ANALISIS
BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013
oleh Riska Ramdiani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu kunci pintar seseorang
adalah dengan belajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan,
komponennya adalah guru, siswa, media pembelajaran dan sumber belajar. Semua
komponen tersebut memiliki kaitan yang erat, karena suksesnya pendidikan
terlihat dari integritas komponen-komponen tersebut. Pendidikan memberikan
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan dituntut
meningkatkan kualitas dan fasilitasnya agar apa yang diharapkan bisa tercapai,
salah satunya adanya sumber pembelajaran.
Dalam proses
belajar mengajar, buku teks mempunyai peranan yang sangat penting guna
menyukseskan untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Sesuai pendapat A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin)
”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai
bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu
dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk
diasimilasikan.”
Pemilihan buku teks dalam
pembelajaran harus sesuai dengan KI, KD, sesuai dengan kebutuhan siswa, dunia
pendidikan, buku teks yang dinyatakan berkualitas harus memiliki beberapa
kriteria salah satunya praktis dan jelas. Banyaknya materi menyebabkan siswa
tidak bisa meyerap dengan baik apa yang disampaikan oleh gurunya, hal itu
terjadi karena dalam proses pembelajaran, guru memiliki keterbatasan waktu
dalam menyampaikan materi. Salah satu strategi dalam mengatasi masalah tersebut
adalah dengan memilih dan memfasilitasi peserta didik dengan buku teks yang
memadai sehingga menciptakan pembelajaran yang optimal.
Di samping itu, pada zaman era
globalisasi saat ini marak sekali buku teks yang kurang berkualitas baik dari
segi materi ataupun bahasanya. Sehingga menyulitkan siswa dalam proses belajar.
Belakangan ini marak buku teks yang malah mendorong moral siswa ke arah yang
negatif, jika hal Jika hal ini tidak diperhatikan dan
tidak segera diperbaiki, maka akan berdampak buruk terhadap moral generasi di
masa yang akan datang dan rendahnya kualitas berbahasa seseorang yang secara
otomatis akan menjadi suatu budaya yang buruk dalam sebuah bangsa, sehingga
akan mempengaruhi lambatnya perkembangan/kemajuan bangsa.
Sesuai dengan penjelasan tersebut maka penulis akan
menganalisis materi yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
guna untuk ikut serta mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam makalah ini dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
pelaksanaan pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas
VII?
2. Bagaimanakah
penerapan model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII?
3. Bagaimanakah
konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka dikemukakan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui pelaksanaan pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa
Indonesia kelas VII.
2. Untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia
kelas VII.
3. Untuk
mengetahui konsep penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam
makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sejauh mana kelayakan isi buku teks
Bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013 guna dalam proses belajar mengajar,
baik dari segi pelaksanaan pendekatan saintifik, penerapan model pembelajaran, konsep
penilaiannya, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
tentang telaah buku teks, upaya untuk meingkatkan kualitas
pendidikan, kualitas proses belajar mengajar, dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
BAB
II
ISI
LAPORAN
A. Pelaksanaan
pendekatan saintifik dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
kurikulum 2013
1. Fakta/fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu; bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia
kelas VII merupakan uraian materi yang sesuai dengan fakta/fenomena yang mampu
dijelaskan dengan logika/penalaran, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Salah
satunya terdapat dalam halaman 43 tentang mengenali teks deskripsi. Dalam
bagian tersebut mendeskripsikan tari saman sebagai bahan materinya dalam proses
belajar mengajar.
Adanya materi tentang pendeskripsian
tari saman dapat dibuktikan secara nyata bahwa tari saman berasal dari daerah
aceh di Indonesa dan dikenal oleh masyarakat dikehidupan nyata dengan keunikan
gerakkannya. Tari Saman memang
sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita
sendiri, namun juga populer di mancanegara.
Sehingga dengan materi tersebut siswa
akan lebih mudah memahami apa yang dimaksud dengan teks deskripsi, memahami
struktur dan unsur-unsur teks deskripsi dalam teks tersebut dengan menemukannya
sendiri, pun siswa akan lebih mudah memproduksi teks deskripsi dengan objek
yang nyata seperti tari saman dalam materi buku teks tersebut, sehingga siswa
lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Penjelasan
guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbatas dari prasangka
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
Dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas
VII pegangan siswa dengan buku teks pegangan gurunya sangat relevan antara penjelasan
guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa sehingga jauh dari adanya
prasangka serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari
alur berpikir logis.
Salah satunya dalam buku pegangan siswa
penyampaian materi BAB I tentang cinta lingkungan dalam pemodelan teks laporan
hasil observasi sama dengan buku pegangan guru yang dimulai dari disediakan
adanya sebuah puisi untuk merefleksi atau menarik perhatian siswa dalam
pegangan buku teks siswa, pun dalam buku pegangan guru adanya langkah guru
harus membacakan puisi tentang lingkungan Setelah membuka wawasan siswa dengan
puisi bertema lingkungan, guru memberi beberapa pernyataan yang menggugah siswa
dalam mencinta lingkungan hidup, khususnya yang ada di sekitar mereka. Siswa
diberi pemahaman tentang teks laporan hasil observasi yang dikaitkan dengan
fenomena yang terjadi di sekitar siswa, dalam buku teks siswa pun tersedia. Melalui
pertanyaan dan gambar itu siswa diharapkan dapat terlibat di dalam materi
pelajaran. Dalam teks pemodelan siswa sudah diberi pengetahuan tentang
lingkungan hidup. Pada saat menyusun teks secara berkelompok, siswa diminta mendeskripsikan
gambar “Alam yang Terpelihara”.
Kemudian adanya beberapa pemahaman
tentang lingkungan untuk merangsang siswa mulai membuka file-file dalam
otaknya, disediakan adanya berbagai pertanyaan tentang lingkungan, guru
mengajak siswa membangun konteks pembelajaran dengan cara menampilkan sebuah
gambar tentang lingkungan hidup. Di samping itu, urutan daftar isi antara buku
pegangan siswa dan buku pegangan guru pun relevan dan terstruktur.
Jadi kegiatan yang ada dalam buku teks
siswa dengan buku teks pegangan guru sangat relevan, seimbang, penjelasan guru
dan respon siswa sama ke arah yang dituju kedua belah pihak dan sama-sama
berkaitan sehingga tidak menyimpang dari persepsi antara guru dan siswa, dan
proses belajar mengajar tetap pada lingkarannya yang membuat kegiatan proses
belajar mengajar lebih efektif dan bermakna.
3. Mendorong
dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia
kelas VII terdapat materi tentang teks eksposisi pada halaman 76, 77, 78, 79,
80, 81, 82, dan 83 pada BAB III. Pada materi tersebut diberikan teks eksposisi
‘”Remaja dan Pendidikan Karakter” sebagai bahan pembelajaran siswa. Kemudian,
siswa diberikan teks pemodelan yang disusun sesuai dengan struktur teks
eksposisi. Dalam teks pemodelan ini siswa sudah diberi pengetahuan tentang
unsur kebahasaan yang diperlukan untuk membangun keutuhan dan kepaduan sebuah
teks.
Siswa dituntut untuk membaca teks tersebut,
kemudian dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan setelah
membaca teks tersebut. Siswa dituntut untuk memahami struktur eksposisi pada
teks “Remaja dan Pendidikan Karakter" dan memberikan pendapat siswa tentang
beberapa pernyataan yang berkaitan dengan teks beserta alasan-alasan mereka. Di
samping itu, guru juga menugasi siswa untuk mencari kalimat utama dan ide pokok
dari teks tersebut di atas.
Materi yang mampu mendorong dan
menginspirasi siswa terdapat dalam bab VI diuraikan bagaimana memahami,
mengenal struktur, dan menyusun teks eksposisi beserta struktur dan
penyusunannya secara ringkas dan praktis yang mendorong siswa untuk berpikir
kritis menemukan sendiri dengan gambaran yang telah diuraikan, dan pada halaman
123 siswa diberikan pertanyaan yang bersifat umum sehingga jawaban siswa pun
sifatnya relatif karena akan berpikir kritis, dituntut untuk mampu
mengidentifikasi teks eksposisi, menyusun teks eksposisi, dan mengerjakan soal
kebahasaan. Sehingga secara otomatis akan mendorong siswa untuk lebih berpikir
kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang dipelajarinya secara
nyata. Di samping itu, materi yang
disajikan merupakan materi menarik yang berhubungan dengan kehidupan nyata,
sehingga siswa lebih terangsang dan terinspirasi untuk mempelajarinya.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa maupun berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran.
Uraian materi dalam buku teks Bahasa
Indonesia kelas VII dikemas sedemikian rupa untuk membangun siswa berpikir
hipotetik dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa. Semua uraian dan kegiatannya
diberikan secara praktis, siswa hanya diberikan gambaran tentang materi yang
akan dipelajari dengan secara langsung memproduksi atau menganalisisnya,
sehingga akan mendorong siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya dengan
menemukannya sendiri dengan beberapa kajian dan contoh yang dipelajari,
sehingga akan mampu melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran dengan berpikir hipotetik. Di samping itu, dengan
diuraikannya materi yang praktis dan mudah dipahami akan memudahkan siswa
mendapatkan inspirasi ketika memahaminya sehingga siswa akan terangsang untuk
memproduksi.
Terdapat materi “Memahami Pengubahan
Teks Eksplanasi menjadi Teks Laporan Hasil Observasi” dan “Memahami Pengubahan
Teks Eksplanasi menjadi Teks Eksposisi” pada BAB VII Kegiatan 2 pembelajaran
difokuskan pada pengenalan, pencermatan, dan pemahaman berbagai jenis teks. Siswa
dituntut untuk memahami ciri-ciri teks tertentu untuk diubah menjadi teks
tertentu, siswa diarahkan untuk membaca sebuah teks dan memahaminya kemudian
mengubahnya ke dalam jenis teks yang berbeda. Siswa diharapkan dapat
menyampaikan satu tema dengan jenis-jenis teks yang berbeda-beda secara
berganti-ganti. Di samping itu, siswa juga diharapkan mampu menggunakan
campuran berbagai jenis teks dalam menyampaikan sesuatu. Dengan adanya kegiatan
seperti itu secara otomatis dan mandiri siswa akan mampu akan mendorong siswa
dan menginspirasi berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan
tautan satu sama lain dari materi pembelajaran, karena siswa dibelajarkan
secara nyata dan secara langsung.
5. Mendorong
dan menginspirasi siswa mampu memaknai, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia
kelas VII memberikan pemahaman yang baik untuk siswa dalam memahami
pembelajaran, kemudian menuntut siswa untuk menerapkan tentang apa yang sudah
dipelajarinya. Setiap siswa memaknai apa yang dipelajarinya maka akan muncunya
sifat rasional dan objektif. Serta kebermaknaan itu akan mendorong kemampuan
tingkat tinggi dalam merespon yang dimiliki oleh seseorang atas
dasar materi pembelajaran. Hal ini biasanya didapat secara cepat
tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari.
Terdapat
materi tentang mengenali teks laporan hasil observasi pada halaman 26 pada BAB
I, kegiatan ini membangun konteks, siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan cinta lingkungan. Siswa juga diperlihatkan sebuah gambar
yang memperlihatkan aktivitas cinta lingkungan. Melalui pertanyaan dan gambar
itu siswa diharapkan dapat terlibat di dalam materi pelajaran. Materi yang
diruaikan dan permasalahan yang ditampilkan pada buku berkaitan dengan kondisi
keseharian atau kebiasaan-kebiasaan siswa dan contoh-contoh peristiwa atau kejadian
yang disajikan kebanyakan berkaitan dengan keseharian siswa.materi
tersebut menuntut siswa untuk memaknai apa yang dimaksud dengan teks laporan
hasil observasi dengan membaca teks laporan hasil observasi tentang “Biola
Laut” secara seksama, kemudian siswa dituntut untuk menerapkan apa yang sudah
dipahaminya melalui membaca untuk mengenal struktur teks hasil observasi naik
unsur definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat, sehingga secara
otomatis siswa akan mampu berargumentasi tentang pemahaman yang telah
didapatkannya dengan menjawab berbagai pertanyaan dari guru secara rasional dan
objektif terhadap materi yang dipelajarinya.
6. Berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Materi dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. Uraian materi dirancang sedemikian rupa sesuai engan
tujuan pembelajaran, kemampuan siswa, dan tuntutan dunia. Uraian materi berdasarkan
pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi yang kuat dan sudah umum. Serta berdasarkan pengalaman (terutama yg
diperoleh dr penemuan, percobaan, pengamatan yg telah dilakukan). Sehingga
proses belajar mengajar akan mensukseskan siswa untuk menjadi cerdas dan
produktif membawa perubahan dan perkembangan bagi ilmu pengetahuan dan dunia,
serta akan mengajak siswa terlibat pada materi tersebut dengan nyata dan akan
memberikan pengalaman yang bermakna.
Salah satunya terdapat pada materi
tentang mengenal struktur teks eksposisi pada halaman 78 BAB III, bahwa memang
benar struktur eksposisi itu adanya tesis (pembukaan), argumentasi (isi), dan
penegasan ulang (penutup), teori ini dijadikan banyak referensi dalam pembuatan
teks eksposisi.
Melihat pengertiannya, teks eksposisi
adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan
suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat, yang
secara otomatis dalam paragraf paragraf tersebut harus adanya tesis
(pembukaan), argumentasi (isi), dan penegasan ulang (penutup) supaya menjadi
sebuah paragraf yang utuh dan memenuhi syarat sebagai karangan eksposisi.
7. Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Pembelajaran dalam buku teks Bahasa
Indonesia kelas VII dikemas dengan ringkasan materi yang cukup dipahami,
sederhana, memaparkan dengan jelas dan sistematis setiap paparannya sehingga
akan memudahkan bagi siapa saja yang ingin mendalami/memahami, menggunakan
kalimat yang runtut, dan dikemas secara menarik penyajiannya dengan menampilkan
beberapa gambar-gambar yang menarik yang merangsang mata dan otak lebih
bergairah, serta adanya tabel-tabel dan diagram yang membuat uraian materi
lebih menarik dan tidak membosankan, dan contoh-contoh yang yang menarik yang
terbaru pada zamannya. Serta
melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, menekankan
pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
kemampuan.
Tujuan pembelajarannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
proses belajar, menuntut siswa untuk menemukan sendiri apa yang belum diketahuinya
dengan adanya guru sebagai fasilitator, dan mendorong terjadinya peningkatan
kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran dalam materi
ini terdiri atas membangun konteks, pemodelan teks, membangun teks secara
bersama-sama, dan membangun teks secara mandiri. Membuat siswa langsung memahami apa yang dibelajarkan dengan kata-kata yang
sederhana, serta dikemas dengan menarik menampilkan beberapa gambar yang
bervariatif, dan tujuan pembelajaran buku tersebut sudah jelas sesuai dengan
SKL, KI, KD dan topik serta materi ditinjau dari cakupan konsep atau materi
sudah sesuai.
B. Penerapan
model pembelajaran dalam materi buku teks Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum
2013
1. Model
pembelajaran berbasis proyek.
a. Materi
“Penyusunan Teks Laporan Hasil
Observasi secara Mandiri” yang disampaikan dengan model pembelajaran
berbasis proyek pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b. Skenario
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I
Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua
atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
1) Penentuan proyek pada materi “Penyusunan
Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan
Peliharaan” pada BAB I Kegiatan 3.
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek
berdasarkan tugas proyek yang
diberikan oleh guru tentang “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi” tentang “Perawatan Hewan
Peliharaan”. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan judul proyek yang akan dikerjakannya dengan catatan tidak
menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I
Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua
atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Peserta didik merancang
langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari
awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas proyek “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” bertema “Perawatan Hewan Peliharaan”, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama
antar anggota kelompok.
Siswa diminta untuk
menyusun pertanyaan-pertanyaan
dengan pokok-pokok sebagai berikut.
a) Definisi
hewan peliharaan
b) Nama
pemilik hewan
c) Hewan
peliharaan yang dimiliki
d) Deskripsi
hewan peliharaan itu
e) Deskripsi
cara pemeliharaannya
f) Kegunaan
hewan peliharaan bagi pemiliknya
3)
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek pada
materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil
Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang
“Perawatan Hewan Peliharaan”.
Peserta didik di bawah pendampingan
guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu
harus diselesaikan tahap demi tahap.
4)
Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
monitoring guru pada materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I
Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua
atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
Langkah ini merupakan langkah
pengimplementasian rancangan proyek yang
telah dibuat. Aktivitas yang dapat
dilakukan dalam kegiatan proyek dalam materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”dengan observasi, interviu, merekam,
mengunjungi objek proyek.
Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas
proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru
membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
5)
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek pada
materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil
Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang
“Perawatan Hewan Peliharaan”.
Hasil proyek “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” tentang “Perawatan
Hewan Peliharaan” dalam bentuk produk karya tulis, setelah
melakukan wawancara, siswa diminta mengubah hasil wawancara tersebut
menjadi laporan hasil observasi. Kemudian dipresentasikan dan/atau
dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam
bentuk pameran produk pembelajaran.
6)
Evaluasi proses dan hasil proyek pada
materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil
Observasi secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang
“Perawatan Hewan Peliharaan”.
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”. Pada tahap
evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki
kinerja selama menyelesaikan tugas proyek dan dilakukan umpan balik terhadap
proses dan produk yang telah dihasilkan.
c. Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
1) Kelebihan
pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I
Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua
atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
a)
Meningkatkan
motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting dalam menyusun teks laporan hasil
observasi melalui wawancara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b)
Meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah hal ihwal tentang “Perawatan Hewan Peliharaan” melalui mewawancara orang tua atau saudara
dalam menyusun teks laporan hasil observasi.
c)
Meningkatkan
kolaborasi, mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
d)
Meningkatkan
keterampilan mengelola sumber, bertanggungjawab, mengorganisasi,
dan mengatur waktu.
e)
Media belajar yang berkembang sesuai dunia nyata.
f)
Melibatkan para
peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
g)
Pembelajaran berbasis proyek membuat suasana
belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
2) Kekurangan
pembelajaran berbasis proyek untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi secara Mandiri” pada BAB I
Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua
atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
a)
Memerlukan
banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah dalam “Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
secara Mandiri” pada BAB I Kegiatan 3 melalui wawancara orang tua atau saudara tentang “Perawatan Hewan Peliharaan”.
b)
Membutuhkan
biaya yang cukup banyak.
c)
Beberapa siswa
yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
d)
Siswa akan kesulitan mencari narasumber, karena tidak
semua narasumber mengetahui bahaimana perawatan hewan peliharaan.
2. Model
pembelajaran penemuan (Inkuiri/Discoveri Learning).
a. Materi
“Pemodelan Teks Deskripsi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis
penemuan pada BAB II Kegiatan 1.
b. Skenario
pelaksanaan pembelajaran penemuan (Inkuiri/Discoveri Learning) pada materi “Penyusunan
Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
1) Langkah
Persiapan
Pada langkah ini guru dan siswa
menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan gaya
belajar siswa untuk mengenal teks deskripsi dengan efektif. Guru menjelaskan
topik, bahan, contoh, tugas, serta penilaian tentang materi “Penyusunan Teks
Deskripsi” tentang “Perunjukan tari” yang akan dipelajari siswa.
2) Pelaksanaan
Siswa dihadapkan dengan
beberapa pertanyaan tentang pertunjukan di daerah siswa yang mereka ketahui,
dituntut mendeskripsikan bagaimana tari tersebut yang
dideskripsikan. Kemudian diberikan
rangsangan atau teka-teki yang menimbulkan tanda tanya tentang pertunjukan tari
sehingga timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
tentang pertunjukan tari.
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya
adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal ikhwal pertunjukan tari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
dan merumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).
Siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis tentang deskripsi
pertunjukkan tari. Dengan
demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya untuk mendeskripsikannya
dengan menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Semua informasi hasil wawancara dengan orang tua
siswa, observasi pertunjukkan tari, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi. pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang pertunjukkan
tari sebagai alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian
secara logis untuk disusun menjadi teks deskripsi.
Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing tentang pertunjukkan tari.
Sehingga siswa menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui pertunjukkan
tari yang ia saksikan dengan orang tuanya dengan nyata. Berdasarkan hasil pengolahan
dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak dari hasil observasi pertunjukkan tari dan wawancara dengan
orang tua siswa.
Siswa menarik kesimpulan tentang hal ihwal
pertunjukkan tari dan hasil wawancara dengan orang tuanya dengan memperhatikan
hasil verifikasi ke dalam sebuah teks deskripsi. Kemudian guru ikut
mengevaluasi hasil penyususnan teks deskripsi siswa data yang relevan sehingga
kesimpulan dalam menyusun teks deskripsi benar-benar akurat dan bermakna.
c. Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi
“Penyusunan Teks Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
1) Kelebihan
model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks
Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif melalui menyaksikan dan
meawancara orang tua sisa hal ihwal pertunjukkan tari di daerahnya.
b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini dalam
menyusun teks deskripsi sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
pengalaman ingatan dan transfer.
c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya
rasa menyelidiki dan berhasil menyusun teks deskripsi dengan hasil kerjanya
sendiri.
d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat
dan sesuai dengan kecepatannya sendiri dalam menyusun teks deskripsi.
e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
g) Membantu siswa menghilangkan skeptisme
(keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau
pasti karena siswa yang menyaksikan secara langsung pertunjukkan tari dan
mewawancarai orang tuanya dan menyusun sendiri teks deskripsinya.
h) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih
baik tentang menyusun teks deskripsi.
i)
Mendorong
siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
j)
Mendorong
siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
k) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang
sehingga penyusunan teks deskripsi tidak dianggap remeh.
l)
Kemungkinan
siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
m) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
n) Saling membantu dan menghargai teman.
2) Kekurangan
model pembelajaran berbasis penemuan untuk menyampaikan materi “Penyusunan Teks
Deskripsi” pada BAB II Kegiatan 3 tentang “Perunjukan tari”.
a) Sulitnya bagi siswa untuk menyaksikan pertunjukkan
tari di daerahnya, karena tidak semua daerah selalu mengadakan pertunjukkan
tari.
b)
Tidak efisien
untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya, karena
pertunjukkan tari tidak setiap hari dipertunjukkan, biasanya pertunjukkan tari
ada pada acara-acara tertentu.
c)
Tidak
menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
3. Model
pembelajaran berbasis masalah.
a. Materi
“Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” tentang “Pelestarian Biota Laut” yang
disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2
Kegiatan 1.
b. Skenario
pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada materi “Pemodelan Teks Laporan
Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah
pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
1) Menyadari
masalah
Pada langkah pertama menyadari masalah
terdapat pada pendahuluan sebelum
pembahasan. Yaitu siswa diarahkan untuk menyadari masalah dengan dengan
pembahasan sebagai berikut.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia
sangat kaya dengan kehidupan biota laut. Indonesia memiliki bnayak taman laut
yang bukan hanya dikenal di indonesia, tetapi juga dimancanegara. Daerah papua
yang masih perawan memiliki biota laut yang sangat khas, begitu juga beberapa
perairan di maluku. Kita bangga memiliki taman laut yang indah dan terkenal
itu. Daerah wisata itu akan terganggu ekosistemnya jika kita tidak menjaganya.
Untuk itu, pemerintah harus mempunyai aturan agar biota laut indonesia dapat
hidup aman dan bermanfaat bagi kita.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah pada materi ini terdapat pada kegiatan 1 tugas 1 membangun konteks.
Untuk membangun konteks dan mengetahui pemahaman siswa tentang biota laut,
siswa dituntut menjawab pertanyaan berikut sebelum teks model siswa baca!
1. Apakah
laut itu?
2. Makhluk
apa saja yang hidup di dalam laut?
3. Sebutkan
jenis ikan laut yang kamu tahu?
4. Bagaimanakah
cara mmelihara ikan laut?
5. Ceritakan
keindahan laut dan manfaat laut bagi manusia?
3) Merumuskan
hipotesis
Pada
langkah merumuskan hipotesis terdapat pada tugas 2 mengnali teks laporan hasil
observasi. dengan cara siswa diarahkan untuk mengnali teks laporan hasil
observasi tentang biota laut sebagai teks model dalam pembelajaran ini.
4) Mengumpulkan
data
Pada
langkah mengumpulkan data disediakan jawaban dari pertanyaan tugas 1 mengenai
biota laut kemudian data juga terdapat pada tugas 3 menganl struktur teks laporan
hasil observasi dengan cara siswa diminta mengerjakan beberapa tugas berkaitan
dengan struktur teks pemahaman isi teks
“Biota Laut”, dan mnegemukakan pendapat atas teks tersebut.
5) Menguji
hipotesis
Pada
langkah menguji hipotesis terdapat tugas pertnyataan pendapat kemudian siswa
diminta untuk mengemukakan pendapat dengan cara menjawab beberapa pertanyaan
mengenai biota laut. Disamping itu siswa diarahkan agar mampu mengambil keputusan dan kesimpulan dari
materi mengenai pelestarian biota laut yang dituangkan dalam teks laporan hasil
observasi.
6) Menentukan
penyelesaian masalah
Pada
langkah menentkan penyelesaian masalah terdapat pada kegiatan 2 penyusunan teks
laporan hasil observasi secara berkelompok. Siswa diarahkan untuk membuat
ringkasan yang terdapat dalam tugas 2 membuat ringkasan, dalam tugas ini siswa
diminta membuat ringkasan dalam satu paragraf. Paragraf itu terdiri atas lima
atau enam kalimat. Cara meringkas dapat siswa lakukan dengan mencatat ide-ide
pokok teks tersebut, kemudian siswa membuat ide-ide pokok itu menjadi kalimat.
Kalimat yang dibuat harus kalimatnya sendiri, tidak diambil secara utuh dari
kalimat didalam teks.
c. Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah pada materi “Pemodelan Teks
Laporan Hasil Observasi” yang disampaikan dengan model pembelajaran berbasis
masalah pada BAB I Subtema 2 Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
1) Kelebihan
model pembelajaran masalah materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang
disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2
Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
a) Dapat
Membantu siswa untuk mentransfer pengetahuan siswa guna memahami masalah dalam
kehidupan nyata, karena pada materi ini siswa diarahkan untuk memahami masalah
tentang biota laut dan dihubungkan dengan kehidupan nyata.
b) Mengembangkan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru
karena dalam materi ini terdapat pengetahuan baru mengenai kehidupan dan
pelestarian biota laut.
c) Dapat
membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata terutama tentang memahami sesuatu hal yang
terjadi di lingkungannya.
d) Membantu
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
2) Kelemahan
model pembelajaran masalah materi “Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi” yang
disampaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada BAB I Subtema 2
Kegiatan 1 tentang “Pelestarian Biota Laut”.
a) Kurangnya
aktivitas pemebelajaran siswa, karena dalam materi ini siswa dituntut untuk
berkelompok sehingga menyebabkan pembagian tugas yang kurang efektif hal ini
disebabkankarena hasil laporan observasi bersifat kelompok.
b) Jika peserta
didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah tentang
yang biota laut sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
c) Dengan modek
ini mengobservasi biota laut untuk disusun menjadi laporan hasil observasi
membutuhkan persiapan yang banyak
C. Konsep
penilaian dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013
Konsep penilaian dalam buku teks Bahasa
Indonesia kelas VII dengan menggunakan konsep penilaian otentik. Setiap materi
pelajarannya selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, setiap materi yang
disediakan menuntut siswa bukan hanya sekadar memahami dan membaca materi saja
tetapi materi tersebut diampikasikan/diproduksikan secara nyata berdasarkan
teori yang telah dipahaminya, sehingga pembelajaran lebih bermakna, siswa
menjadi lebih produktif dan mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam
kehidupan dirinya sendiri, masyarakat, dunia,
perkembangan ilmu pengetahuan, serta sejauh mana siswa mampu
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya secara nyata, sehingga
guru lebih mudah dalam mengelola nilai siswa selama proses belajar mengajar.
Penilaian terhadap latihan-latihan yang
dikerjakan oleh siswa pada setiap tugas dalam pembelajaran terkait dengan
keterampilan yang harus dikuasai siswa. Penilaian tidak hanya dilakukan
terhadap kemampuan reseptif, tetapi juga terhadap kemampuan produktif, kegiatan
siswa yang meliputi aspek mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan
penguatan tata bahasa. Lembar penilaian setiap jenis teks disertakan dalam buku
siswa dan buku guru. Lembar penilaian perlu dipelajari siswa agar siswa
mengetahui kriteria penilaian dan penyekoran tiap-tiap aspek penguasaan jenis
teks.
Dengan penilaian otentik dapat
menafsirkan terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kemudian adanaya Penilaian
formatif dan sumatif terhadap siswa kelas VII dilakukan selama dua semester.
Penilaian itu dilakukan terhadap lima jenis teks yang dituangkan dalam
tugastugas. Penilaian tengah semester pada Semester I dapat dilakukan setelah
siswa belajar Bab I dan Bab II. Penilaian sumatif pada akhir Semester I
dilakukan setelah siswa belajar Bab I sampai dengan Bab IV. Sementara itu,
penilaian tengah semester pada semester II dapat dilakukan setelah siswa
belajar Bab V dan Bab VI. Penilaian sumatif pada akhir Semester II dilakukan setelah
siswa belajar Bab V sampai dengan Bab VIII.
Adapun kelebihan dan kelemahan penerapan
penilaian otentik dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut.
1. Kelebihan penerapan
penilaian otentik dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII
a. Penilaian
autentik berorientasi kepada penilaian proses pembelajaran, dengan demikian
melalui penilaian otentik guru akan dapat mengetahui dimana kelebihan dan
kelemahan dari siswa.
b. Penilaian autentik dapat menggambarkan pencapaian seorang siswa dalam pembelajaran
berupa gain atau kemajuan belajar, tidak sekadar ditunjukkan dengan angka-angka yang dinyatakan dalam rapor.
c. Penilaian
dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar mengajar, siswa
lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk menguasai tugas-tugas
yang diberikan, dan guru yakin bahwa hasil-hasil asesmen itu bermakna dan
berguna untuk meningkatkan pengajaran.
d. Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan
peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di sekolah
berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan.
Kurikulum tersebut memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata
pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan
menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi
acuan dalam merancang penilaian.
2. Kelemahan penerapan penilaian otentik dalam buku
teks Bahasa Indonesia kelas VII
a. Biaya
penilaian otentik lebih banyak dibanding tes-tes standar.
b. Penilaian
otentik mungkin kurang reliabel dan valid dibanding bentuk-bentuk asesmen lain.
c. Bagi guru
yang menggunakan asesmen otentik dalam kelas, dituntut untuk lebih pengembangkan pendidikan dan profesionalitas.
d. Penilaian
otentik tidak seberguna tes-tes standar bagi para pembuat kebijakan karena
asesmen otentik tidak dapat memperlihatkan trend-trend jangka panjang seperti
tes-tes standar.
e. Penilaian
otentik memiliki bias di pihak penilai.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Buku teks
Bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas
VII isi materinya sesuai dengan SKL, KI,
KD dan topik. Gambar-gambar yang ada sudah cukup bervariatif. Untuk
kecakupan materi ditinjau dari cakupan konsep atau materi esensial sudah
sesuai. Untuk penerapan pelaksanaan pendekatan scientific dalam materi
buku tersebut sudah nampak sistematis. Dalam Buku bahasa Indonesia kurikulum
2013 sudah adanya penerapan model pembelajaran berbasis proyek, model
pembelajaran inkuiri, dan model pembelajaran berbasis masalah dengan
sistematis, praktis, dan mudah dipahami sehingga proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif, pun sudah tersedia penilaian autentik yang mendorong
siswa untuk lebih berprestasi dan membantu guru guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Buku tersebut menunjukkan praktik
berbahasa, bukan hanya sekedar teori bahasa, bukan hanya sekadar huruf. Buku
tersebut juga sudah menunjukan keterampilan menulis, mendengar, berbicara,
membaca dan apresiasi sastra sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dan sesuai dengan tuntutan zaman.
B. Saran
Diharapkan
kepada guru dan siswa untuk lebih memahami pelaksanaan pendekatan saintifik,
penerapan model pembelajaran dalam materi, dan konsep penilaian dalam buku teks
Bahasa Indonesia kelas VII terlebih dahulu agar proses belajar mengajar menjadi
lebih efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.
Penyusun buku teks pun harus menyesuaikan dan mengkonsep uraian
materi dengan kebutuhan siswa sesuai dengan kemampuannya supaya tepat guna dan
tepat sasaran, adanya variasi penerapan model dalam setiap materi agar lebih
efektif, dan materi tersebut harus sesuai dengan penilaian yang akan dilakukan,
tidak boleh keluar dari lingkaran yang telah direncanakan dalam pembelajaran,
materi yang dipelajari siswa dengan penilaian guru harus relevan, materi dengan
pendekatan saintifik dan model pembelajarannya harus dikemas secara sederhana,
jelas, dan menarik sehingga tidak membingungkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Buku
teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para
siswa yang mempergunaknnya, haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari
konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa
yang memakainya.
Guru dan siswa harus menyadari bahwa buku bukan sekadar sebagai
pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri
penggunanya pada konteks sosial-budaya
akademis untuk mensukseskan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin,
Muhammad Narjum. 2015. Analisis Telaah Buku
Teks Bahasa Indonesia Untuk Smp Kelas Vii [Online]. Http://Harjumnurdin.Blogspot.Com/2015/03/Analisis-Telaah-Buku-Teks-Bahasa.Html.
03 Mei 2015. 18: 50.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sujai,
Ahmad. 2014. Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas Vii Kurikulum 2013
Kajian Isi, Bahasa, Dan Tampilan [Online]. Http://Tulismenulis.Com/Analisis-Buku-Siswa-Bahasa-Indonesia-Kelas-Vii-Kurikulum-2013-Kajian-Isi-Bahasa-Dan-Tampilan/.
03 Mei 2015. 18: 52.
Sugianto,
Eka Puji. 2013. Pembelajaran Berbasis Proyek [online]. http://ijup-belajar.blogspot.com/2013/04/pembelajaran-berbasis-proyek.html.
03 Mei 2015. 18: 49.
Syofiana,
Mardinah. 2010. Autentik Asesmen [Online]. Http://Sofya6.Blogspot.Com/2010/11/Autentik-Asesmen.Html.
03 Mei 2015. 18: 46.
No comments:
Post a Comment