Nama : Riska Ramdiani
NIM : 12211029
Kelas
: 3-A
Mata
Kuliah : Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa
Program
Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Penggunaan
EYD
A. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf
abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
1.
Huruf Abjad
Abjad yang
digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap
huruf disertakan disebelahnya.
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A
|
a
|
N
|
en
|
B
|
be
|
O
|
o
|
C
|
ce
|
P
|
pe
|
D
|
de
|
Q
|
ki
|
E
|
e
|
R
|
er
|
F
|
ef
|
S
|
es
|
G
|
ge
|
T
|
te
|
H
|
ha
|
U
|
u
|
I
|
i
|
V
|
ve
|
J
|
je
|
W
|
we
|
K
|
ka
|
X
|
eks
|
L
|
el
|
Y
|
ye
|
M
|
em
|
Z
|
zet
|
2.
Huruf Vokal
Huruf yang
melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Contoh pemakaian
dalam kata:
Huruf Vokal
|
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
A
|
api
|
padi
|
lusa
|
E
|
enak
|
petak
|
sore
|
I
|
itu
|
simpan
|
murni
|
o
|
oleh
|
kota
|
radio
|
u
|
ulang
|
bumi
|
ibu
|
3.
Huruf Konsonan
Huruf yang
melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh
pemakaian dalam kata:
Huruf konsonan
|
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
b
|
bahasa
|
Sebut
|
Adab
|
c
|
cakap
|
Kecap
|
-
|
d
|
dua
|
Ada
|
Adab
|
f
|
fakir
|
Kafarat
|
Maad
|
g
|
guna
|
Daging
|
Balig
|
h
|
hari
|
Paha
|
Tuah
|
j
|
jam
|
Manja
|
Mikraj
|
k
|
kalung
|
Paksa
|
Politik
|
l
|
lama
|
Alas
|
Kesal
|
m
|
malam
|
Kami
|
Diam
|
n
|
nasi
|
Tenang
|
Tuan
|
p
|
panjang
|
Apa
|
Pop
|
q
|
qur’an
|
Purqon
|
-
|
r
|
rambut
|
Bara
|
kadar
|
s
|
sepatu
|
Asli
|
Asas
|
t
|
telinga
|
Mata
|
Rapat
|
v
|
varia
|
Lava
|
-
|
w
|
wanita
|
hawa
|
-
|
x
|
xenon
|
-
|
-
|
y
|
yakin
|
Payung
|
-
|
z
|
zakat
|
lazim
|
juz
|
4.
Huruf Diftong
Di dalam
bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Contoh
pemakaian dalam kata:
Huruf diftong
|
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
ai
|
ain
|
syaitan
|
pandai
|
au
|
aula
|
saudara
|
harimau
|
Oi
|
-
|
boikot
|
amboi
|
5.
Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam
bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh
pemakaian dalam kata:
Gabungan huruf konsonan
|
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
Kh
|
Kusus
|
Akhir
|
Tarikh
|
Ng
|
Ngilu
|
Bangun
|
Senang
|
Ny
|
Nyata
|
Hanyut
|
nyanyi
|
Sy
|
syarat
|
isyarat
|
arasy
|
B.
Penulisan Huruf
Dua hal yang
harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan
huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembahasan berikut.
1.
Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah
penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal:
a.
Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya:
-
Dia menulis surat di kamar.
-
Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
b.
Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
-
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
-
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
c.
Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya:
-
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
-
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
d.
Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan
, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
-
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
-
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
e.
Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
dan nama tempat.
Misalnya:
-
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
-
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
-
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
-
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan
korupsi.
f.
Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
-
Nurhikmah
-
Dewi Rasdiana Jufri
g.
Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya:
-
bangsa Indonesia
-
suku Sunda
-
bahasa Inggris
h.
Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
-
tahun Hijriyah hari Jumat
-
bulan Desember hari Lebaran
-
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
i.
Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur
nama diri.
Misalnya:
-
Laut Jawa Jazirah Arab
-
Asia Tenggara Tanjung Harapan
j.
Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali
terdapat kata penghubung.
Misalnya:
-
Republik Indonesia
-
Majelis Permusyawaratan Rakyat
k.
Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan
atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya:
-
Surat Saudara sudah saya terima.
-
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
l.
Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
-
Surat Anda telah saya balas.
-
Sudahkah Anda sholat?
m.
Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya:
-
Dr. Doktor
-
S.H. sarjana hukum
n.
Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
Misalnya:
-
Perserikatan Bangsa-Bangsa
-
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
o.
Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam
judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan
dan kata penghubung.
Misalnya:
-
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
-
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
2.
Penulisan Huruf Miring
Huruf miring
digunakan untuk:
a.
Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
-
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
-
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
-
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
b.
Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
dan kelompok kata.
Misalnya:
-
Huruf pertama kata abad adalah a.
-
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
-
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
c.
Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya:
Politik
devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
C.
Tanda Baca
1.
Tanda Titik (. )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
b. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan nama orang.
Misalnya: A. S. Kramawijaya
Muh. Yamin
c. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Misalnya: Bc.
Hk. (Bakalaureat Hukum)
Dr.
(Doktor)
2.
Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua, . . . tiga!
b.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata tetapi dan
melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak
Pak Kasim.
3. Tanda Titik Koma (; )
a.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagianbagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai
juga.
b.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di
kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adikmenghafalkan nama-nama pahlawan
nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4. Tanda
Titik Dua ( : )
a.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya: Yang kita perlukan sekarang ialah barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan
pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayan
Bendahara : B. Hartawan
b. Tempat sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Jam : 9.30 pagi
5. Tanda
Hubung ( - )
a.
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya: ...
ada cara ba-ru juga.
Suku kata yang
terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris.
b.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata
di depannya pada
Misalnya:
... cara baru meng-ukur panas.
... cara baru me-ngukur kelapa.
... alat pertahan-an yang baru.
Akhiran -i tidak
dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada pangkal baris.
c.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
-
anak-anak
-
berulang-ulang
-
dibolak-balikkan
-
kemerah-merahan
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
6. Tanda
Pisah ( - )
a.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu -saya yakin akan tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b.
Tanda
pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya: Rangkaian penemuan
ini-evolusi, teori kenisbisan, dan kini juga pembedahan atom- tidak mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta.
7. Tanda
Elipsis ( ... )
a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat
yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
- Tanda Tanya ( ? )
a.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu bukan?
b.
Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
-
la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
-
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
- Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
-
Alangkah
seramnya peristiwa itu!
-
Bersihkan
kamar ini sekarang juga!
-
Masakan!
-
Sampai
hati juga ia meninggalkan anak- istrinya!
-
Merdeka!
- Tanda Kurung ( )
a.
Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya: DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah
selesai.
b.
Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul
"Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962
c.
Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka
atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya: Faktor-faktor produksi menyangkut masalah
berikut:
(a) alam,
(b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
tenaga kerja, dan (c) modal.
- Tanda Kurung Siku ([... ])
a.
Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah
asal.
Misalnya: Sang Sapurba men[d] engar bunyi
gemerisik.
b.
Tanda
kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya: (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat
BabI] tidak dibicarakan.)
12.
Tanda Petik ("... ")
a.
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di
sebelah atas baris.
Misalnya:
-
"Sudah
siap?" tanya Awal.
-
"Saya
belum siap," seru Mira, "tunggu sebentar!"
b.
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Misalnya: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku
Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
13.
Tanda Petik Tunggal ( ' ... ' )
a.
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
Misalnya:
-
Tanya
Basri, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
-
"Waktu
kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b.
Tanda
petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
(Lihat pemakaian tanada kurung)
Misalnya:
rate of inflation
’laju inflasi’
14.
Tanda Ulang ( ...2 ) (angka 2 biasa)
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula
untuk menyatakan pengulangan kata
dasar.
Misalnya:
-
kata2
-
lebih2
-
sekali2
15. Tanda Garis Miring ( / )
a.
Tanda
garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Misalnya: No. 7/PK/1973
b.
Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor
alamat.
Misalnya:
-
mahasiswa/mahasiswi
-
harganya
Rp 15,00/lembar
-
Jalan
Daksinapati IV/3
16.
Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ' )
Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian
kata. Misalnya:
-
Ali
'kan kusurati ('kan = akan)
Malam 'lah
tiba ('lah = telah)
D.
Penulisan Unsur Serapan
Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur pinjamam dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan
besar. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti shuttle cock, reshuffle. Unsur-unsur tersebut di pakai dalam
konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur pinjaman yamg penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Dalam hal
penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia
menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa
Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,
situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing
tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan
unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep
yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b)
unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam
bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur
yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu
diterima.
Menerima
unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing
merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan
bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan
pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu
dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang
biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa
Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari
bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal
adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu
dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan
taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian:
1.
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan.
Contoh yang tergolong secara adopsi,
yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
2. Secara
adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet,
manajemen, koordinasi, fungsi.
Di
samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata yang seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap
secara utuh disamping kata standar, implement, dan objek. Berikut ini
didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang
sering di gunakan oleh pemakai bahasa.
Kata
asing penyerapan yang salah penyerapan yang benar
Risk resiko risiko
System sistim sistem
Frequency frekwensi frekuensi
Description diskripsi deskripsi
Survey survei survai
DAFTAR PUSTAKA
Kalimat
Efektif [online]. http://nashchanarsyad.blogspot.com/2013/11/makalah-tentang-pentingnya-eyd-dan.html.
03 April 2015. 09:45.
Fiesta,
Oktriana. 2014. Makalah Pembahasan
Pemakaian Huruf dan Penulisan
Kata
Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) [online]. http://oktrianafietsa.blogspot.com/2014/09/makalah-pembahasan-pemakaian-huruf-dan.html.
03 April 2015. 09:45.
Gunawan
dan Nirmala 2002. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
Surabaya: Anugerah.
Jaelni, Alfian. 2014. Makalah Eyd Bahasa Indonesia
[Online].
No comments:
Post a Comment