https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya. https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Monday, May 4, 2015



Nama               : Riska Ramdiani
NIM                : 12211029
Kelas               : 3-A
Mata Kuliah    : Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penggunaan EYD
A.     Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
1.      Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A
a
N
en
B
be
O
o
C
ce
P
pe
D
de
Q
ki
E
e
R
er
F
ef
S
es
G
ge
T
te
H
ha
U
u
I
i
V
ve
J
je
W
we
K
ka
X
eks
L
el
Y
ye
M
em
Z
zet

2.      Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Contoh pemakaian dalam kata:
Huruf Vokal
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir
A
api
padi
lusa
E
enak
petak
sore
I
itu
simpan
murni
o
oleh
kota
radio
u
ulang
bumi
ibu
3.      Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh pemakaian dalam kata:
Huruf konsonan
Di awal
Di tengah
Di akhir
b
bahasa
Sebut
Adab
c
cakap
Kecap
-
d
dua
Ada
Adab
f
fakir
Kafarat
Maad
g
guna
Daging
Balig
h
hari
Paha
Tuah
j
jam
Manja
Mikraj
k
kalung
Paksa
Politik
l
lama
Alas
Kesal
m
malam
Kami
Diam
n
nasi
Tenang
Tuan
p
panjang
Apa
Pop
q
qur’an
Purqon
-
r
rambut
Bara
kadar
s
sepatu
Asli
Asas
t
telinga
Mata
Rapat
v
varia
Lava
-
w
wanita
hawa
-
x
xenon
-
-
y
yakin
Payung
-
z
zakat
lazim
juz
4.      Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Contoh pemakaian dalam kata:
Huruf diftong
Di awal
Di tengah
Di akhir
ai
ain
syaitan
pandai
au
aula
saudara
harimau
Oi
-
boikot
amboi
5.      Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh pemakaian dalam kata:
Gabungan huruf konsonan
Di awal
Di tengah
Di akhir
Kh
Kusus
Akhir
Tarikh
Ng
Ngilu
Bangun
Senang
Ny
Nyata
Hanyut
nyanyi
Sy
syarat
isyarat
arasy
B.     Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.
1.      Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal:
a.       Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
-          Dia menulis surat di kamar.
-          Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
b.      Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
-          Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
-          “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
c.       Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya:
-          Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
-          Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
d.      Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
-          Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
-          Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
e.       Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
Misalnya:
-          Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
-          Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
-          Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
-          Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
f.       Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
-          Nurhikmah
-          Dewi Rasdiana Jufri
g.      Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya:
-          bangsa Indonesia
-          suku Sunda
-          bahasa Inggris
h.      Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
-          tahun Hijriyah hari Jumat
-          bulan Desember hari Lebaran
-          Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
i.        Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
-          Laut Jawa Jazirah Arab
-          Asia Tenggara Tanjung Harapan
j.        Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya:
-          Republik Indonesia
-          Majelis Permusyawaratan Rakyat
k.      Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya:
-          Surat Saudara sudah saya terima.
-          Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
l.        Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
-          Surat Anda telah saya balas.
-          Sudahkah Anda sholat?
m.    Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya:
-          Dr. Doktor
-          S.H. sarjana hukum
n.      Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
-          Perserikatan Bangsa-Bangsa
-          Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
o.      Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.
Misalnya:
-          Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
-          Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
2.      Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk:
a.       Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
-          Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
-          Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
-          Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
b.      Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
Misalnya:
-          Huruf pertama kata abad adalah a.
-          Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
-          Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
c.       Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya:
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
C.     Tanda Baca
1.      Tanda Titik (. )
a.       Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
            Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
b.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:  A. S. Kramawijaya
Muh. Yamin
c.       Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Misalnya: Bc. Hk.              (Bakalaureat Hukum)
Dr.                   (Doktor)
2.           Tanda Koma ( , )
a.       Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua, . . . tiga! 
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan. 
Misalnya:  Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
       Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. 
3.      Tanda Titik Koma (; ) 
a.       Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian­bagian kalimat yang sejenis dan setara. 
Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 
b.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. 
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adikmenghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4.      Tanda Titik Dua ( : ) 
a.       Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. 
Misalnya: Yang kita perlukan sekarang ialah barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan. 
b.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:   
a.  Ketua          : Ahmad Wijaya
     Sekretaris   : S. Handayan
     Bendahara  : B. Hartawan
b.  Tempat sidang        : Ruang 104
                  Pengantar Acara    : Bambang S.
                  Hari                       : Senin
                  Jam                        : 9.30 pagi 
5.      Tanda Hubung ( - ) 
a.       Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya: ... ada cara ba­-ru juga. 
Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris. 
b.        Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
Misalnya:
... cara baru meng­-ukur panas.
... cara baru me-ngukur kelapa.
... alat pertahan­-an yang baru.
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
c.         Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
-          anak-anak
-          berulang-ulang
-          dibolak-balikkan
-          kemerah-merahan
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
6.      Tanda Pisah ( - )
a.       Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. 
Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu -saya yakin akan tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 
b.      Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. 
Misalnya: Rangkaian penemuan ini-evolusi, teori kenisbisan, dan kini juga pembedahan atom- tidak men­gubah konsepsi kita tentang alam semesta.
7.      Tanda Elipsis ( ... ) 
a.       Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. 
b.        Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
  1. Tanda Tanya ( ? )
a.       Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu bukan?
b.      Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
-          la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
-          Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang. 
  1. Tanda Seru (!) 
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. 
Misalnya:
-          Alangkah seramnya peristiwa itu!
-          Bersihkan kamar ini sekarang juga!
-          Masakan!
-          Sampai hati juga ia meninggalkan anak- istrinya!
-          Merdeka! 
  1. Tanda Kurung (   ) 
a.       Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 
Misalnya: DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai. 
b.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. 
Misalnya:  Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962
c.       Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya:  Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
(a) alam,
(b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.  
  1. Tanda Kurung Siku ([... ]) 
a.       Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal.         
Misalnya: Sang Sapurba men[d] engar bunyi gemerisik. 
b.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. 
Misalnya: (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat BabI] tidak dibicarakan.) 
12.  Tanda Petik ("... ") 
a.       Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.  
Misalnya:  
-          "Sudah siap?" tanya Awal.
-          "Saya belum siap," seru Mira, "tunggu sebentar!" 
b.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat. 
Misalnya:  Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat
13.  Tanda Petik Tunggal ( ' ... ' ) 
a.       Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.       
Misalnya:
-          Tanya Basri, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
-          "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b.   Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing (Lihat pemakaian tanada kurung) 
Misalnya:  rate of inflation          ’laju inflasi’ 
14.  Tanda Ulang ( ...2 ) (angka 2 biasa) 
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar.           
Misalnya:
-           kata2
-          lebih2
-          sekali2 
15.  Tanda Garis Miring ( / ) 
a.       Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Misalnya: No. 7/PK/1973 
b.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat. 
Misalnya:
-          mahasiswa/mahasiswi
-          harganya Rp 15,00/lembar
-          Jalan Daksinapati IV/3 
16.  Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ' ) 
Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata.  Misalnya:
-          Ali 'kan kusurati        ('kan = akan)
Malam 'lah tiba        ('lah = telah)
D.    Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjamam dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, reshuffle. Unsur-unsur tersebut di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yamg penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian:
1.      Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan.
Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
2.      Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata yang seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar, implement, dan objek. Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang sering di gunakan oleh pemakai bahasa.
Kata asing       penyerapan yang salah           penyerapan yang benar
Risk                             resiko                                       risiko
System                         sistim                                       sistem
Frequency                    frekwensi                                frekuensi
Description                  diskripsi                                   deskripsi
Survey                         survei                                       survai













DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Nashchan. 2013. Makalah Tentang Pentingnya EYD Dan Pemakaian
Fiesta, Oktriana. 2014.  Makalah Pembahasan Pemakaian Huruf dan Penulisan
Gunawan dan Nirmala 2002. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Anugerah.
Jaelni, Alfian. 2014. Makalah Eyd Bahasa Indonesia [Online].
Http://Alfianjaelani.Blogspot.Com/P/Makalah-Eyd-Bahasa Indonesia.Html. 03 April 2015. 09:45.

No comments:

Post a Comment