https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya.: Puisi Ayah dan Puisi Tuan Kerikil Dusta https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Wednesday, December 3, 2014

Puisi Ayah dan Puisi Tuan Kerikil Dusta



Ayah
Karya: RiskaRamdiani

Usiamumemangsudahtakmudalagi
Namunkauselaluterlihatsemakintampan
Tubuhmumemangtaksegendutdahulu
Namuntenagamutetaputuhtakpernahruntuh

Akutakpernahmelihatmumeneteskan air matadankautakpernahmelakukannya
Namuntahukahkau?
Menangistanpa air mataitujauhamatmenyakitkan

Kulihatmatamumemerah, bola matahitammuberputar-putarmenyembunyikankesedihan
Geraktubuhmubegitubanyakkepalsuanuntukmembuatkubahagia
Kauberpura-pura, sungguhberpura-puratidaklelah

Kaumemutuskanuntukpergi, pergidarirumah yang membuatmutenangdalamlelah
Dalamlelahmu, kauselalupulangdenganbahagiaberharapakusemakintumbuhbesardanpintarmenjadikebanggaanseluruhdunia

Begituamatmenyakitkan, ketikakumendengarceritaIbu
Di sanakausendiribertemankandoadanridaIlahi
Bangundiniharipontang-panting kesana-kemari, tanganmuterlukaterkenasengatanapi
Mengaduhsejenak, duduksejenakterburu-burumenyeka air mata yang tumpah

SebagianwaktumutersitauntukmenggodaIbu, menggodaku
Berlari-larikecilmengerjarkudengantawa yang bijakitu
Berpura-puraterjatuhdenganmukamenggoda agar akumerasamenang

Sungguh, diaadalahtempatkumengaduketikaakumerasatakaman
Diaadalahtempatkuberlirihketikaduniamembuatkutakut
Dia, diaadalahayahku
Ayahkudengansemuatetesankeringatnya yang menjadidarahdalamtubuhku
Ayahkudengansemuakesederhanaandankasihsayang yang takakanpernahsia-sia

Sungguh, lihatlahTuhan!
Suguhkansyurgaterindahuntuknya
Untuknya yang selalumembuatIbudanakumerasabahagia


Tuan, kerikildusta
Karya: RiskaRamdiani

Hey kau Tuan!
Kemanakahkau?Dimanabatanghidungmu?
Lihatlahmerekaberjalan di antarakerikil-kerikilkedustaanmu
Kenikmatan yang kautuangberasaldarikeringatrakyatmu

Oh, lihatlah!
Lembayung di senja
Yang terdengarhanyasuara yang takmemilikimakna
Kaumemperlakukanmerekaseperti orang mati
Terkubur di dalamsebuahkenistaan  yangpedih

Taksudikahuntukkauperbaiki
Takinginkahuntukmenaungi kaki rakyatmu yang selalumemujamu
Meskiberjalan diantarakerikil-kerikilkedustaanmumerekatersenyumriang
Mencobamenghiburmudengansuatukepolosan yang menjaditabiatnya

Ketikagemuruhhatimulaimembengkak di ruang-ruanglangit
Merekaberulang kali menyekalukapahit
Namuntetapsajaterlihat di pelupukmata, begitusakit
Sepanjangjalantakmerekatemukansapaanmu Tuan
Sapaanramah yang sempat Tuan janjikandalamkampanye yang omongkosongitu

Lihatlah!
Logikamerekateracuniasamcukarayuanmu yang takpernahbisamerekapungkiri
Guratwajah yang tersimpanrapi di baliho yang takpernahbisamerekalukai
Merekakaubodohidenganmenelanjangipikiranmerekasendiri
Merekamerengek-rengekmelihatkehormatanmereka yang tercecer
Namunkauhanyatersenyumtersimpulmalu

Berhentilahmengunyahpermenkaret yang lengket
Biarkan kami tetapmanistanpaucapmu
Berhentilahmemakaikacamatakuda
Biarkan kami melihattanpamatamu, Tuan!

Oh Tuan, inginku, kaulenyapdaritempatberpijakini
Merasakansebuahkenistaan yang amatpedih
Sepertilayaknyakaumemperlakukan kami
Dan akhirnyakitasama, matitapitetapbernyawa

No comments:

Post a Comment