira-kira seribu rumah di sekitar jembatan PBB dan sebuah pasar di dekatnya terbakar.
Bandingkan dengan kalimat:
Menurut para wartawan, kira-kira seribu rumah di sekitar jembatan PBB dan sebuah pasar di dekatnya dibakar.
Pasif ter- menyatakan ‘kemungkinan’, sedangkan pasif di- tidak demikian. Kita bandingkan tak terbaca dengan dibaca, tidak terbawa dengan tidak dibawa, dan masih banyak lagi.
Akibat pertemuan afiks ter- dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai-bagai makna, yang dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Menyatakan makna ‘aspek perfektif’. Misalnya pada kalimat
            Dengan demikian, kerajaan Mataram yang sudah sangat jauh susutnya kini terbagi menjadi empat buah kerajaan, yakni Yogyakarta, Pakualaman, Surakarta dan Mangkunegaran.
Kata terbagi dalam kalimat di atas berarti ‘sudah dibagi’ atau dengan kata lain, menyatakan ‘aspek perfektif’
b.      Afiks ter- menyatakan makna ‘ketidaksengajaan’. Kalau dibandingkan kata terpijak dalam kalimat Kakiku terpijak teman dengan kata dipijak dalam kalimat Kakiku dipijak teman, akan jelaslah afiks ter- pada terpijak menyatakan ‘ketidaksengajaan’.
c.       Afiks ter- menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’. Kita bandingkan kata terbangun pada kalimat Ia terbangun dari tidurnya dengan kata bangun pada kalimat Ia bangun dari tidurnya. Jelaslah bahwa pada kata terbangun terdapat makna ‘tiba-tiba’ yang dinyatakan oleh afiks ter-.  
d.      Afiks ter- menyatakan makna ‘kemungkinan’. Afiks ter- yang menyatakan makna ini pada umumnya didahului kata negatif tidak atau tak. Misalnya tek tercapai, tidak ternilai, tak terkejar, tidak terduga dan masih banyak lagi
e.       Apabila bentuk dasanya berupa kata sifat, afiks ter- menyatakan makna ‘paling’. Misalnya tertinggi, terluas, terlemah, termuda, termalas, dan masih banyak lagi.
Dalam lingkungan pengadilan terdapat istilah berafiks ter- ialah terdakwa, tertuduh, terhukum atau tersangka. Kata-kata itu sebagai istilah di lingkunagn pengadilan termasuk dalam kata nominal.


C.     Afiks pen-
Kata berafiks peN- termasuk golongan kata nominal. Misalnya kata-kata pembaca, penulis, pengarang, pelaut, pemirsa dan sebagainya. Sebagai kata nominal, kata-kata itu jelas dari kemungkinannya didahului kata negatif bukan dan tidak mungkinnya dinegatifkan dengan kata tidak.
                                                Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia bukan                                  Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang

Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia tidak                                    Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
 Namun demikian, menarik perhatian juga kata-kata itu dapat didahului dengan kata sangat, suatu kata tambah yang selalu terletak di muka kata verbal, teristimewa di muka kata sifat dan tidak pernah terletak di muka kata nominal.
Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia sangat                                  Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang

Mengingat kata-kata itu tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, ialah suatu kata yang merupakan ciri kata verbal di samping cirri-ciri yang lain, maka di sini penulis berpendapat bahwa kata-kata di atas termasuk golongan kata nominal, dan dengan demikian afiks peN- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata nominal.

Kata berafiks peN- mempunyai pertalian dengan kata berafiks meN-
Ada pula yang berupa kata sifat
·         Pembaca: bertalian dengan membaca
·         Pembela: bertalian dengan pembela
·         Peninju: bertalian dengan peninju
·         Pemalas ß malas
·         Periang ß riang
·         Pemalu ß malu
Kata berafiks peN- mempunyai pertalian dengan kata berafiks meN- dan –kan
Kata berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata nominal
·         Penguat: bertalian dengan mengeraskan
·         Perusak: bertalian dengan merusakkan
·         Pengahalus: berkaitan dengan menghaluskan
·         Pelaut ß laut
·         Penyair ß syair
·         Pengusaha ß usaha

Afiks peN- mempunyai berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Apabila bentuk dasarnya berupa pokok kata, afiks peN- menyatakan makna ‘ yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan menyatakan makna agentif. Misalnya pembaca, pengarang, pembunuh, penari, pencipta dan masih banyak lagi.
b.      Afiks peN- mungkin juga menyatakan makna ‘ alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada  bentuk dasar’. Misalnya pemotong, pemukul, penjahit, pembasmi, dan sebagainya.
c.       Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks peN- menyatakan makna ‘yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya pemalas, penakut, pemarah, pengasih, pemberani dan masih banyak lagi.
d.      Afiks peN- mungkin juga menyatakan makna ‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya pengeras, penguat, pendingin, penyelamat, perusak, dan masih banyak lagi.
e.       Apabila bentuk dasarnya berupa kata nominal, afiks peN- menyatakan makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan berhubung dengan benda yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya penyair (yang pekerjaannya menciptakan syair), pengusaha (yang pekerjaannya menciptakan usaha), dan sebagainya














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada sesuatu bentuk, baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada bentuk jalan, menjadi berjalan, pada sepeda menjadi bersepeda, pada susah payah menjadi bersusah payah, pada gerilya menjadi bergerilya. Pembubuhan afiks meN pada tulis, menjadi menulis, pada baca, menjadi membaca. Sesuai dngan materi di atas.
Afiks di-, ter-, dan pen- mempunyai fungsinya masing-masing. Yakni afiks di- mempunyai fungsi membentuk kata kerja pasif, afiks ter- berfungsi membentuk kata kerja pasif, hanya perlu dikemukakan disini bahwa tidak semua kata berafiks ter- termasuk golongan kata kerja pasif, dan afiks pen- berfungsi membentuk kata nominal
B.     Saran
Sebaiknya para Guru atau Dosen harus lebih menekankan pemahaman tentang afiks terhadap siswa/mahasiswanya, karena pembubuhan afiks itu sangat penting dalam penggunaan maupun penempatan katanya. Dan bagi siswa/mahasiswa juga khalayak harus lebih memahami dan memperhatikan pembubuhan afiks karena ini sangat penting baik dalam penggunaan formal maupun dalam menyusun karya ilmiah.





DAFTAR PUSTAKA
Isni  Hutrina. Rabu, 23 Januari 2013. Morfologi [online]. http://istanasukasuka.blogspot.com/2013/01/morfologi.html: 05 Desember 2013.
Ramlan M

No comments:

Post a Comment