https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya.: ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Wednesday, May 13, 2015

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013


ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013
  oleh Riska Ramdiani
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu kunci pintar seseorang adalah dengan belajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan, komponennya adalah guru, siswa, media pembelajaran dan sumber belajar. Semua komponen tersebut memiliki kaitan yang erat, karena suksesnya pendidikan terlihat dari integritas komponen-komponen tersebut. Pendidikan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan dituntut meningkatkan kualitas dan fasilitasnya agar apa yang diharapkan bisa tercapai, salah satunya adanya sumber pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, buku teks mempunyai peranan yang sangat penting guna menyukseskan untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai pendapat A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin) ”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.”
Pemilihan buku teks dalam pembelajaran harus sesuai dengan KI, KD, sesuai dengan kebutuhan siswa, dunia pendidikan, buku teks yang dinyatakan berkualitas harus memiliki beberapa kriteria salah satunya praktis dan jelas. Banyaknya materi menyebabkan siswa tidak bisa meyerap dengan baik apa yang disampaikan oleh gurunya, hal itu terjadi karena dalam proses pembelajaran, guru memiliki keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi. Salah satu strategi dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan memilih dan memfasilitasi peserta didik dengan buku teks yang memadai sehingga menciptakan pembelajaran yang optimal.
Di samping itu, pada zaman era globalisasi saat ini marak sekali buku teks yang kurang berkualitas baik dari segi materi ataupun bahasanya. Sehingga menyulitkan siswa dalam proses belajar. Belakangan ini marak buku teks yang malah mendorong moral siswa ke arah yang negatif, jika hal Jika hal ini tidak diperhatikan dan tidak segera diperbaiki, maka akan berdampak buruk terhadap moral generasi di masa yang akan datang dan rendahnya kualitas berbahasa seseorang yang secara otomatis akan menjadi suatu budaya yang buruk dalam sebuah bangsa, sehingga akan mempengaruhi lambatnya perkembangan/kemajuan bangsa.
Sesuai dengan penjelasan tersebut maka penulis akan menganalisis materi yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII guna untuk ikut serta mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam makalah ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII?
2.      Bagaimanakah penerapan model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII?
3.      Bagaimanakah konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII?
C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dikemukakan tujuan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII.
2.      Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII.
3.      Untuk mengetahui konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII.
D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sejauh mana kelayakan isi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013 guna dalam proses belajar mengajar, baik dari segi pelaksanaan pendekatan saintifik, penerapan model pembelajaran, konsep penilaiannya, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang telaah buku teks, upaya untuk meingkatkan kualitas pendidikan, kualitas proses belajar mengajar, dan perkembangan ilmu pengetahuan.

BAB II
ISI LAPORAN
A.    Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013
1.      Fakta/fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII merupakan uraian materi yang sesuai dengan fakta/fenomena yang mampu dijelaskan dengan logika/penalaran, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Salah satunya terdapat dalam halaman 43 tentang mengenali teks deskripsi. Dalam bagian tersebut mendeskripsikan tari saman sebagai bahan materinya dalam proses belajar mengajar.
Adanya materi tentang pendeskripsian tari saman dapat dibuktikan secara nyata bahwa tari saman berasal dari daerah aceh di Indonesa dan dikenal oleh masyarakat dikehidupan nyata dengan keunikan gerakkannya. Tari Saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara.
Sehingga dengan materi tersebut siswa akan lebih mudah memahami apa yang dimaksud dengan teks deskripsi, memahami struktur dan unsur-unsur teks deskripsi dalam teks tersebut dengan menemukannya sendiri, pun siswa akan lebih mudah memproduksi teks deskripsi dengan objek yang nyata seperti tari saman dalam materi buku teks tersebut, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
2.      Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbatas dari prasangka serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
Dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII pegangan siswa dengan buku teks pegangan gurunya sangat relevan antara penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa sehingga jauh dari adanya prasangka serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
Salah satunya dalam buku pegangan siswa penyampaian materi BAB I tentang cinta lingkungan dalam pemodelan teks laporan hasil observasi sama dengan buku pegangan guru yang dimulai dari disediakan adanya sebuah puisi untuk merefleksi atau menarik perhatian siswa dalam pegangan buku teks siswa, pun dalam buku pegangan guru adanya langkah guru harus membacakan puisi tentang lingkungan Setelah membuka wawasan siswa dengan puisi bertema lingkungan, guru memberi beberapa pernyataan yang menggugah siswa dalam mencinta lingkungan hidup, khususnya yang ada di sekitar mereka. Siswa diberi pemahaman tentang teks laporan hasil observasi yang dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di sekitar siswa, dalam buku teks siswa pun tersedia. Melalui pertanyaan dan gambar itu siswa diharapkan dapat terlibat di dalam materi pelajaran. Dalam teks pemodelan siswa sudah diberi pengetahuan tentang lingkungan hidup. Pada saat menyusun teks secara berkelompok, siswa diminta mendeskripsikan gambar “Alam yang Terpelihara”.
Kemudian adanya beberapa pemahaman tentang lingkungan untuk merangsang siswa mulai membuka file-file dalam otaknya, disediakan adanya berbagai pertanyaan tentang lingkungan, guru mengajak siswa membangun konteks pembelajaran dengan cara menampilkan sebuah gambar tentang lingkungan hidup. Di samping itu, urutan daftar isi antara buku pegangan siswa dan buku pegangan guru pun relevan dan terstruktur.
Jadi kegiatan yang ada dalam buku teks siswa dengan buku teks pegangan guru sangat relevan, seimbang, penjelasan guru dan respon siswa sama ke arah yang dituju kedua belah pihak dan sama-sama berkaitan sehingga tidak menyimpang dari persepsi antara guru dan siswa, dan proses belajar mengajar tetap pada lingkarannya yang membuat kegiatan proses belajar mengajar lebih efektif dan bermakna.
3.      Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII terdapat materi tentang teks eksposisi pada halaman 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, dan 83 pada BAB III. Pada materi tersebut diberikan teks eksposisi ‘”Remaja dan Pendidikan Karakter” sebagai bahan pembelajaran siswa. Kemudian, siswa diberikan teks pemodelan yang disusun sesuai dengan struktur teks eksposisi. Dalam teks pemodelan ini siswa sudah diberi pengetahuan tentang unsur kebahasaan yang diperlukan untuk membangun keutuhan dan kepaduan sebuah teks.
 Siswa dituntut untuk membaca teks tersebut, kemudian dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan setelah membaca teks tersebut. Siswa dituntut untuk memahami struktur eksposisi pada teks “Remaja dan Pendidikan Karakter" dan memberikan pendapat siswa tentang beberapa pernyataan yang berkaitan dengan teks beserta alasan-alasan mereka. Di samping itu, guru juga menugasi siswa untuk mencari kalimat utama dan ide pokok dari teks tersebut di atas.
Materi yang mampu mendorong dan menginspirasi siswa terdapat dalam bab VI diuraikan bagaimana memahami, mengenal struktur, dan menyusun teks eksposisi beserta struktur dan penyusunannya secara ringkas dan praktis yang mendorong siswa untuk berpikir kritis menemukan sendiri dengan gambaran yang telah diuraikan, dan pada halaman 123 siswa diberikan pertanyaan yang bersifat umum sehingga jawaban siswa pun sifatnya relatif karena akan berpikir kritis, dituntut untuk mampu mengidentifikasi teks eksposisi, menyusun teks eksposisi, dan mengerjakan soal kebahasaan. Sehingga secara otomatis akan mendorong siswa untuk lebih berpikir kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang dipelajarinya secara nyata.  Di samping itu, materi yang disajikan merupakan materi menarik yang berhubungan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa lebih terangsang dan terinspirasi untuk mempelajarinya.
4.      Mendorong  dan menginspirasi siswa maupun berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
Uraian materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII dikemas sedemikian rupa untuk membangun siswa berpikir hipotetik dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa. Semua uraian dan kegiatannya diberikan secara praktis, siswa hanya diberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari dengan secara langsung memproduksi atau menganalisisnya, sehingga akan mendorong siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya dengan menemukannya sendiri dengan beberapa kajian dan contoh yang dipelajari, sehingga akan mampu melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran dengan berpikir hipotetik. Di samping itu, dengan diuraikannya materi yang praktis dan mudah dipahami akan memudahkan siswa mendapatkan inspirasi ketika memahaminya sehingga siswa akan terangsang untuk memproduksi.
Terdapat materi “Memahami Pengubahan Teks Eksplanasi menjadi Teks Laporan Hasil Observasi” dan “Memahami Pengubahan Teks Eksplanasi menjadi Teks Eksposisi” pada BAB VII Kegiatan 2 pembelajaran difokuskan pada pengenalan, pencermatan, dan pemahaman berbagai jenis teks. Siswa dituntut untuk memahami ciri-ciri teks tertentu untuk diubah menjadi teks tertentu, siswa diarahkan untuk membaca sebuah teks dan memahaminya kemudian mengubahnya ke dalam jenis teks yang berbeda. Siswa diharapkan dapat menyampaikan satu tema dengan jenis-jenis teks yang berbeda-beda secara berganti-ganti. Di samping itu, siswa juga diharapkan mampu menggunakan campuran berbagai jenis teks dalam menyampaikan sesuatu. Dengan adanya kegiatan seperti itu secara otomatis dan mandiri siswa akan mampu akan mendorong siswa dan menginspirasi berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran, karena siswa dibelajarkan secara nyata dan secara langsung.
5.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memaknai, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII memberikan pemahaman yang baik untuk siswa dalam memahami pembelajaran, kemudian menuntut siswa untuk menerapkan tentang apa yang sudah dipelajarinya. Setiap siswa memaknai apa yang dipelajarinya maka akan muncunya sifat rasional dan objektif. Serta kebermaknaan itu akan mendorong kemampuan tingkat tinggi dalam merespon yang dimiliki oleh seseorang atas dasar materi pembelajaran.  Hal ini biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari.
 Terdapat materi tentang mengenali teks laporan hasil observasi pada halaman 26 pada BAB I, kegiatan ini membangun konteks, siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan cinta lingkungan. Siswa juga diperlihatkan sebuah gambar yang memperlihatkan aktivitas cinta lingkungan. Melalui pertanyaan dan gambar itu siswa diharapkan dapat terlibat di dalam materi pelajaran. Materi yang diruaikan dan permasalahan yang ditampilkan pada buku berkaitan dengan kondisi keseharian atau kebiasaan-kebiasaan siswa dan contoh-contoh peristiwa atau kejadian yang disajikan kebanyakan berkaitan dengan keseharian siswa.materi tersebut menuntut siswa untuk memaknai apa yang dimaksud dengan teks laporan hasil observasi dengan membaca teks laporan hasil observasi tentang “Biola Laut” secara seksama, kemudian siswa dituntut untuk menerapkan apa yang sudah dipahaminya melalui membaca untuk mengenal struktur teks hasil observasi naik unsur definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat, sehingga secara otomatis siswa akan mampu berargumentasi tentang pemahaman yang telah didapatkannya dengan menjawab berbagai pertanyaan dari guru secara rasional dan objektif terhadap materi yang dipelajarinya.
6.      Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Uraian materi dirancang sedemikian rupa sesuai engan tujuan pembelajaran, kemampuan siswa, dan tuntutan dunia. Uraian materi berdasarkan pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yang kuat dan sudah umum. Serta berdasarkan pengalaman (terutama yg diperoleh dr penemuan, percobaan, pengamatan yg telah dilakukan). Sehingga proses belajar mengajar akan mensukseskan siswa untuk menjadi cerdas dan produktif membawa perubahan dan perkembangan bagi ilmu pengetahuan dan dunia, serta akan mengajak siswa terlibat pada materi tersebut dengan nyata dan akan memberikan pengalaman yang bermakna.
Salah satunya terdapat pada materi tentang mengenal struktur teks eksposisi pada halaman 78 BAB III, bahwa memang benar struktur eksposisi itu adanya tesis (pembukaan), argumentasi (isi), dan penegasan ulang (penutup), teori ini dijadikan banyak referensi dalam pembuatan teks eksposisi.
Melihat pengertiannya, teks eksposisi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat, yang secara otomatis dalam paragraf paragraf tersebut harus adanya tesis (pembukaan), argumentasi (isi), dan penegasan ulang (penutup) supaya menjadi sebuah paragraf yang utuh dan memenuhi syarat sebagai karangan eksposisi.
7.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Pembelajaran dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII dikemas dengan ringkasan materi yang cukup dipahami, sederhana, memaparkan dengan jelas dan sistematis setiap paparannya sehingga akan memudahkan bagi siapa saja yang ingin mendalami/memahami, menggunakan kalimat yang runtut, dan dikemas secara menarik penyajiannya dengan menampilkan beberapa gambar-gambar yang menarik yang merangsang mata dan otak lebih bergairah, serta adanya tabel-tabel dan diagram yang membuat uraian materi lebih menarik dan tidak membosankan, dan contoh-contoh yang yang menarik yang terbaru pada zamannya. Serta melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan.
Tujuan pembelajarannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam proses belajar, menuntut siswa untuk menemukan sendiri apa yang belum diketahuinya dengan adanya guru sebagai fasilitator, dan mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran dalam materi ini terdiri atas membangun konteks, pemodelan teks, membangun teks secara bersama-sama, dan membangun teks secara mandiri. Membuat siswa langsung memahami apa yang dibelajarkan dengan kata-kata yang sederhana, serta dikemas dengan menarik menampilkan beberapa gambar yang bervariatif, dan tujuan pembelajaran buku tersebut sudah jelas sesuai dengan SKL, KI, KD dan topik serta materi ditinjau dari cakupan konsep atau materi sudah sesuai.
B.     Penerapan model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013
1.      Model pembelajaran berbasis proyek.
a.       Materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis proyek pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b.      Skenario pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
1)      Penentuan proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan” pada BAB I Kegiatan 3.
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru tentang Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan judul proyek yang akan dikerjakannya dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
2)      Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” bertema “Perawatan Hewan Peliharaan”, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
Siswa diminta untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan pokok-pokok sebagai berikut.
a)      Definisi hewan peliharaan
b)      Nama pemilik hewan
c)      Hewan peliharaan yang dimiliki
d)     Deskripsi hewan peliharaan itu
e)      Deskripsi cara pemeliharaannya
f)       Kegunaan hewan peliharaan bagi pemiliknya
3)      Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
4)       Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek dalam materi Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”dengan observasi, interviu, merekam, mengunjungi objek proyek.
Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek.
5)      Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Hasil proyek Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan” dalam bentuk produk karya tulis, setelah melakukan wawancara, siswa diminta mengubah hasil wawancara tersebut menjadi laporan hasil observasi. Kemudian dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
6)      Evaluasi proses dan hasil proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek materi Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” tentang  “Perawatan Hewan Peliharaan”. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek dan dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.
c.       Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
1)      Kelebihan pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
a)      Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dalam menyusun teks laporan hasil observasi melalui wawancara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b)      Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah hal ihwal tentang “Perawatan Hewan Peliharaan” melalui mewawancara orang tua atau saudara dalam menyusun teks laporan hasil observasi.
c)       Meningkatkan kolaborasi, mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
d)     Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bertanggungjawab, mengorganisasi, dan mengatur waktu.
e)      Media belajar yang berkembang sesuai dunia nyata.
f)        Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
g)      Pembelajaran berbasis proyek  membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
2)      Kekurangan pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
a)      Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah dalam Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b)      Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
c)      Beberapa siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
d)     Siswa akan kesulitan mencari narasumber, karena tidak semua narasumber mengetahui bahaimana perawatan hewan peliharaan.
2.      Model pembelajaran penemuan (Inkuiri/Discoveri Learning).
a.       Materi “Pemodelan Teks Deskripsi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis penemuan pada BAB II Kegiatan 1.
b.      Skenario pelaksanaan pembelajaran penemuan (Inkuiri/Discoveri Learning) pada materi “Penyusunan Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
1)      Langkah Persiapan
Pada langkah ini guru dan siswa menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan gaya belajar siswa untuk mengenal teks deskripsi dengan efektif. Guru menjelaskan topik, bahan, contoh, tugas, serta penilaian tentang materi “Penyusunan Teks Deskripsi” tentang “Perunjukan tari” yang akan dipelajari siswa.
2)      Pelaksanaan
Siswa dihadapkan dengan beberapa pertanyaan tentang pertunjukan di daerah siswa yang mereka ketahui, dituntut mendeskripsikan bagaimana tari tersebut yang dideskripsikan. Kemudian diberikan rangsangan atau teka-teki yang menimbulkan tanda tanya tentang pertunjukan tari sehingga timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah tentang pertunjukan tari.
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal ikhwal pertunjukan tari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran dan merumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis tentang deskripsi pertunjukkan tari. Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya untuk mendeskripsikannya dengan menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Semua informasi hasil wawancara dengan orang tua siswa, observasi pertunjukkan tari, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi. pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang pertunjukkan tari sebagai alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis untuk disusun menjadi teks deskripsi.
Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing tentang pertunjukkan tari. Sehingga siswa menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui pertunjukkan tari yang ia saksikan dengan orang tuanya dengan nyata. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak dari hasil observasi pertunjukkan tari dan wawancara dengan orang tua siswa.
Siswa menarik kesimpulan tentang hal ihwal pertunjukkan tari dan hasil wawancara dengan orang tuanya dengan memperhatikan hasil verifikasi ke dalam sebuah teks deskripsi. Kemudian guru ikut mengevaluasi hasil penyususnan teks deskripsi siswa data yang relevan sehingga kesimpulan dalam menyusun teks deskripsi benar-benar akurat dan bermakna.
c.       Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
1)      Kelebihan model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
a)      Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif melalui menyaksikan dan meawancara orang tua sisa hal ihwal pertunjukkan tari di daerahnya.
b)      Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini dalam menyusun teks deskripsi sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, pengalaman  ingatan dan transfer.
c)      Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil menyusun teks deskripsi dengan hasil kerjanya sendiri.
d)     Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri dalam menyusun teks deskripsi.
e)      Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f)       Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
g)      Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti karena siswa yang menyaksikan secara langsung pertunjukkan tari dan mewawancarai orang tuanya dan menyusun sendiri teks deskripsinya.
h)      Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik tentang menyusun teks deskripsi.
i)        Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
j)        Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
k)      Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang sehingga penyusunan teks deskripsi tidak dianggap remeh.
l)        Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
m)    Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
n)      Saling membantu dan menghargai teman.
2)      Kekurangan model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
a)      Sulitnya bagi siswa untuk menyaksikan pertunjukkan tari di daerahnya, karena tidak semua daerah selalu mengadakan pertunjukkan tari.
b)      Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya, karena pertunjukkan tari tidak setiap hari dipertunjukkan, biasanya pertunjukkan tari ada pada acara-acara tertentu.
c)      Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
3.      Model pembelajaran berbasis masalah.
a.    Materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” tentang “Pelestarian Biota Laut” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1.
b.    Skenario pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
1)   Menyadari masalah
Pada langkah pertama menyadari masalah terdapat pada  pendahuluan sebelum pembahasan. Yaitu siswa diarahkan untuk menyadari masalah dengan dengan pembahasan sebagai berikut.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat kaya dengan kehidupan biota laut. Indonesia memiliki bnayak taman laut yang bukan hanya dikenal di indonesia, tetapi juga dimancanegara. Daerah papua yang masih perawan memiliki biota laut yang sangat khas, begitu juga beberapa perairan di maluku. Kita bangga memiliki taman laut yang indah dan terkenal itu. Daerah wisata itu akan terganggu ekosistemnya jika kita tidak menjaganya. Untuk itu, pemerintah harus mempunyai aturan agar biota laut indonesia dapat hidup aman dan bermanfaat bagi kita.
2)   Merumuskan  masalah
Merumuskan masalah pada materi ini terdapat pada kegiatan 1 tugas 1 membangun konteks. Untuk membangun konteks dan mengetahui pemahaman siswa tentang biota laut, siswa dituntut menjawab pertanyaan berikut sebelum teks model siswa baca!
1.      Apakah laut itu?
2.      Makhluk apa saja yang hidup di dalam laut?
3.      Sebutkan jenis ikan laut yang kamu tahu?
4.      Bagaimanakah cara mmelihara ikan laut?
5.      Ceritakan keindahan laut dan manfaat laut bagi manusia?
3)   Merumuskan hipotesis
Pada langkah merumuskan hipotesis terdapat pada tugas 2 mengnali teks laporan hasil observasi. dengan cara siswa diarahkan untuk mengnali teks laporan hasil observasi tentang biota laut sebagai teks model dalam pembelajaran ini.
4)   Mengumpulkan data
Pada langkah mengumpulkan data disediakan jawaban dari pertanyaan tugas 1 mengenai biota laut kemudian data juga terdapat pada tugas 3 menganl struktur teks laporan hasil observasi dengan cara siswa diminta mengerjakan beberapa tugas berkaitan dengan struktur teks pemahaman isi  teks “Biota Laut”, dan mnegemukakan pendapat atas teks tersebut.
5)   Menguji hipotesis
Pada langkah menguji hipotesis terdapat tugas pertnyataan pendapat kemudian siswa diminta untuk mengemukakan pendapat dengan cara menjawab beberapa pertanyaan mengenai biota laut. Disamping itu siswa diarahkan agar  mampu mengambil keputusan dan kesimpulan dari materi mengenai pelestarian biota laut yang dituangkan dalam teks laporan hasil observasi.
6)   Menentukan penyelesaian masalah
Pada langkah menentkan penyelesaian masalah terdapat pada kegiatan 2 penyusunan teks laporan hasil observasi secara berkelompok. Siswa diarahkan untuk membuat ringkasan yang terdapat dalam tugas 2 membuat ringkasan, dalam tugas ini siswa diminta membuat ringkasan dalam satu paragraf. Paragraf itu terdiri atas lima atau enam kalimat. Cara meringkas dapat siswa lakukan dengan mencatat ide-ide pokok teks tersebut, kemudian siswa membuat ide-ide pokok itu menjadi kalimat. Kalimat yang dibuat harus kalimatnya sendiri, tidak diambil secara utuh dari kalimat didalam teks.
c.    Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah pada materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
1)   Kelebihan model pembelajaran masalah materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
a)      Dapat Membantu siswa untuk mentransfer pengetahuan siswa guna memahami masalah dalam kehidupan nyata, karena pada materi ini siswa diarahkan untuk memahami masalah tentang biota laut dan dihubungkan dengan kehidupan nyata.
b)      Mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru karena dalam materi ini terdapat pengetahuan baru mengenai kehidupan dan pelestarian biota laut.
c)      Dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata terutama tentang memahami sesuatu hal yang terjadi di lingkungannya.
d)     Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
2)   Kelemahan model pembelajaran masalah materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
a)      Kurangnya aktivitas pemebelajaran siswa, karena dalam materi ini siswa dituntut untuk berkelompok sehingga menyebabkan pembagian tugas yang kurang efektif hal ini disebabkankarena hasil laporan observasi bersifat kelompok.
b)      Jika peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah tentang yang biota laut sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
c)      Dengan modek ini mengobservasi biota laut untuk disusun menjadi laporan hasil observasi membutuhkan persiapan yang banyak
C.     Konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013
Konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII dengan menggunakan konsep penilaian otentik. Setiap materi pelajarannya selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, setiap materi yang disediakan menuntut siswa bukan hanya sekadar memahami dan membaca materi saja tetapi materi tersebut diampikasikan/diproduksikan secara nyata berdasarkan teori yang telah dipahaminya, sehingga pembelajaran lebih bermakna, siswa menjadi lebih produktif dan mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan dirinya sendiri, masyarakat, dunia,  perkembangan ilmu pengetahuan, serta sejauh mana siswa mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya secara nyata, sehingga guru lebih mudah dalam mengelola nilai siswa selama proses belajar mengajar.
Penilaian terhadap latihan-latihan yang dikerjakan oleh siswa pada setiap tugas dalam pembelajaran terkait dengan keterampilan yang harus dikuasai siswa. Penilaian tidak hanya dilakukan terhadap kemampuan reseptif, tetapi juga terhadap kemampuan produktif, kegiatan siswa yang meliputi aspek mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan penguatan tata bahasa. Lembar penilaian setiap jenis teks disertakan dalam buku siswa dan buku guru. Lembar penilaian perlu dipelajari siswa agar siswa mengetahui kriteria penilaian dan penyekoran tiap-tiap aspek penguasaan jenis teks.
Dengan penilaian otentik dapat menafsirkan terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kemudian adanaya Penilaian formatif dan sumatif terhadap siswa kelas VII dilakukan selama dua semester. Penilaian itu dilakukan terhadap lima jenis teks yang dituangkan dalam tugastugas. Penilaian tengah semester pada Semester I dapat dilakukan setelah siswa belajar Bab I dan Bab II. Penilaian sumatif pada akhir Semester I dilakukan setelah siswa belajar Bab I sampai dengan Bab IV. Sementara itu, penilaian tengah semester pada semester II dapat dilakukan setelah siswa belajar Bab V dan Bab VI. Penilaian sumatif pada akhir Semester II dilakukan setelah siswa belajar Bab V sampai dengan Bab VIII.
Adapun kelebihan dan kelemahan penerapan penilaian otentik dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1.      Kelebihan penerapan penilaian otentik dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
a.       Penilaian autentik berorientasi kepada penilaian proses pembelajaran, dengan demikian melalui penilaian otentik guru akan dapat mengetahui dimana kelebihan dan kelemahan dari siswa.
b.      Penilaian autentik dapat menggambarkan pencapaian seorang siswa dalam pembelajaran berupa gain atau kemajuan belajar, tidak sekadar ditunjukkan dengan angka-angka yang dinyatakan dalam rapor.
c.       Penilaian dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar mengajar, siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk menguasai tugas-tugas yang diberikan, dan guru yakin bahwa hasil-hasil asesmen itu bermakna dan berguna untuk meningkatkan pengajaran.
d.      Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan. Kurikulum tersebut memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.
2.      Kelemahan penerapan penilaian otentik dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
a.       Biaya penilaian otentik lebih banyak dibanding tes-tes standar.
b.      Penilaian otentik mungkin kurang reliabel dan valid dibanding bentuk-bentuk asesmen lain.
c.       Bagi guru yang menggunakan asesmen otentik dalam kelas, dituntut untuk lebih  pengembangkan pendidikan dan profesionalitas.
d.      Penilaian otentik tidak seberguna tes-tes standar bagi para pembuat kebijakan karena asesmen otentik tidak dapat memperlihatkan trend-trend jangka panjang seperti tes-tes standar.
e.       Penilaian otentik memiliki bias di pihak penilai.

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Buku teks Bahasa Indonesia kurikulum 2013  kelas VII  isi materinya sesuai dengan SKL, KI, KD dan topik. Gambar-gambar yang ada sudah cukup  bervariatif. Untuk kecakupan materi ditinjau dari cakupan konsep atau materi esensial sudah sesuai. Untuk penerapan pelaksanaan pendekatan scientific dalam materi buku tersebut sudah nampak sistematis. Dalam Buku bahasa Indonesia kurikulum 2013 sudah adanya penerapan model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran inkuiri, dan model pembelajaran berbasis masalah dengan sistematis, praktis, dan mudah dipahami sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, pun sudah tersedia penilaian autentik yang mendorong siswa untuk lebih berprestasi dan membantu guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.  Buku tersebut menunjukkan praktik berbahasa, bukan hanya sekedar teori bahasa, bukan hanya sekadar huruf. Buku tersebut juga sudah menunjukan keterampilan menulis, mendengar, berbicara, membaca dan apresiasi sastra sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dan sesuai dengan tuntutan zaman.
B.     Saran
Diharapkan kepada guru dan siswa untuk lebih memahami pelaksanaan pendekatan saintifik, penerapan model pembelajaran dalam materi, dan konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII terlebih dahulu agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Penyusun buku teks pun harus menyesuaikan dan mengkonsep uraian materi dengan kebutuhan siswa sesuai dengan kemampuannya supaya tepat guna dan tepat sasaran, adanya variasi penerapan model dalam setiap materi agar lebih efektif, dan materi tersebut harus sesuai dengan penilaian yang akan dilakukan, tidak boleh keluar dari lingkaran yang telah direncanakan dalam pembelajaran, materi yang dipelajari siswa dengan penilaian guru harus relevan, materi dengan pendekatan saintifik dan model pembelajarannya harus dikemas secara sederhana, jelas, dan menarik sehingga tidak membingungkan siswa dalam proses belajar mengajar. Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya, haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
Guru dan siswa harus menyadari bahwa buku bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis untuk mensukseskan proses belajar mengajar.

 
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Muhammad Narjum. 2015. Analisis Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk Smp Kelas Vii [Online]. Http://Harjumnurdin.Blogspot.Com/2015/03/Analisis-Telaah-Buku-Teks-Bahasa.Html. 03 Mei 2015. 18: 50.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sujai, Ahmad. 2014. Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas Vii Kurikulum 2013 Kajian Isi, Bahasa, Dan Tampilan [Online]. Http://Tulismenulis.Com/Analisis-Buku-Siswa-Bahasa-Indonesia-Kelas-Vii-Kurikulum-2013-Kajian-Isi-Bahasa-Dan-Tampilan/. 03 Mei 2015. 18: 52.
Sugianto, Eka Puji. 2013. Pembelajaran Berbasis Proyek [online]. http://ijup-belajar.blogspot.com/2013/04/pembelajaran-berbasis-proyek.html. 03 Mei 2015. 18: 49.
Syofiana, Mardinah.  2010. Autentik Asesmen [Online]. Http://Sofya6.Blogspot.Com/2010/11/Autentik-Asesmen.Html. 03 Mei 2015. 18: 46.






No comments:

Post a Comment