BELAJAR
BAHASA MELALUI BERBICARA DAN MEMBACA
Oleh: Riska Ramdiani
NIM: 12211029
A. Pendahuluan
Bahasa memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Dengaan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide,
pikiran, perasaan atau infirmasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun
tulisan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa bahasa adalah alat komunikasi
antaranggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. (Gorys, 1971:1)
Bahasa dipergunakan pada sebagian
besar aktivitas manusia, tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan
perasaannya, menyampaikkan keinginan, memberikan saram dan pendapat, bahkan
sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan bahasa. Semakin tinggi
tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi. Manusia dalam mengungkapkan bahasanya pun berbeda-beda, ada yang
lebih suka langsung membicarakannya dan ada juga yang lebih suka melalui
tulisan.
Segala aktivitas manusia yang
diungkapkan dengan berbagai cara itu mengandung suatu makna dan tujuan. Begitu
juga bahasa yang dituangkan ke dalam bentuk lisan merupakan curahan ide,
perasaan, pendapat yang dirangkai melalui kata-kata, untuk meningkatkan
kempampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan dengan bahasa yang
baik maka dapat diupayakan dengan berbagai metode dan teknik yang inovatif
dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
Peserta didik dalam kaitan ini ikut terlibat
secara langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman
informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik,
yaitu melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan itu berhubungan
erat satu sama lain dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui
suatu hubungan urutan teratur. Setiap keterampilan tersebut erat sekali
berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. pada masa
kecil kita belajar menyimak atau mendengar, kemudian berbicara, setelah itu
kita belajar membaca dan kemudian menulis.
Namun, yang akan dibahas lebih rinci
dalam laporan ini akan membahas tentang bagaimana belajar bahasa melalui
berbicara dan menulis. Belajar bahasa melalui berbicara adalah tahap belajar
bahasa kedua setelah belajar bahasa dengan menyimak, dan belajar bahasa melalui
membaca adalah tahap belajar ketiga setelah belajar bahasa melalui berbicara.
Dikarenakan kemampuan bahasa akan
mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, maka cara
belajar bahasa dengan teknik yang tepat salah satunya dengan teknik berbicara
dan membaca harus diperhatikan dengan benar. Karena dengan bahasa kita dapat
mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.
Dengan menerapkan keterampilan
berbicara dan keterampilan menulis kepada peserta didik maka akan lebih mudah
dalam belajar bahasa dan menguasai suatu bahasa, karena metode keterampilan ini
sangat efektif dan mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, dan penggunaan
metode dan teknik ini diharapkan tidak membuat jenuh dan monoton dalam
menyajikan materi pelajaran.
Melalui proses pembelajaran keterampilan
berbicara dan membaca dalam belajar bahasa diharapkan tercipta suatu bentuk
komunikasi lisan antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan
guru, peserta didik dan masyarakat.
B. Isi
1. Belajar Bahasa Melalui Bercicara
Berbicara adalah suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau
berujar dipelajari. (Tarigan, 1979:3)
Dalam belajar bahasa melalui
berbicara maka bahasa yang dipergunakan dalam berbicara pertama-tama haruslah
bahasa yang umum dipakai, yang tidak menyalahi norma-norma yang umum berlaku. Kegiatan
berbicara adalah salah satu cara untuk belajar bahasa, karena dengan berbicara
akan melatih bahasa-bahasa yang dikuasai ataupun yang belum dikuasai. Ketika
bayi mendengar bunyi atau suara yang didengar adalah faktor penting guna
meningkatkan pemakaian kata-kata sang anak, dan ketika kita sudah bisa
berbicara maka kita melatih bahasa yang kita dengar dengan mempraktikkannya
yaitu dengan berbicara. Dengan berbicara diharapkan seseorang dapat menuangkan
gagasan yang terdapat dalam pikirannya sehingga seseorang akan menemukan, memperbanyak,
dan memperlancar dalam menguasai bahasa. Belajar bahasa yang baik adalah
belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi/berbicara.
Tujuan belajar bahasa melalui berbicara adalah penggunaan bahasa secara lisan
agar siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara alamiah seperti
penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
Keterampilan berbicara mensyaratkan
adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah
kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali
sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Keterampilan berbicara pada hakikatnya
merupakan keterampilan memproduksi arus system bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah
yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara, sehingga dalam proses ini akan
mempermudah dalam belajar bahasa. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup
pencapaian hal-hal berikut dalam belajar bahasa:
a. Kemudahan berbicara
Peserta didik harus mendapatkan
kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan
keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok
kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Para peserta
didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
b. Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik
berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi
kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan
latihan berdiskusi yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas, kejelasan
berbicara tersebut dapat dicapai.
c. Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus
menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara dengan bahasa
secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi
topic pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan
bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya. Latihan demikian akan
menghindarkan peserta didik dari bebricara dengan menggunakan bahasa yang tidak
bertanggung jawab.
d. Membentuk pendengaran kritis
Di sini peserta didik perlu belajar
untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara yang secara
emplisit mengajukan pertanyaan.
e. Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara tidak dapat
dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan
dalam bahasa ibu.
Belajar bahasa melalui berbicara
bisa dilakukan dalam beberapa teknik, yaitu:
a. Berbicara terpimpin
·
Frase
dan kalimat
·
Satuan
paragraf
·
Dialog
·
Pembacaan
puisi
b. Berbicara semi-terpimpin
·
Reproduksi
cerita
·
Cerita
berantai
·
Menyusun
kalimat dalam pembicaraan
·
Melaporkan
isi bacaan secara lisan
c. Berbicara bebas
·
Diskusi
·
Drama
·
Wawancara
·
Berpidato
dan bermain peran
Klasifikasi penilaian pemahan
seseorang atas keterampilan berbicaranya dalam bahasa dapat dibedakan atas
dapat memahami masalah tanpa kesulitan, dapat memahami percakapan dengan
kecepatan yang normal dan dapat bereaksi secara tepat, dapat memahami sebagian besar
percakapan tetapi lambat bereaksi, sulit mengikuti percakapan oran lain. Dan
dapat tidak mampu memahami maksud percakapan betapapun sangat bersahaja. (Iskandarwassid
& Dadang Sunendar, 2008: 257-258)
2. Belajar Bahasa Melalui Membaca
Membaca
adalah mengarahkan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu dengan cara
langsung mencari/membaca sendiri dalam buku. Melatih siswa menangkap arti
bacaan itu dalam waktu yang singkat. Melatih siswa belajar sendiri, untuk
memperoleh pengetahuan (nilai praktis) dan mengetahui bahasa yang baik dan
benar. Dengan membaca maka seseorang akan menemukan bahasa-bahasa baru dan
melatih bahasanya ke arah yang lebih baik. Membaca adalah kegiatan yang sangat
menunjang dan menambah pengetahuan. Buku adalah sarana pokok untuk kegiatan
membaca yang akan menghasilkan berhasilnya belajar bahasa. Melalui membaca
bertujuan untuk memperkaya pengetahuan
bahasa. Wawasan siswa akan bertambah bila siswa terbiasa membaca.
Keterampilan
berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan
penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi
kehidupan dalam memperkaya bahasa. Dikatakan unik karena tidak semua manusia,
walaupun telah memiliki keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi
alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikannya budaya bagi dirinya
sendiri sehingga mempengaruhi dalam penguasaan bahasa. Dikatakan penting bagi
pengembangan pengetahuan dalam belajar bahasa karena persentase transfer ilmu
pengetahuan membaca terbanyak dilakukan melalui membaca. Membaca merupakan
kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk
keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang
pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam system kognisinya (Iskandarwassid & Dadang Sunendar,
2008:246).
Dengan
demikian, kegiatan membaca bukanlah suatu kegiatan yang sederhana seperti apa yang
diperkirakan banyak pihak sekarang ini. kegiatan membaca bukan hanya kegiatan
yang terlihat secara kasat mata; kegiatan membaca bukan hanya kegiatan yang
melibatkan prediksi, pengecekan skema, atau decoding, akan tetapi juga
merupakan interaksi grafofonik, dintaktik, semantik, dan skematik. Di samping
itu, keterlibatan pembaca di dalam mencari arti dari teks yang ia baca
mempengaruhinya pula.
Kemampuan
membaca adalah sebuah tes keterampilan berbahasa yang bisa dilakukan dalam
pengajaran bahasa, baik dalam pengajaran bahasa pertama maupun bahasa kedua
(asing). Kemampuan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan
berbahasa yang diajarkan dan karenanya juga berkonsekuensi diteskan kepada
pembelajar bahasa. Bersama dengan kemampuan menyimak kemampuan membaca
tergolong kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media penyampaiannya.
Kemampuan menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan memahami bahasa lisan,
sedangkan kemampuan membaca untuk mengukur bahasa tulis. Ada banyak cara yang
distandarkan untuk mengukur kemampuan membaca. Sejumlah teknik pengukuran
kemampuan membaca yang sering dipergunakan bentuk betul-salah, melengkapi
kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan atau rangkuman, cloze test, dan lain-lain.
Teknik
yang paling umum dipakai adalah format bentuk tes pilihan ganda. Namun
demikian, format tersebut sering dikritik karena jawaban benar dapat diperoleh
lewat lebih dari satu cara, misalnya dengan cara menebak. Dengan demikian,
usaha pengukuran kemampuan berbahasa dapat ditempuh dengan mempergunakan leih
dari satu teknik. Misalnya, di samping dipergunakan bentuk pilihan ganda juga
dipakai bentuk lain sebagai pendamping seperti teknik cloze. Teknik cloze juga cukup popular dan bayak dipergunakan untuk
mengukur kemampuan membaca (Brown, 1995), khususnya dalam pengajaran bahasa kedua.
Strategi pengajaran membaca berekembang cukup pesat, meskipun strategi maupun
teknik tradisional masih digunakan oleh sebagian besar pengajar. Kebiasaan
pengajar meminta para peserta didik untuk membaca teks selama waktu tertentu,
kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apa jenis teks yang dibaca?
Siapa pengarangnya? Kapan dibuatnya? Mengapa? Bagaimana?
Strategi
pembelajaran lain adalah dengan menggunakan teknik pemberian tugas. Tugas
membaca di rumah dengan waktu yang relatif lebih leluasa. Tuntutan keterampilan
yang diminta pun lebih tinggi karena perbedaan durasi membaca. Selain harus
mampu menjawab pertanyaan tradisional di atas, peserta didik harus pula mampu
membuat ringkasan dari apa yang dibacanya. Masih banyak strategi lain untuk meningkatkan
kemampuan membaca, termasuk di dalamnya membaca karya sastra.
C. Penutup
Melalui
berbicara dan membaca adalah salah satu teknik paling efektif dalam belajar
bahasa. Berbicara dan membaca berbeda dalam prosesnya, tetapi keduanya saling
berhubungan satu sama lainnya, tidak bisa dilepaskan. Dengan demikian kedua
teknik itu perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pengajaran bahasa
Indonesia, demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia.
Berbicara
sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya mengajar, bukan hanya
keluarnya bunyi bahasa dari alat ucap, bukan hanya mengucap tanpa makna,
melainkan berbicara sebagai berbahasa, yaitu menyampaikan pikiran dan perasaan
kepada orang lain dengan lisan dan bahasa yang baik dan benar. Berbicara sebagai
suatu proses komunikasi, proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi
bentuk bunyi bahasa. Untuk menilai kemampan berbicara seseorang dalam
mempelajari bahasa sekurang-kurangnya enam hal yang harus diperhatikan yaitu
lafal, ucapan, struktur kebahasaan, kosa kata, pilihan kata yang tepat sesuai
dengan makna informasi yang akan disampaikan, ide-ide yang dikemukakan dan alur
pembicaraan dan pemahaman, menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi,
menyangkut kekomunikatifan.
Membaca
sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya dengan hanya mempunyai
kemampuan membacanya saja, melainkan memahami arti teks yang dibaca dan
memahami setiap bahasa yang ada dalam teks tersebut. Semakin seseorang sering
dan terampil dalam membaca maka akan semakin banyak bahasa yang dikuasai dan
semakin cepat dalam belajar bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa
belajar bahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan teknik dan
banyak latihan.Proses belajar bahasa dapat ditinjau dari berbagai teknik yang
kesemuanya masuk akal. Yang terpenting bagi kita dengan adanya teknik tersebut
dapat membantu kesulitan bagi mereka yang sedang belajar bahasa sehingga dapat
memaksimalkan kemampuan mereka seperti yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya.
Brown,
Douglas H. 2007. Prinsip Pembelajaran dan
Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education, Inc.
Tarigan,
Guntur Henry. 1979. Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tarigan,
Guntur Henry. 1979. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Kerap,
Gorys. 1971. Komposisi. Jakarta: Nusa
Indah.
Gumay,
Wewen. 23 Mei 2013. Makalah Berbicara I Pengajaran Keterampilan Bahasa
[online]. http://nimiextraordinary.wordpress.com/2013/05/23/makalah-berbicara-i-pengajaran-keterampilan-berbahasa/.
Rabu, 01 Oktober 2014. 16:25.
Sarimahan,
Eri. 26 November 2013. Teori Belajar Bahasa [online]. http://blog.student.uny.ac.id/yekaminazis/2013/11/26/27/.
Rabu, 01 Oktober 2014. 16:27.
Crisphina.
29 Maret 2011. Teori Belajar Bahasa Indonesia [online]. http://impiandalamhati.blogspot.com/2011/03/teori-belajar-bahasa-indonesia.html.
Rabu,
01 Oktober 2014. 16:27.
No comments:
Post a Comment