BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata makan dan minum termasuk
golongan kata verbal. Setelah mendapat afiks –an menjadi makanan dan minuman. Maka dapat dikatakan disini
bahwa afiks –an berfungsi mengubah
kata verbal menjadi kata nominal atau dengan kata lain berfungsi sebagai
pembentuk kata nominal. Selain itu kata gunung
yang mendapatkan afiks meN- menjadi menggunung, dalam hal ini afiks meN- disini berfungsi sebagai pembentuk
kata verbal. Kata beli yang mendapat
afiks peN – an menjadi pembelian, dalam hal ini afiks peN – an berfungsi sebagai pembentuk
kata nominal.
Demikianlah proses morfologik itu
mempunyai fungsi gramatik, ialah fungsi yang berhubungan dengan ketatabahasaan.
Di samping itu, proses morfologik juga mempunyai fungsi semantik. Misalnya kata
sepeda. Akibat melekatnya afiks ber- pada kata itu, berubahlah arti
leksikalnya menjadi ‘mempunyai atau menggunakan sepeda’. Maka dapatlah
dikatakan di sini bahwa afiks ber-
mempunyai fungsi semantik menyatakan makna ‘mempunyai atau menggunakan.
Selanjutnya, fungsi gramatik disini
disebut dengan istilah fungsi, sedangkan fungsi semantik disebut dengan makna.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan Afiks di-?
2.
Bagaimana teori
dan contoh dari Afiks di-?
3.
Apakah yang
dimaksud dengan Afiks ter-?
4.
Bagaimana teori
dan contoh dari Afiks ter-?
5.
Apakah yang
dimaksud dengan Afiks pen-?
6.
Bagaimana teori
dan contoh dari Afiks pen-?
C.
Tujuan
1.
Untuk memenuhi
salah satu mata kuliah “Morfologi”.
2.
Untuk memahami
maksud dari afiks di-, teori afiks di-, beserta contohnya.
3.
Untuk memahami
maksud dari afiks ter-, teori afiks ter-, beserta contohnya.
4.
Untuk memahami
maksud dari afiks pen-, teori afiks pen-, beserta contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Afiks
di-
Bentuk dasar kata
berafiks di- sebagian besar berupa
pokok kata. Kata-kata dikata, disayang,
dicinta, sebenarnya berasal dari kata dikatakan,
disayangi, dan dicintai mengingat
bentuk aktifnya mengatakan, menyayangi,
dan mencintai. Jadi, bentuk dasarnya
juga berupa pokok kata, misalnya kata-kata dicangkul,
digunting, dilawan, dan diniliai, berbentuk dasar kata nominal, ialah
kata-kata cangkul, gunting, lawan, dan
nilai.
Afiks di- hanya memiliki suatu fungsi, ialah membentuk
kata kerja pasif, berbeda dengan afiks meN-
yang mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif :
diambil - mengambil
diresmikan - meresmikan
dilarikan - melarikan
dimata-matai - memata-matai
dikemasi - mengemasi
dibawakan - membawakan
dibangun - membangun
sedangkan maknanya ialah menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang
pasif.
B. Afiks ter-
Afiks ter- juga mempunyai fungsi membentuk kata kerja pasif, misalnya
pada kata-kata terdengar, tersusun,
terbagi, dan sebagainya. Hanya perlu dikemukakan disini bahwa tidak semua
kata berafiks ter- termasuk golongan
kata kerja pasif, misalnya kata-kata tertidur,
tertawa, terbangun, tersenyum. Kata-kata kerja ini termasuk golongan kata
kerja intransitif. Ada juga kata berafiks ter-
yang mungkin termasuk golongan kata kerja pasif dan mungkin pula termasuk
golongan kata kerja intransitif. Dalam kalimat Ahmad terinjak kaca kata kerja terinjak
termasuk golongan kata kerja intransitif, sedangkan dalam kalimat Kaca itu terinjak Ahmad merupakan kata
kerja pasif.
Di samping itu, ada juga kata
berafiks ter- yang termasuk golongan
kata sifat, misalnya kata-kata tertinggi,
terendah, terbaik, terkecil dan sebagainya.
Dalam hal berfungsi membentuk kata
kerja pasif, terdapat perbedaan antara afiks ter- dan afiks di-. Perbedaan
itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pasif ter- sangat tidak mementingkan pelaku perbuatan, hingga pada
umumnya pelaku perbuatannya tidak disebutkan, berbeda dengan pasif di- yang masih memperhatikan pelaku
perbuatan. Dapatlah dikatakan bahwa pelaku perbuatan pada kalimat yang
predikatnya terdiri dari kata kerja pasif ter-
lebih baik tidak mendapat perhatian, dibandingkan dengan pelaku perbuatan
pada kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja pasif di-. Misalnya:
Itulah sebabnya telah tersusun rencana jangka pendek dan
jangka panjang.
Dengan demikian, dua dunia terjembatani.
Bandingkan dengan kalimat:
Hatiku digoda oleh banyak persoalan yang gawat.
Peristiwa semacam ini sungguh perlu dijadikan contoh oleh instansi-instansi
pemerintah yang memborongkan proyek.
2.
Pada
umumnya, pasif ter- lebih
mengemukakan hasil perbuatan, atau lebih mengemukakan aspek perfektif, berbeda
dengan pasif di- yang lebih
mengemukakan berlakunya perbuatan. Misalnya:
Dalam operasi tersebut ikut terciduk beberapa anak perempuan.
Bandingkan dengan kalimat:
Dalam operasi tersebut ikut diciduk beberapa anak perempuan
3.
Pasif
ter- menyatakan ketidak-sengajaan dan
ketiba-tibaan, sedangkan pasif di- menyatakan
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Misalnya:
Menurut para wartawab, kira-kira
seribu rumah di sekitar jembatan PBB dan sebuah pasar di dekatnya terbakar.
Bandingkan dengan kalimat:
Menurut para wartawan, kira-kira seribu rumah di sekitar
jembatan PBB dan sebuah pasar di dekatnya dibakar.
Pasif ter- menyatakan
‘kemungkinan’, sedangkan pasif di- tidak
demikian. Kita bandingkan tak terbaca
dengan dibaca, tidak terbawa dengan tidak
dibawa, dan masih banyak lagi.
Akibat pertemuan afiks ter-
dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai-bagai makna, yang dapat
digolongkan sebagai berikut:
a.
Menyatakan
makna ‘aspek perfektif’. Misalnya pada kalimat
Dengan
demikian, kerajaan Mataram yang sudah sangat jauh susutnya kini terbagi menjadi empat buah kerajaan,
yakni Yogyakarta, Pakualaman, Surakarta dan Mangkunegaran.
Kata terbagi dalam kalimat di atas berarti ‘sudah dibagi’ atau dengan
kata lain, menyatakan ‘aspek perfektif’
b.
Afiks
ter- menyatakan makna
‘ketidaksengajaan’. Kalau dibandingkan kata terpijak
dalam kalimat Kakiku terpijak teman dengan
kata dipijak dalam kalimat Kakiku dipijak teman, akan jelaslah
afiks ter- pada terpijak menyatakan ‘ketidaksengajaan’.
c.
Afiks
ter- menyatakan makna
‘ketiba-tibaan’. Kita bandingkan kata terbangun
pada kalimat Ia terbangun dari
tidurnya dengan kata bangun pada
kalimat Ia bangun dari tidurnya. Jelaslah
bahwa pada kata terbangun terdapat
makna ‘tiba-tiba’ yang dinyatakan oleh afiks ter-.
d.
Afiks
ter- menyatakan makna ‘kemungkinan’.
Afiks ter- yang menyatakan makna ini
pada umumnya didahului kata negatif tidak
atau tak. Misalnya tek tercapai, tidak ternilai, tak terkejar,
tidak terduga dan masih banyak lagi
e.
Apabila
bentuk dasanya berupa kata sifat, afiks ter-
menyatakan makna ‘paling’. Misalnya tertinggi,
terluas, terlemah, termuda, termalas, dan masih banyak lagi.
Dalam lingkungan pengadilan terdapat istilah berafiks ter- ialah terdakwa, tertuduh, terhukum atau tersangka. Kata-kata itu sebagai
istilah di lingkunagn pengadilan termasuk dalam kata nominal.
C. Afiks pen-
Kata berafiks peN- termasuk golongan kata nominal.
Misalnya kata-kata pembaca, penulis,
pengarang, pelaut, pemirsa dan sebagainya. Sebagai kata nominal, kata-kata
itu jelas dari kemungkinannya didahului kata negatif bukan dan tidak mungkinnya dinegatifkan dengan kata tidak.
Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia bukan Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia tidak Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Namun demikian,
menarik perhatian juga kata-kata itu dapat didahului dengan kata sangat, suatu kata tambah yang selalu
terletak di muka kata verbal, teristimewa di muka kata sifat dan tidak pernah
terletak di muka kata nominal.
Pemalas
Penakut
Pemarah
Ia sangat Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Mengingat
kata-kata itu tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, ialah suatu kata yang
merupakan ciri kata verbal di samping cirri-ciri yang lain, maka di sini
penulis berpendapat bahwa kata-kata di atas termasuk golongan kata nominal, dan
dengan demikian afiks peN- hanya
memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata nominal.
Kata berafiks
peN- mempunyai pertalian dengan
kata berafiks meN-
|
Ada pula yang
berupa kata sifat
|
·
Pembaca:
bertalian dengan membaca
·
Pembela:
bertalian dengan pembela
·
Peninju:
bertalian dengan peninju
|
·
Pemalas ß malas
·
Periang ß riang
·
Pemalu ß malu
|
Kata berafiks peN- mempunyai pertalian dengan kata berafiks meN- dan –kan
|
Kata berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata nominal
|
·
Penguat:
bertalian dengan mengeraskan
·
Perusak:
bertalian dengan merusakkan
·
Pengahalus:
berkaitan dengan menghaluskan
|
·
Pelaut ß laut
·
Penyair ß syair
·
Pengusaha ß usaha
|
Afiks peN- mempunyai berbagai makna yang dapat
digolongkan sebagai berikut:
a.
Apabila bentuk dasarnya berupa pokok kata, afiks peN- menyatakan makna ‘ yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan
yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan menyatakan
makna agentif. Misalnya pembaca, pengarang,
pembunuh, penari, pencipta dan masih banyak lagi.
b.
Afiks peN- mungkin juga menyatakan
makna ‘ alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya pemotong, pemukul, penjahit, pembasmi, dan sebagainya.
c.
Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks peN- menyatakan makna ‘yang memiliki sifat yang tersebut pada
bentuk dasar’. Misalnya pemalas, penakut,
pemarah, pengasih, pemberani dan masih banyak lagi.
d.
Afiks peN- mungkin juga menyatakan
makna ‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya
pengeras, penguat, pendingin, penyelamat,
perusak, dan masih banyak lagi.
e.
Apabila bentuk dasarnya berupa kata nominal, afiks peN- menyatakan makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan
berhubung dengan benda yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya penyair (yang pekerjaannya menciptakan
syair), pengusaha (yang pekerjaannya
menciptakan usaha), dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses pembubuhan afiks ialah
pembubuhan afiks pada sesuatu bentuk, baik bentuk tunggal maupun bentuk
kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada bentuk jalan,
menjadi berjalan, pada sepeda menjadi bersepeda, pada susah payah
menjadi bersusah payah, pada gerilya menjadi bergerilya. Pembubuhan afiks meN pada tulis, menjadi menulis, pada baca,
menjadi membaca. Sesuai dngan materi di atas.
Afiks di-, ter-, dan pen- mempunyai fungsinya masing-masing. Yakni
afiks di- mempunyai fungsi membentuk kata kerja pasif, afiks ter- berfungsi
membentuk kata kerja pasif, hanya perlu
dikemukakan disini bahwa tidak semua kata berafiks ter- termasuk golongan kata kerja pasif, dan afiks pen- berfungsi
membentuk kata nominal
B.
Saran
Sebaiknya para Guru atau Dosen harus lebih menekankan pemahaman
tentang afiks terhadap siswa/mahasiswanya, karena pembubuhan afiks itu sangat
penting dalam penggunaan maupun penempatan katanya. Dan bagi siswa/mahasiswa
juga khalayak harus lebih memahami dan memperhatikan pembubuhan afiks karena
ini sangat penting baik dalam penggunaan formal maupun dalam menyusun karya
ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Isni Hutrina. Rabu, 23
Januari 2013. Morfologi [online]. http://istanasukasuka.blogspot.com/2013/01/morfologi.html: 05 Desember 2013.
Ramlan M
No comments:
Post a Comment