PEDOMAN
PENJELENGGARAAN PERPUSTAKAAN
LAPORAN
BUKU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengelolaan
Kepustakaan” yang diampu oleh dosen Ninah Hasanah, M.Pd.
oleh:
Riska
Ramdiani
NIM:
12211029
Kelas:
3A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
(STKIP) GARUT
2014
A. Pendahuluan
Makalah
ini berupa laporan buku yang berkaitan tentang perpustakaan/kepustakaan, yang
akan memberikan banyak manfaat perihal tentang perpustakaan baik untuk masa
sekarang maupun masa yang akan datang, sehingga perpustakaan akan tetap hidup
dan semakin berkembang guna untuk memberikan kemudahan untuk para
pembaca/masyarakat, karena perpustakaan merupakan jendela dunia dan paru-paru
dunia yang menyediakan berbagai informasi dan merupakan tiket gratis untuk
berkeliling di seluruh dunia.
Makalah
yang berupa laporan buku ini adalah berupa laporan dari buku yang berjudul “Pedoman
Penjelenggaraan Perpustakaan” karangan Nj. Rusina Sjahrial-Pamunjak. Buku
tersebut diterbitkan oleh Djambatan pada tahun1972 cetakan kedua di Jakarta.
Buku tersebut tidak terlalu tebal dan terdapat 83 halaman.
Buku
tersebut dikemas secara sederhana, dengan sampul buku yang berwarna hijau dan
bergambar sebuah ruangan perpustakaan dan terdapat gambar seorang pengunjung
perpustakaan dengan petugas perpustakaan. Sebuah sampul yang tidak terlalu
tebal, dan kertas buku ini memakai kertas buram yang tidak terlalu tipis. Buku tersebut
memang terbilang tipis, namun didalamnya lengkap dan detail untuk sebuah
pedoman penyelenggaraan perpustakaan.
Buku
tersebut berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pedoman sederhana untuk
penyelenggaraan pespustakaan kecil. Buku tersebut dikemas sebagai petunjuk untuk
menyelenggarakan perpustakaan dengan cara yang teratur dan efisien, yaitu
mengenai pembagian pekerjaan dalam perpustakaan, pengolahan buku, keuangan,
alat-alat yang diperlukan, dan lain-lain. Uraian yang diberikan dalam buku
tersebut ditinjau dari sudut praktiknya untuk diimplementasikan di perpustakaan
di Indonesia dengan beberapa contoh yang mudah dipahami dan penyusuan dalam
buku ini menentukan diantara yang perlu diuraikan dan yang tidak perlu
diuraikan dengan tidak mengurangi keterangan dasar yang perlu diketahui. Bahan
dan teknis yang dikemas dalam buku tersebut adalah hasil pengalaman pengarang
sendiri yang diasah dan dikaji yang dapat berguna dalam penyelenggaraan
perpustakaan.
B. Isi
Laporan
Dalam
buku “Pedoman Penjelenggaraan Perpustakaan” karangan Nj. Rusina
Sjahrial-Pamunjak terdapat tujuh bab, yaitu bab I pendahuluan yang terdiri atas
subab tugas dan tujuan perpustakaan dan subab perpustakaan di Indonesia. Bab II
tata yang terdiri atas subab organisasi dan pembagian pekerjaan, subab tugas
staf perpustakaan, dan subab keuangan. Bab III pekerjaan tehnisyang terdiri
atas subab pemilihan buku, subab pemesanan buku, subab penerimaan dan
pencatatan, dan subab penyelesaian buku dan bahan lain. Bab IV mengkatalog yang
terdiri atas subab bentuk katalog, dan subbab cara-cara mengakatalog. Bab V
klasifikasi yang terdiri atas subab indeks, subab pembagian menurut bentuk,
subab pembagian menurut daerah, dan subab pembagian bahasa dan ksusastraan. Bab
VI pelajanan kepada pengunjung yang
terdiri atas subab peminjaman, subab statistik, dan subab pekerjaan reference.
Dan yang terakhir bab VII tata ruang perpustakaan yang terdiri atas subab
gedung, dan subab mebiler. Dan dalam buku ini disertakan tambahan perihal
ringkasan kedua: Apendiks B dan perihal daftar kependekan jang dipergunakan
dalam uraian title.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
bab I menjelaskan tentang bagaimana tugas dan tujuan perpustakaan yang terbagi
dalam macam-macam perpustakaan, yaitu sebagai berikut.
1. Perpustakaan
umum, yaitu yang mengoleksi berbagai buku dan bahan lainnya untuk kepentingan
masyarakat umum yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dengan belajar
sendiri di bawah bimbingan yang baik, disertai kemampuan yang keras.
2. Perpustakaan
sekolah, yaitu perpustakaan yang ada dalam lingkungan sekolah. Kesempatan untuk
menambah pengetahuan untuk semua pelajar sekolah yang dapat disalurkan melalui
perpustakaan, dengan adanya perpustakaan di sekolah buku-buku yang berguna
dapat tersedia sehingga mudah dan murah mendapatkannya.
3. Perpustakaan
perguruan tinggi, yaitu perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga
pendidikan tinggi. Yang mempunyai tujuan untuk membantu perguruan tinggi dalam
menjalankan program pengajarannya.
4. Perpustakaan
khusus, yaitu semua perpustakaan selain perpustakaan poin-poin di atas. Tugas
perpustakaan khusus adalah melayani kebutuhan dari badan-badan tersebut dengan
menyediakan koleksi buku-buku, juga siap memberi keterangan bibliografis dengan
cepat dan tepat atas permintaan, terutama dalam memberikan informasi dibidang
teknologi dan ilmiah yang berguna langsug untuk perkembangan dan kemajuan
masyarakat.
Kemudian,
dalam bab I ini menjelaskan perihal keadaan perpustakaan di Indonesia, bahwa di
Indonesia terdapat macam-macam perpustakaan yang memberi pelayanan serta
menyediakan koleksi bukunya untuk berbagai tingkat masyarakat. Diantaranya ada
yang mempunyai koleksi khusus dalam suatu lapangan ilmu pengetahuan, tetapi ada
pula yang bersifat umum.
Perpustakan
di Indonesia mempunyai maksud dan tujuan yang baik yaitu untuk mengatur suatu
sistem kerja sama antara Perpustakaan Negara dengan perpustakaan lain yang
sedaerah maka dapat diperoleh koleksi yang lebih lengkap serta dapat dipergunakan
oleh seluruh penduduk daerah tersebut. Dalam buku ini memaparkan bahwa dunia
universitas di Indonesia cukup menaruh perhatian dan memberikan pengertian atas
kepentingan perpustakaan untuk perkembangan kurikulum, memperluas pengetahuan,
dan staf pengajar.
BAB II
TATA LAKSANA
Dalam
bab II ini menjelaskan pedoman tentang bagaimana pelaksaan penyelenggaraan
perpustakaan dengan baik. Yaitu dengan adanya pelaksanaan organisasi dan
pembagian pekerjaan, tugas staf perpustakaan, dan keuangan.
Dalam
bab ini menjelaskan bahwa betapa pentingnya pembentukan organisasi dan
pembagian pekerjaan demi kelancaran dalam menyelenggarakan perpustakaan.
Menurut Nj. Rusina Sjahrial-Pamunjak dalam karyanya “Pedoman Penjelenggaraan
Perpustakaan” memaparkan bahwa pekerjaan perpustakaan dapat dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu pekerjaan tehnis persiapan buku, dan pelayanan kepada pembaca.
Jika salah satu dari pekerjaan itu tidak ada pada suatu perpustakaan, maka
tidak akan berjalannya kegiataan lain dalam suatu perpustakaan.
Adapun
contoh pembagian pekerjaan yang dicontohkan dalam buku ini yaitu sebagai
berikut.
|
|
|
|
|
|
|
Kemudian
dalam bab II menjelaskan apa saja tugas staf perpustakaan, bahwa kepala
perpustakaan mempunyai tanggung jawab langsung kepada pengurus, kepala sekolah,
pengurus dan panitia bertugas bertanggung jawab atas pelaksanaannya
perpustakaan juga mengawasi penggunaan penggunaan anggaran belanja perpustakaan
supaya berhasilnya tujuan yang telah direncanakan.
Dalam
buku ini menjelaskan bahwa setiap staf perpustakaan harus mempunyai kesanggupan
dalam mengelola perpustakaan, bekerja secara nyata, penuh inisiatif, pandai
bergaul, pandai mengajar serta menjaga pekerjaan orang lain. Terutama kepala
bagian, ia mewakili kepala perpustakaan dalam segala pekerjaan dalam bagiannya
dan ia merencanakan usaha-usaha yang dapat memajukan perpustakaan dan
menyerahkan usul-usul dan rencana-rencana pelaksanaannya.
Masing-masing
bagian administrasi itu adalah yang pertama pekerjaan tehnis yaitu pekerjaan
soal-soal pemesanan, penerimaan buku, majalah, dan penerbitan lain, pekerjaan
mengkatalog dan mengklasifikasi, menjilid dan lain-lain. Yang kedua adalah
pelayanan pembaca, yakni pekerjaan mengenai peminjaman kepada pembaca, membantu
mencari buku yang diperlukannya, memberi keterangan yang diperoleh dari
bahan-bahan yang terkumpul dalam perpustakaan dan menyusun cara pencatatan
peminjaman buku dengan teliti yang mudah dan harus cepat dilaksanakan untuk
menjaga kolksi buku perpustakaan tidak hilang.
Dalam
bab II ini juga menjelaskan bagaimana keuangan yang ada dalam penyelenggaraan
perpustakaan, bahwa sumber keuangan dari perpustakaan itu ditetapkan oleh badan
perpustakaan itu tergabung atas usul dan rekomendasi dari pengurus atau panitia
perpustakaan dan penentuan jumlah serta cara penyaluran keungannya berbeda
antara satu perpustakaan satu dengan perpustakaan yang lain. Tambahan keuangan
dapat diperoleh dari sumbengan, iuran dan denda-denda yang dikenakan pada para
peminjam yang terkena denda. Dan menyimpulkan bahwa setelah suatu perpustakaan
didirikan, yaitu setelah disediakan ruangan serta koleksi buku, majalah dan
bahan lainnya, maka badan sekolah, perguruan tinggi, panitia atau organisasi
yang mengusahakan berdirinya perpustakaan itu perlu menjamin tersedianya setiap
tahun anggaran yang tetap untuk menjamin penyelenggaraan dan perkembangan
perpustakaan selanjutnya.
BAB III
PEKERJAAN TEHNIS
Dalam
bab III menjelaskan bagaimana pekerjaan tehnis dalam penyelenggaraan
perpustakaan, yang pertama yaitu dengan adanya pemilihan buku melalui tiga cara
yakni dengan memesan, menukar, dan hadiah. Dalam mengoleksi buku pada
perpustakaan itu harus terdiri dari berbagai macam bahan senhingga cukup
tersedia pilihan untuk memenuhi berbagai selera pembaca termasuk surat kabar
dan beberapa majalah yang bermutu perlu disediakan. Dan untuk memilih buku
dengan baik, perlu diperiksa daftar buku dan catalog, juga sebelum suatu buku
akan dbeli atau diminta sebagai penukaran harus diperiksa apakah buku baru itu
merupakan penambahan pada koleksi lama dan dapat dipertanggungjawabkan
pengeluaran keuangan juga apakah buku itu sudah ada pada koleksi perpustakaan.
Kedua
pemesanan buku, dalam bab ini lebih menyarankan bahwa lebih baik memesan buku
pada toko yang terjamin layanannya, dibuat kartu tembusannya jika ingin memesan
buku banyak, setelah buku diterima periksa apakah buku itu sesuai dengan
pesanan, dan periksa apakah ada yang rusak atau cacat.
Ketiga
penerimaan dan pencatatan, yakni perihal buku bahwa semua buku yang diterima
itu harus dicatat atau diregistrasi dengan ringkas dan jelas dalam suatu buku
induk. Setiap jilid diberi nomor urut sendiri, yang tidak boleh dipakai untuk
buku yang lain, sekalipun buku itu adalah pengganti buku yang telah dikeluarkan
dari perpustakaan. Nomor buku induk dicatat dalm buku itu sendiri pada muka
atau balik halaman namabuku di bawah stempel perpustakaan, kemudian dicatat
pula pada kart-kartu catalog serta pada kartu buku, dan diteruskan kepada
bagian mengkatalog dan mengkklasifikasi. Kemudian perihal majalah, dalam bab
ini dijelaskan bahwa penerimaan dan pencatataan antara buku dan majalah
berbeda, yaitu setelah diterima nomor pertama lalu dicatat kterangannya pada
kartu yang disediakan, memuat nama majalah, alamat toko buku yang mengurus
pengirimannya, harga langganan, cara penerbitannya, nomor dan tanggal surat,
dan nomor penerbitannya dan tanggal penerimaan. Pada setiap tempat yang
disediakan diisi tahun dan nomor penerbitnya dan tanggal penerimaan.
Dan
yang keempat penyelesaian buku dan bahan lain, yakni buku disusun dalam rak
buku menurut sistem pengaturan tertentu yang memudahkan para pengunjung maupun
petugas perpustakaan untuk menemukan suatu buku dan diberi keterangan pada rak
buku tentang buku yang tersusun dalam rak. Kemudian harus dibuatnya katalog perpustakaan,
dan tanda buku.
BAB IV
MENGAKATALOG
Dalam
bab ini memaparkan bagaimana mengkatalog yang baik, bahwa halaman yang penting
untuk identifikasi adalah halaman buku, dan bagian-bagian yang penting untuk
memperoleh keterangan khusus mengenai satu buku untuk kartu katalog adalah pada
buku bagian atas dari halaman pertama ada nama pengarang, cetakan berapa,
disebelah bawah sekali didapati tempat dan nama penerbit dan tahun terbit untuk
pencatatan katalog, sedangkan kata pengantar, pendahuluan, daftar isi dan akhir
isi buku diselediki untuk menentukan perihal buku, sehingga dapat dicari symbol
klasifikasi untuk menunjukkan perihal buku.
1. Bentuk
katalog
Pada
buku ini yang berjudul “Pedoman Penjelenggaraan Perpustakaan”, Nj. Rusina
Sjahrial-Pamunjak memaparkan bahwa suatu catalog yang baik dan rapih susunannya
akan sangat mempunyai banyak manfaatnya, karena katalog alat yang paling banyak
digunakan diantara alat-alat perpustakaan yang lainnya. Katalog berbentuk kartu
adalah yang paling praktis, tambahan atau perbaikan dapat dikerjakan dengan
mudah dengan menambah atau mengganti kart-kartu.
Bahan
katalog sebaiknya dibuat dari karton putih tanpa garis, berukuran 7 1/2 x 12 1/2
cm. Karton tidak boleh terlalu tebal dan keras, dan hendaklah dipilih bahan
yang lemas, tipis tetapi kuat. Cara penyususnan katalog yang banyak digunakan
di Indonesia adalah penyususnan menurut nama pengarang yang disebut katalog pengarang,
penyusunan menurut pokok disebut katalog sistematis, penyusunan menurut abjad
dari istilah-istilah yang digunakan untuk menunjukkan pokok baru yaitu katalog
subjek, dan penyusunan menurut nama buku disebut katalog judul.
2. Cara-cara
mengkatalog
Kartu
katalog yang pertama dibuat adalah kartu pengarang atau kartu nama. Yang
terdapat dalam katalog adalah sebagai berikut.
a. Nama
pengarang
Nama
pengaranng dicantumkan pada baris ketiga dari atas tepi kartu dan delapan spasi
dari tepi kiri. Sumber-sumber seperti buku riwayat hidup, ensiklopedi,
bibliografi, dan sebagainya harus diperhatikan mana yang harus menjadi entri
utama harus diperhatikan berdasarkan (1) pengarang seorang perempuan yang telah menikah
kemudian menjadi nama suaminya, maka nama suaminya menjadi entri utama, kecuali
kalau yang bersangkutan menuliskan namanya sendiri. (2) nama samara menjadi
kata utama dan samara itu diikuti dengan kependekan kata “pseud” dari perkataan
pseudonim, nama samara. (3)
jika hasil penyusun atau pengumpulan diperlakukan sebagai pengarang buku dan
diulang dalam bagian title, jika hasil karya seorang penggambar diperlakukan
sebagai nama pengarang. (4)
lebih dari satu pengarang, pengarang pertama disebut pada halaman nama buku menjadi entri utama dari uraian
nama buku dan diulang dalam titel diikuti oleh namapengarang lain. (5) saduran yaitu dari
nama pengarang asli dibuat penunjukan kenama pengarang baru. (6) badan yang menerbitkan
karangan menjadi entri utama. (7) nama buku sebagai entri utama seperti majalah, ensiklopedia,
anonim, pengarang lebih dari empat.
b. Titel
dan titel tambahan
Nama
buku disalin seluruhnya, tambahan pada nama buku dikutip menurut keterangan
yang ada pada halaman nama buku dan semua kependekan disalin. Dalam titel ini
disebutkan juga keterangan lain tentang buku, seperti penggambar, penerjemah
dan penulis, kata pengntar jika penting untuk menentukan corak dan isi buku.
Keterangan mengenai cetakan dimasukkan ke dalam titel sebagai tercatat pada
halaman nama buku, dan boleh dipendekkan.
c. Impresum
Impresum
terdiri dari nama tempat dimana buku diterbitkan, nama penerbit dan tahun
diterbitkan. Keterangan ini biasanya tercatat pada bagian bawah dari halaman
nama buku, tiap-tiap bagian impresum dipisahkan dengan koma. Jika tempat terbit
lebih dari satu, maka yang pertama saja yang disebutkan dengan diikuti ,,dsb.
Jika tahun penerbitan tidak ada ada dalam buku dicari dalam bibliografi
nasional, atau pada tahun yang disebutkan tutup kata pendahuluan atau kata
pengantar.
d. Kolasi
Dengan
kolasi dimaksudkan segala keterangan tentang jumlah halaman atau jilid, gambar,
bentuk dan ukuran buku, indeks, bibliografi dan sebagainya. Banyaknya halaman
dihitung dari halaman yang pertama dicetak sampai halaman yang akhir termasuk
jika jilid buku lebih dari satu jilid, yang bukan berupa iklan. Gambar-gambar
diperinci menurut potret, tabel, diagram, dan sebagainya.
e. Catatan
atau anotasi
Dalam
catatan diberi keterangan mengenai isi buku dan hubungannya dengan buku lain,
misalnya nama buku asli jika buku itu adalah terjemahan. Juga jika buku itu
adalah lanjutan buku lain, nama buku yang lain disebutkan.
BAB V
KLASIFIKASI
Dalam
bab ini memaparkan bahwa klasifikasi adalah suatu pekerjaan untuk mengumpulkan
dalam satu kelompok, bahan-bahan yang sama atau hampir sama atau yang ada hubungan
erat sekali antara yang satu dengan yang lain. Di Indonesia sudah umum
digunakan klasifikasi Desimal yang disusun oleh Melvil Dewey, dan membagikan
seluruh bidang pengetahuan dalam sembilan dan menyediakan bagian terdiri untuk
karya-karya umum, yaitu 000 Karya-karya umum, 100 Filsafat, 200 Agama, 300 Ilmu
Pengetahuan Masyarakat, 400 Ilmu Pengetahuan Bahasa, 500 Ilmu Pasti Dan
Pengtahuan-Pengetahuan Alam, 600 Ilmu Pengetahuan Praktis, 700 Kesenian,
Hiburan & Olah Raga, 800 Kesusastraan, dan 900 Sejarah, Biografi & Ilmu
Bumi.
1. Indeks
Untuk
mempermudah dan mempercepat mencari
tempat suatu pokok dalam tabel-tabel pembagian, maka perlu digunakan
indeks yang menunjuk kepada simbul-simbul dalam system klasifikasi untuk
menunjuk suatu pokok. Indeks ini tidak hanya dipergunakan untuk mencari nomor
suatu pokok dalam tabel-tabel klasifikasi, melainkan juga sebagai pedoman untuk
mencari bukunya dalam koleksi perpustakaan, karena itu indeks harus tersedia
bagi pengunjung perpustakaan.
2. Pembagian
menurut betuk (from division)
Pembagian
utama yang menunjukan bentuk dan yang dapat dibagi dalam bagian yang khusus
yaitu 100 Filsafat dan teori, 200 Risalah buku penuntun, iktisar, 300 Kamus dan
ensiklopedi, 400 Essay dan terjemah, 500 Majalah, 600 Perhimpunan, 700
Pendidikan dan pengajaran, 800 Kumpulan karya, dan 900 Sejarah.
3. Pembagian
menurut daerah
Pembagian
menurut daerah (negeri dapat dikerjakan dengan menambahkan nomor yang diberikan
kepada negeri-negeri sebagai tertera dalam pembagian menurut sejarah negeri,
yaitu dari 940 sampai 999).
Setiap benua, negeri dan bagian negeri mendapat nomornya sendiri.
4. Pembagian
bahasa dan kesusasteraan
Dewey
memisahkan keuda pokok ini dan menempatkannya berjauhan, yaitu 400 untuk bahasa
dan 800 untuk kesusasteraan. Setiap bahasa dan setiap sastra dibagi lagi dalam
bagian-bagian yang lebih kecil, dan pembagian ini sama untuk setiap bahasa dan
sastra.
BAB VI
PELAYANAN KEPADA PENGUNJUNG
Dalam
bab ini memaparkan bagaimana pelayanan kepada pengunjung/anggota perpustakaan yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yang
pertama adalah peminjaman bahan perpustakaan kepada pengunjung/anggota
perpustakaan, yang kedua adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pengunjung/anggota
perpustakaan dalam membantu mereka mencari bahan-bahan yang diperlukan.
1. Peminjaman
Untuk
menjalankan peminjaman dengan lancar dan teratur perlu diadakan registrasi dari
anggota perpustakaan dengan mencatat keterangan mengenai anggota. Setiap
perpustakaan perlu menetapkan peraturan-peraturan peminjaman yang menerangkan
hak dan kewajiban peminjam, seperti jam buka prpustakaan, buku yang dapat
dipinjam, jangka waktu meminjam, pembayaran atau kontribusi, dan buku yang
hilang atau rusak.
Tata
usaha peminjaman harus dijalankan dengan cara yang paling efisien tetapi
teliti, supaya koleksi perpustakaan dapat terjaga, yaitu dengan cara kartu
buku. Setiap buku diberi kartu, dimana tercatat tanda buku, anama pengarang,
nama buku, dan nomor induk. Jika seorang anggota meminjam buku itu, diambil
kartu buku yang biasanya disimpan dalam buku pada satu kantong yang tersedia.
Nomor anggota dan tanggal pengembalian dicatat pada kartu buku itu dan pada
kartu anggota dicatat tanda buku.
2. Statistik
Untuk
memperoleh gambaran tentang kesibukan dan aktivitas perpustakaan. Bagian peminjam
mengumpulkan data-data tentang peminjaman dan pekerjaan reference. Data-data
ini perlu untuk menyusun laporan tahunan perpustakaan, dicatat pula jumlah
anggota yang tercatat, pembaca dan pengunjung, keterangan jumlah penambahan
jilid dan judulbuku, jumlah buku yang hilang, dikeluarkan atau dibuang, jumlah
uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah pegawai yang bekerja, dan lain
sebagainya. Angka-angka statistik tersebut disusun dalam satu daftar yang
seragam dan berupa data-data statistik.
3. Pekerjaan
reference
Pekerjaan
reference adalah pekerjaan yang memberikan bantuan dalam mencari informasi atau
bahan yang diperlukan oleh pengunjung. Pelayanan ini berupa bimbingan dalam
mencari buku yang memuat keterangan, atau langsung menyediakan bahan yang memuat
informasi yang dicari atau menyusun daftar bahan yang membahas perihal yang
diperlukan. Sifat pekrjaan reference
merupakan penghubung atau jembatan antara pembaca dengan pengetahuan yang
terkumpul dalam buku.
Dalam
pekerjaan reference yang pertama dilakukan adalah mencari dalam koleksi
sendiri, perlu disediakan suatu koleksi buku yang terdiri dari buku reference
khusus yang memuat keterangan fakta, data dan uraian singkat, juga diketahui
apa isi dan manfaat buku reference. Kolrksi ini hendaknya selalu diawasi
perkembangan dan pemeliharaannya. Kewajiban petugas reference untuk menganalisa
pertanyaan yang diajukan kepadanya itu daan mendapatkan cara yang tepat dan
efisien untuk mencari jawaban diantara
bahan yang terkumpul diperpustakaannya, dan mencari bahan yang diminta itu
bersama dengan penanya dan meminta pendapatnya dalam proses mencari.
BAB VII
TATA RUANG PERPUSTAKAAN
Dalam
bab ini memaparkan bahwa tata ruang perpustakaan tergantung dari cara bagaimana
buku-buku diatur dalam perpustakaan, yaitu apakah menggunakan open acces yaitu peminjam dapat melihat
dan memeriksa sendiri apakah di antara buku di perpustakaan ada buku yang
dicarinya, atau closed acces yaitu
bahwa pengunjung tidak dapat mencari langsung buku yang dicari dan petugaslah
yang mencarikan buku yang dicari oleh pengunjung. Adapun penataan ruang
perpustakaan yang dipaparkan dalam bab ini adalah sebagai berikut.
1. Gedung
Gedung
perpustakaan harus disesuaikan dengan tujuan dan tugas yang telah direncanakan.
Kemungkinan adanya perluasan dikemudian hari harus diperhatikan, letaknya
jangan terpencil atau sukar dikunjungi, jangan pula di daerah yang ramai yang
dapat menganggu pembaca perpustakaan. Gedung perpustakaan hendaknya sederhana
bentuknya dan perlengkapannya dipilih yang sederhana tetapi menarik.
Setiap
gedung perpustakaan harus memiliki ruangan-ruangan untuk menjalankan pekerjaan
untuk menyimpan buku-buku, majalah dan bahan remakan lain, ruangan untuk
membaca, ruangan untuk mengadakan tata usaha peminjaman, dan ruangan kerja
untuk pegawai serta ruang kantor untuk kepala perpustakaan, dan lain
sebagainya.
2. Mebiler
Dua
hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan mebiler, yang pertama adalah dengan
memakai kayu jati yang telah dikerjakan dengan baik dan jangan menggunakan kayu
yang masih muda atau belum cukup kering. Dan yang kedua jangan membuat mebiler
dengan banyak hiasan dan ukiran yang hanya berarti akan tempat debu berkumpul
dan sukar untuk membersihkannya. Dan dalam bab ini menjelaskan ada beberapa
yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Rak
buku dapat dibuat dari baja atau kayu, sebaiknya rak itu dibuat terbuka dari
belakang dan tidak berpintu dari kaca.
2. Meja
peminjaman tergantung dari besar dan letaknya ruangan. Untuk ruangan yang kecil
sebaiknya meja dibuat berbentuk “L”, dan jika ruangan cukup besar sebaiknya
meja dibuat berbentuk “U”. Meja peminjaman ini lebih tinggi daripada meja
biasa, yaitu 100 cm, supaya dapat dipergunakan oleh peminjam sambil berdiri
tegak, tempat duduk pegawaipun harus ditinggikan pula dan dibuat yang berputar.
3. Kursi
dan meja untuk ruangan baca yang cukup untuk empat orang pembaca itu dibuat
berukuran 100x150 cm. jika yang digunakan meja bundar, maka garis tengahnya
hendaknya 120 cm dan tingginya 75 cm.
4. Katalog
berlaci, laci-laci harus dibuat menurut ukuran kartu yang dipakai. Setiap laci
diberi petunjuk yang nyata dan terang tentang isi laci, diberi suatu alat untuk
mencegah kartu katalog mudah dikeluarkan oleh pembaca.
5. Mebiler
lain adalah sebagai tambahan menurut keperluan. Untuk surat kabar misalnya
disediakan sebuah rak temat menggantungkan tongkat-tongkat yang dibelah dipakai
untuk menjepit surat kabar. Rak majalah dibuat sedemikian rupa, sebaiknya
majalah diletakkan rebah atau hamper tegak dengan sampul kertas. Untuk memudahkan pekerjaan dibuat sebuah rak
rendah yang beroda untuk memindahkan buku-buku dari satu tempat ke tempat lain.
C. Penutup
Buku
yang berjudul “Pedoman Penjelenggaraan Perpustakaan” karangan Nj. Rusina
Sjahrial-Pamunjak mempunyai peran
yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan perpustakaan terutama di
Indonesia dan bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia perpustakaan,
karena di dalam buku ini memaparkan dan memberikan secara jelas dan praktis kiat-kiat
bagaimana proses untuk menyelenggarakan sebuah perpustakaan dengan baik supaya
dapat terlaksanakan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan.
Dalam buku ini memaparkan bagaimana tugas dan tujuan perpustakaan
yang terbagi dalam empat bagian yakni perpustakaan umum, perpustakaan sekolah,
perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakan khusus. Juga dipaparkan bagaimana
keadaan perpustakaan di Indonesia yang menjadi perhatian dan memotivasi kepentingan
perpustakaan untuk pengembangan kurikulum dan memperluas wawasan masyarakat.
Dalam buku ini pun memaparkan bagaimana tata laksana
penyelenggaraan perpustakaan dari segi organisasi dan pembagian pekerjaan,
tugas staf perpustakaan, dan keuangan. Memaparkan bagaimana pekerjaan tehnis
pemilihan buku, pemesanan buku, penerimaan dan pencatatan, dan penyelesaian
buku dan bahan lain. Memaparkan bagaimana cara mengakatalog dengan
memperhatikan bentuk katalognya, dan cara-cara mengkatalog dengan baik dan
benar. Memaparkan bagaimana cara
mengklasifikasi berdasarkan indeks,
pembagian menurut bentuk, pembagian
menurut daerah, dan pembagian menurut bahasa dan kesusastraan.
Dalam buku ini pun lengkap memaparkan bagaimana pelayanan kepada
pengunjung, dimulai dari bagaimana cara melanyani peminjam buku, bagaimana pelayanan statistik, dan pekerjaan/pelayanan
reference dengan jelas dan beserta contoh-contoh yang ringan. Selain itu, dalam
buku ini memaparkan bagaimana cara menata ruangan perpustakaan dimulai dari
menata pembangunan gedung perpustakaan yang efisien, juga memaparkan bagaimana
pembuatan mebiler yang efisien.
Buku
yang berjudul “Pedoman Penjelenggaraan Perpustakaan” karangan Nj. Rusina
Sjahrial-Pamunjak, memaparkan
dengan jelas dan sistematis setiap paparannya sehingga akan memudahkan bagi
siapa saja yang ingin mendalami/memahami ilmu tentang perpustakaan dan dalam
menyelenggarakan perpustakaan yang menjadi benteng untuk mempertahankan dan
mengembangkan perpustakaan sebagai wadah yang mudah dalam mencari informasi.
Maka dari itu, buku ini akan membuat pembaca sadar akan pentingnya perpustakaan
bagi kehidupan manusia, pembaca pun akan lebih paham tentang semua apa yang ada
dalam perpustakaan serta akan ikut menjaga dan melestarikan perpustakaan dan
akan menjadikan membaca sebagai budaya.
No comments:
Post a Comment