https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya.: BELAJAR BAHASA MELALUI BERBICARA DAN MEMBACA https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Thursday, November 6, 2014

BELAJAR BAHASA MELALUI BERBICARA DAN MEMBACA



BELAJAR BAHASA MELALUI BERBICARA DAN MEMBACA
Oleh: Riska Ramdiani
NIM: 12211029
A.    Pendahuluan
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengaan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau infirmasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. (Gorys, 1971:1)
Bahasa dipergunakan pada sebagian besar aktivitas manusia, tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikkan keinginan, memberikan saram dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan bahasa. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Manusia dalam mengungkapkan bahasanya pun berbeda-beda, ada yang lebih suka langsung membicarakannya dan ada juga yang lebih suka melalui tulisan.
Segala aktivitas manusia yang diungkapkan dengan berbagai cara itu mengandung suatu makna dan tujuan. Begitu juga bahasa yang dituangkan ke dalam bentuk lisan merupakan curahan ide, perasaan, pendapat yang dirangkai melalui kata-kata, untuk meningkatkan kempampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan dengan bahasa yang baik maka dapat diupayakan dengan berbagai metode dan teknik yang inovatif dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
 Peserta didik dalam kaitan ini ikut terlibat secara langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik, yaitu melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan itu berhubungan erat satu sama lain dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan teratur. Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. pada masa kecil kita belajar menyimak atau mendengar, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan kemudian menulis.
Namun, yang akan dibahas lebih rinci dalam laporan ini akan membahas tentang bagaimana belajar bahasa melalui berbicara dan menulis. Belajar bahasa melalui berbicara adalah tahap belajar bahasa kedua setelah belajar bahasa dengan menyimak, dan belajar bahasa melalui membaca adalah tahap belajar ketiga setelah belajar bahasa melalui berbicara.
Dikarenakan kemampuan bahasa akan mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, maka cara belajar bahasa dengan teknik yang tepat salah satunya dengan teknik berbicara dan membaca harus diperhatikan dengan benar. Karena dengan bahasa kita dapat mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.
Dengan menerapkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis kepada peserta didik maka akan lebih mudah dalam belajar bahasa dan menguasai suatu bahasa, karena metode keterampilan ini sangat efektif dan mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, dan penggunaan metode dan teknik ini diharapkan tidak membuat jenuh dan monoton dalam menyajikan materi pelajaran.
Melalui proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca dalam belajar bahasa diharapkan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dan masyarakat.

B.     Isi
1.      Belajar Bahasa Melalui Bercicara
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. (Tarigan, 1979:3)
Dalam belajar bahasa melalui berbicara maka bahasa yang dipergunakan dalam berbicara pertama-tama haruslah bahasa yang umum dipakai, yang tidak menyalahi norma-norma yang umum berlaku. Kegiatan berbicara adalah salah satu cara untuk belajar bahasa, karena dengan berbicara akan melatih bahasa-bahasa yang dikuasai ataupun yang belum dikuasai. Ketika bayi mendengar bunyi atau suara yang didengar adalah faktor penting guna meningkatkan pemakaian kata-kata sang anak, dan ketika kita sudah bisa berbicara maka kita melatih bahasa yang kita dengar dengan mempraktikkannya yaitu dengan berbicara. Dengan berbicara diharapkan seseorang dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya sehingga seseorang akan menemukan, memperbanyak, dan memperlancar dalam menguasai bahasa. Belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi/berbicara. Tujuan belajar bahasa melalui berbicara adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus system bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara, sehingga dalam proses ini akan mempermudah dalam belajar bahasa. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut dalam belajar bahasa:
a.       Kemudahan berbicara
Peserta didik harus mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Para peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
b.      Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan latihan berdiskusi yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas, kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.
c.       Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara dengan bahasa secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topic pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya. Latihan demikian akan menghindarkan peserta didik dari bebricara dengan menggunakan bahasa yang tidak bertanggung jawab.
d.      Membentuk pendengaran kritis
Di sini peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit mengajukan pertanyaan.
e.       Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.
Belajar bahasa melalui berbicara bisa dilakukan dalam beberapa teknik, yaitu:
a.       Berbicara terpimpin
·         Frase dan kalimat
·         Satuan paragraf
·         Dialog
·         Pembacaan puisi
b.      Berbicara semi-terpimpin
·         Reproduksi cerita
·         Cerita berantai
·         Menyusun kalimat dalam pembicaraan
·         Melaporkan isi bacaan secara lisan
c.       Berbicara bebas
·         Diskusi
·         Drama
·         Wawancara
·         Berpidato dan bermain peran
Klasifikasi penilaian pemahan seseorang atas keterampilan berbicaranya dalam bahasa dapat dibedakan atas dapat memahami masalah tanpa kesulitan, dapat memahami percakapan dengan kecepatan yang normal dan dapat bereaksi secara tepat, dapat memahami sebagian besar percakapan tetapi lambat bereaksi, sulit mengikuti percakapan oran lain. Dan dapat tidak mampu memahami maksud percakapan betapapun sangat bersahaja. (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2008: 257-258)
2.      Belajar Bahasa Melalui Membaca
Membaca adalah mengarahkan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu dengan cara langsung mencari/membaca sendiri dalam buku. Melatih siswa menangkap arti bacaan itu dalam waktu yang singkat. Melatih siswa belajar sendiri, untuk memperoleh pengetahuan (nilai praktis) dan mengetahui bahasa yang baik dan benar. Dengan membaca maka seseorang akan menemukan bahasa-bahasa baru dan melatih bahasanya ke arah yang lebih baik. Membaca adalah kegiatan yang sangat menunjang dan menambah pengetahuan. Buku adalah sarana pokok untuk kegiatan membaca yang akan menghasilkan berhasilnya belajar bahasa. Melalui membaca bertujuan untuk memperkaya pengetahuan bahasa. Wawasan siswa akan bertambah bila siswa terbiasa membaca.
Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan dalam memperkaya bahasa. Dikatakan unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikannya budaya bagi dirinya sendiri sehingga mempengaruhi dalam penguasaan bahasa. Dikatakan penting bagi pengembangan pengetahuan dalam belajar bahasa karena persentase transfer ilmu pengetahuan membaca terbanyak dilakukan melalui membaca. Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam system kognisinya  (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2008:246).
Dengan demikian, kegiatan membaca bukanlah suatu kegiatan yang sederhana seperti apa yang diperkirakan banyak pihak sekarang ini. kegiatan membaca bukan hanya kegiatan yang terlihat secara kasat mata; kegiatan membaca bukan hanya kegiatan yang melibatkan prediksi, pengecekan skema, atau decoding, akan tetapi juga merupakan interaksi grafofonik, dintaktik, semantik, dan skematik. Di samping itu, keterlibatan pembaca di dalam mencari arti dari teks yang ia baca mempengaruhinya pula.
Kemampuan membaca adalah sebuah tes keterampilan berbahasa yang bisa dilakukan dalam pengajaran bahasa, baik dalam pengajaran bahasa pertama maupun bahasa kedua (asing). Kemampuan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang diajarkan dan karenanya juga berkonsekuensi diteskan kepada pembelajar bahasa. Bersama dengan kemampuan menyimak kemampuan membaca tergolong kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media penyampaiannya. Kemampuan menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan memahami bahasa lisan, sedangkan kemampuan membaca untuk mengukur bahasa tulis. Ada banyak cara yang distandarkan untuk mengukur kemampuan membaca. Sejumlah teknik pengukuran kemampuan membaca yang sering dipergunakan bentuk betul-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan atau rangkuman, cloze test, dan lain-lain.
Teknik yang paling umum dipakai adalah format bentuk tes pilihan ganda. Namun demikian, format tersebut sering dikritik karena jawaban benar dapat diperoleh lewat lebih dari satu cara, misalnya dengan cara menebak. Dengan demikian, usaha pengukuran kemampuan berbahasa dapat ditempuh dengan mempergunakan leih dari satu teknik. Misalnya, di samping dipergunakan bentuk pilihan ganda juga dipakai bentuk lain sebagai pendamping seperti teknik cloze. Teknik cloze juga cukup popular dan bayak dipergunakan untuk mengukur kemampuan membaca (Brown, 1995), khususnya dalam pengajaran bahasa kedua. Strategi pengajaran membaca berekembang cukup pesat, meskipun strategi maupun teknik tradisional masih digunakan oleh sebagian besar pengajar. Kebiasaan pengajar meminta para peserta didik untuk membaca teks selama waktu tertentu, kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apa jenis teks yang dibaca? Siapa pengarangnya? Kapan dibuatnya? Mengapa? Bagaimana?
Strategi pembelajaran lain adalah dengan menggunakan teknik pemberian tugas. Tugas membaca di rumah dengan waktu yang relatif lebih leluasa. Tuntutan keterampilan yang diminta pun lebih tinggi karena perbedaan durasi membaca. Selain harus mampu menjawab pertanyaan tradisional di atas, peserta didik harus pula mampu membuat ringkasan dari apa yang dibacanya. Masih banyak strategi lain untuk meningkatkan kemampuan membaca, termasuk di dalamnya membaca karya sastra.
C.     Penutup
Melalui berbicara dan membaca adalah salah satu teknik paling efektif dalam belajar bahasa. Berbicara dan membaca berbeda dalam prosesnya, tetapi keduanya saling berhubungan satu sama lainnya, tidak bisa dilepaskan. Dengan demikian kedua teknik itu perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pengajaran bahasa Indonesia, demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia.
Berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya mengajar, bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari alat ucap, bukan hanya mengucap tanpa makna, melainkan berbicara sebagai berbahasa, yaitu menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain dengan lisan dan bahasa yang baik dan benar. Berbicara sebagai suatu proses komunikasi, proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa. Untuk menilai kemampan berbicara seseorang dalam mempelajari bahasa sekurang-kurangnya enam hal yang harus diperhatikan yaitu lafal, ucapan, struktur kebahasaan, kosa kata, pilihan kata yang tepat sesuai dengan makna informasi yang akan disampaikan, ide-ide yang dikemukakan dan alur pembicaraan dan pemahaman, menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi, menyangkut kekomunikatifan.
Membaca sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya dengan hanya mempunyai kemampuan membacanya saja, melainkan memahami arti teks yang dibaca dan memahami setiap bahasa yang ada dalam teks tersebut. Semakin seseorang sering dan terampil dalam membaca maka akan semakin banyak bahasa yang dikuasai dan semakin cepat dalam belajar bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa belajar bahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan teknik dan banyak latihan.Proses belajar bahasa dapat ditinjau dari berbagai teknik yang kesemuanya masuk akal. Yang terpenting bagi kita dengan adanya teknik tersebut dapat membantu kesulitan bagi mereka yang sedang belajar bahasa sehingga dapat memaksimalkan kemampuan mereka seperti yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya.
Brown, Douglas H. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education, Inc.
Tarigan, Guntur Henry. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tarigan, Guntur Henry. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Kerap, Gorys. 1971. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Gumay, Wewen. 23 Mei 2013. Makalah Berbicara I Pengajaran Keterampilan Bahasa [online]. http://nimiextraordinary.wordpress.com/2013/05/23/makalah-berbicara-i-pengajaran-keterampilan-berbahasa/. Rabu, 01 Oktober 2014. 16:25.
Sarimahan, Eri. 26 November 2013. Teori Belajar Bahasa [online]. http://blog.student.uny.ac.id/yekaminazis/2013/11/26/27/. Rabu, 01 Oktober 2014. 16:27.
Crisphina. 29 Maret 2011. Teori Belajar Bahasa Indonesia [online]. http://impiandalamhati.blogspot.com/2011/03/teori-belajar-bahasa-indonesia.html. Rabu, 01 Oktober 2014. 16:27.

No comments:

Post a Comment