KAJIAN ETIMOLOGIS KATA-KATA SERAPAN
DALAM BAHASA INDONESIA
disusun
oleh:
Nama:
Riska Ramdiani
NIM:
12211029
Tingkat/kelas:
2A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
STKIP GARUT
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur
saya
panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya,
sehingga saya mampu menyusun Makalah Etimologi yang berjudul “Kajian Etimologis Kata-kata Serapan dalam
Bahasa Indonesia”, makalah ini disusun untuk melengkapi
salah satu mata kuliah yang diampu oleh dosen Etimologi.
Makalah ini saya
susun berdasarkan kemampuan saya dan dari
sumber-sumber yang saya cari. Dikemas dengan Ringkasan Materi
dan
hasil analisis yang cukup dipahami.
Semoga makalah ini
bermanfaat untuk diri saya sendiri maupun
untuk orang lain, baik
bermanfaat untuk masa sekarang atau pun masa yang akan datang, sehingga dapat
menambah pengetahuan.
Dan makalah ini
sangat sederhana, karna kesederhanaanya banyak sekali kekurangannya. Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari harapan kesempurnaan,
terimakasih jika para pembaca memberikan sumbang
saran untuk perbaikan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari waktu ke waktu
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah satu
akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari
bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa
kata. Inilah yang kemudian dikenal dengan Unsur Serapan.
Dalam perkembangannya
bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahaa
daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu
disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam
hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan
dengan Kata-Kata Serapan.
Bahasa Indonesia sejak awal pertumbuhannya
memang terbuka bagi penyerapan kosakata asing yang merupakan konsekuensi
pergaulan antar masyarakat bangsa. Maksudnya ialah bahwa
bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Masuknya
unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini
telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa
Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman sesuai dengan apa
yang telah dikemukakan pada paragraf sebelumnya. Penyerapan kata
asing itu hendaknya didasarkan pada keperluan yang harus terpenuhi segera dalam
upaya menyediakann sarana pengungkap gagasan dan konsep yang kita kenal. Dengan
kata lain, proses penyerapan kata tidak disebabkan kita terpesona oleh
pemakaian bahasa asing, yang dianggap oleh sebagian di antara kita lebih
bergengsei. Sikap yang cenderung mengabaikan potensi dan kekayaan bahasa
sendiri juga merupakan faktor berkembangnya potensi dan kekayaan secara tidak
terkendali. Kedua sikap itu berakar pada tiadanya rasa bangga, cinta, dan setia
pada milik sendiri. Tampak bahwa gejala
penyerapan kata itu tidak sedikit banyak mencerminkan kepribadian penuturnya.
Jika kita kita ingin secara sadar membentuk kepribadian bangsa yang dapat
menjadi bekal di kancah persaingan dunia, maka upaya pembinaan dan pembudayaan
bahasa perlu mendapat perhatian yang memadai.
Bahasa
Indonesia banyak menyerap kata-kata dari berbagai bahasa asing karena adanya
interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Bahasa Melayu, yang merupakan
akar bahasa Indonesia, tak lepas dari
pengaruh interaksi tersebut. Banyak kata bahasa Melayu yang diserap
dari berbagai sumber: Sanskerta,
Arab,
Persia,
Tionghoa,
Portugis,
Belanda,
Jepang,
dan Inggris.
Sejak dicetuskannya
istilah “bahasa Indonesia” pada tanggal 2 Mei 1926 oleh Muhammad Tabrani
Soerjowitjitro, bahasa Indonesia pun melanjutkan penyerapan berbagai kosakata
dari berbagai bahasa ini. Berawal
dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan ajaran hindu budha di
Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan bangsa
Belanda. Setelah penjajahan bangsa Belanda usai adalah masa perdagangan antara
bangsa timur tingah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang
menyebabakan terajdinya penyerapan bahasa Arab. Yang terakhir adalah bahasa
Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor yang begitu dominan tentunya
karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan
bangsa-bangsa pengguna bahasa Inggris. Selain bahasa-bahasa tersebut menurut
wikipedia.com ada beberapa bahasa seperti cina, portugis, tamil, parsi, hindi
yang ikut terserap oleh bahasa Indonesia namun memiliki persentasi yang tidak
sebesar empat bahasa yang saya jelaskan sebelumnya diatas.
Proses
penyerapan kata asing telah lama berjalan berlangsung sejak seratus tahun yang
lalu, sehingga banyak kata serapan sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia
sekalipun pada masa depan mungkin kita akan menyerap kata baru lebih banyak
lagi, sangat bijaksana jika pada tahap sekarah ini kita megenali kembali dan
menggunakan kata serapan yang sudah sepenuhnya menyatu dan menjadi kekayaan
bahasa kita. Dengan demikian, kita menyerap kata asing itu memang dengan alasan
bahwa kita memerlukan dn akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Tidaklah
mengherankan jika bahasa serumpun, yang jumlah penuturnya tergolong besar,
merupakan sumber yang kaya. Karena di dalam masyarakat multilingual
kedwibahasawan bukan sesuatu yang langka, unsur serapan itu dapat berasal dari
penutur asli bahasa yang serumpun sehingga terjadi penambahan yang spontan.
Atau orang yang bukan penutur asli bahasa serumpun yang terkemuka, seperti
bahasa Jawa dan Sunda, menyerap juga dari bahasa yang bersangkutan itu dengan
pertimbangan bahwa unsur serapan itu akan segera dipahami oleh kalangan
masyarakat yang luas.
Unsur bahasa
asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mempertajam daya ungkap
bahasa Indonesia dan harus memungkinkan orang menyatakan makna konsep atau
gagasan secara tepat.
Penyerapan
unsur bahasa asing itu harus dilakukan secara selektif, yaitu kata serapan yang
dapat mengisi kerumpangan konsep dalam khazanah bahasa Indonesia. Kata itu
memang diperlukan dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan pemerkayaan daya
ungkap bahasa Indonesia mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Indonesia modern.
Proses
penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini
terpenuhi, yaitu sebagai berikut.
1. Istilah
serapan yang dipilih cocok konotasinya.
2. Istilah
yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
3. Istilah
serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya.
Masuknya
kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia ditempuh dengan berbagai cara.
Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa
mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh : Supermarket, Plaza, Mall.
2.
Cara Adaptasi
Terjadi apabila
pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh : Pluralization → Pluralisasi,
Acceptability → akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila
pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya : Overlap → tumpang tindih, Try out → uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila
pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia.
Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara
kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Selain kata serapan,
ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan.
Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara
lain :
1) An -, a - [= tidak] ;
anarki, amoral, anorganik
2) Ab - [=
dari] ; abrasi, abnormal
3) Tele - [=
jauh] ; televisi, telepon
4) Mini - [= kecil] ;
miniatur, mini bus
5) Super - [= di atas] ;
supersonik, super power, supervisi
6) Uni - [=
satu] ; unilateral, universitas
7) Nomo - [= satu] ;
monoton, monogami, ,monofobia
8) Sub - [=
dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9) Trans - [= seberang,
lewat] ; transisi, tranfusi
10) Semi - [=
setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal
BAB
II
SUMBER
DATA
Penulis
memilih salah satu tajuk rencana dari surat kabar “Pikiran Rakyat” sebagai
sumber data yang akan dikaji etimologis kata-kata serapan dalam bahasa
Indonesia itu karena surat kabar “Pikiran Rakyat” adalah salah satu media yang berperan
sebagai bukti eksistensi masyarakat khususnya masyarakat Sunda, surat kabar
“Pikiran Rakyat” selalu menawarkan berita atau informasi yang akurat setiap
terbitnya, artikel yang dimuat di surat kabar “Pikiran Rakyat” terkadang
berbeda dengan surat kabar yang lainnya sehingga mengundang perhatian pembaca,
berita-berita yang aktual dan artikel yang bermutu sehingga membuat pembaca
menjadi merasa terkesan hingga dapat membantu mencari sumber sebagai bahan
tugas, selain itu surat kabar “Pikiran Rakyat” harganya sangat terjangkau oleh
semua kalangan. Karena kepadatan dan kejelasan kata-kata yang mudah diipahami
semua berita, wacana, tajuk rencana, rubrik olah raga, dan lain sebagainya yang
dimuat dalam surat kabar “Pikiran Rakyat” juga menjadi alasan bagi penulis
untuk memilih surat kabar “Pikiran Rakyat” dalam mengkaji etimologi kata-kata
serapan dalam bahasa Indonesia.
Sumber
data yang akan dikaji berdasarkan etimologis kata-kata serapan dalam bahasa
Indonesia adalah dari sebuah surat kabar “Pikiran Rakyat” Edisi Jumat, 04 April 2014 salah satu tajuk
rencana yang berujudul “Realitas Anggaran” halaman 28, yaitu sebagai berikut:
Tajuk
Rencana
“Reallitas
Anggaran”
Di
saat banyak hal yang dijanjikan dalam masa kampanye pemilihan
umum saat ini, informasi mengenai defisit anggaran Dana Alokasi
Umum di Kota Bandung mengungkap realitas keterbatasan kemampuan
pemerintahan dalam menjalankan fungsinya. Dari contoh kasus Kota
Bandung, dipaparkan oleh salah satu lembaga Swadya masyarakat,
Pemerintah Kota Bandung mengalami defisit DAU sejak 2011.
Menurut
laporan Forum Pemerhati Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Bandung, yang dikutip Pikiran
Rakyat awal pecan ini, defisit DAU Kota Bandung mencapai angka
515,57 miliar pada 2011. Defisit ini terus terjadi di 2012 dan 2013 di
kisaran Rp 400 miliar setiap tahunnya.
DAU
yang merupakan dana pembangunan dari pemerintah pusat ke Kota Bandung
tahun ini sebesar Rp 1,67 triliun, sementara kebutuhan belanja gaji dan
tunjangan pegawai negeri sipil mencapai Rp 1,96 triliun. Defisit ini diproyeksikan
masih akan terus terjadi hingga 2018. Jika
pada 2018 DAU diproyeksikan menjadi Rp 2,75 triliun, kebutuhan belanja gaji
dan tunjangan birokrat sudah membengkak menjadi Rp 3,7 triliun.
Dana
ini dialokasikan untuk tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana ini sendiri terus bertambah di tingkat nasional, pada 2013
ditetapkan sebesar Rp 311,14 triliun, sementara pada 2014 sebesar Rp 314,22
triliun.
Dari
keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, DAU ini ditentukan
sebesar 26 persen. Dana ini sebagian besar menjadi sumber dana utama
pengelolaan keuangan di daerah, selain bentuk sumber dana pembangunan lain. Sayangnya,
tidak hanya bahwa DAU sebagian besar habis atau malah defisit, total,
anggaran pembangunan sebagian besar tersedot untuk birokrasi.
Berdasarkan
data forum di Indonesia untuk Transparasi Anggaran, rata-rata
daerah menggantungkan 80% pendapatan daerahnya dari dana transfer
APBN, sementara sebagian besar transfer daerah sudah dalam bentuk
belanja pegawai. Jumlah ini naik menjadi 302 daerah pada APBD 2012.
Pertanyaan
yang muncul dicatat pula dalam paparan itu, bagaimana dengan pembiayaan
kegiatan pembangunan untuk masyarakat, mengingat defisit anggaran
akan menyebabkan risiko penarikan anggaran dari pos pendapatan
lain. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, misalnya, mengaku terus menombok
pembayaran gaji dan tunjangan pegawai ini dengan menggunakan pos
pendapatan lain. Hal ini berarti anggaran lebih banyak dinikmati oleh birokrat
dan aparatur pemerintah dari pada kemanfaatannya untuk masyarakat.
Kondisi
ini disebut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran bahwa postur
anggaran kita lebih boros di “ongkos tukang”. Dengan anggaran yang tersita
membayar “tukang” dan tidak seimbangnya belanja bahan, para “tukang” ini berpotensi
tidak bisa - atau tiak mau – bekerja. Tidak bisa bekerja
karena tidak ada bahan yang bisa dikerjakan, atau tidak mau bekerja
karena sering kali terjadi aparatur tidak bekerja karena masih
harus menunggu honorarium kegiatan. Akibat dari ketidakseimbangan ini, fungsi
utama birokrasi dan pemerintahan, yaitu pembangunan infrastruktur dan
pelayanan publik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menjadi
sulit diwujudkan.
Oleh
karena itu, lebih dari sekadar janji-janji, kita perlu melihat kembali realitas
anggaran yang membelenggu birokrasi dalam menjalankan amanat dan
tanggung jawab atas uang yang diperolehnya dari rakyat. Dengan
minimnya alokasi anggaran terhadap kepentingan publik, dapat
dipastikan akan sulit bagi birokrasi untuk berperan menggerakkan
pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, hingga kita
sampai pada titik bahwa setelah bertahun-tahun pembangunan kita tidak bergerak
seiring dengan waktu dan sumber daya yang diberikan.
Realitas
anggaran ini sejatinya adalah masalah substansial dan serius yang
perlu diatasi dari segi pengelolaan anggaran dan birokrasi. Optimalisasi
anggaran dan birokrasi perlu menjadi agenda bersama, antara lain
dengan mengurangi “ongkos hutang”, dalam hal ini mengurangi beban birokrasi
baik melalui reduksi jumlah pegawai maupun efisiensi
pengeluaran honor dan tunjangan.
Bagaimanapun,
jika realitas anggaran habis untuk birokrasi dan aparatur tanpa efisiensi
dan optimalisasi ini terus berlangsung, janji-janji seperti yang
diucapkan banyak kandidat dalam kampanye nantinya hanya sekadar
mimpi.
BAB
III
DATA
DAN ANALISIS DATA
Data : P1 K1
Di
saat banyak hal yang dijanjikan dalam masa kampanye pemilihan
umum saat ini, informasi mengenai defisit anggaran Dana Alokasi
Umum di Kota Bandung mengungkap realitas keterbatasan kemampuan
pemerintahan dalam menjalankan fungsinya.
Kajian :
-
Masa (n) berasal dari bahasa Sanskaerta
‘mása’.
Artinya (1) waktu; ketika; saat: sewaktu-waktu; ada kalanya; terjadi; dapat
kesempatan baik; (2) jangka
waktu yg agak lama terjadinya suatu peristiwa penting; zaman: zaman baru; zaman
yg akan datang; (3) jangka waktu
tertentu yg ada permulaan dan batasnya.
-
Kampanye (n) berasal dari bahasa Belanda
‘kampagne’. Artinya (1) gerakan (tindakan) serentak (untuk
melawan, mengadakan aksi, dsb); (2)
kegiatan yg dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yg bersaing
memperebutkan kedudukan dl parlemen dsb untuk mendapat dukungan massa pemilih
dl suatu pemungutan suara.
-
Informasi (n) berasal dari bahasa Inggris
‘information’. Artinya (1)
penerangan; (2) pemberitahuan;
kabar atau berita tt sesuatu; (3)
Ling
keseluruhan makna yg menunjang amanat yg terlihat dl bagian-bagian amanat itu.
-
Defisit (n) berasal dari bahasa Belanda
‘deficient’. Artinya kekurangan (dl anggaran belanja).
-
Dana (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘dána’.
Artinya (1) uang yg disediakan untuk suatu keperluan; biaya: (2) pemberian; hadiah; derma.
-
Alokasi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘locatie’. Artinya (1) penentuan
banyaknya barang yg disediakan untuk suatu tempat (pembeli dsb); penjatahan; (2) penentuan banyaknya uang (biaya)
yg disediakan untuk suatu keperluan: (3)
Sos pembagian
pengeluaran dan pendapatan (di suatu departemen, instansi, atau cabang
perusahaan), baik dl perencanaan maupun pelaksanaannya; (4) Man penentuan penggunaan sumber daya secara
matematis (msl tt tenaga kerja, mesin, dan perlengkapan) demi pencapaian hasil
yg optimal.
-
Kota (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘kuta’. Artinya (1) daerah
permukiman yg terdiri atas bangunan rumah yg merupakan kesatuan tempat tinggal
dr berbagai lapisan masyarakat; (2)
Dem daerah
pemusatan penduduk dng kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian
besar penduduknya bekerja di luar pertanian; (3) dinding (tembok) yg mengelilingi tempat pertahanan.
-
Realitas (n) berasal dari bahasa Belanda
‘realiteit’. Artinya kenyataan.
-
Fungsi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘functie’. Artinya (1) jabatan
(pekerjaan) yg dilakukan: (2)
faal (kerja suatu bagian tubuh): (3)
Mat besaran yg
berhubungan, jika besaran yg satu berubah, besaran yg lain juga berubah; (4) kegunaan suatu hal; (5) Ling peran sebuah unsur bahasa dl satuan
sintaksis yg lebih luas (spt nomina berfungsi sbg subjek).
Sebaiknya
pada kalimat di atas kata defisit
diganti dengan kata yang lebih mudah dipahami, karena pembaca surat kabar
“Pikiran Rakyat” itu heterogen, mungkin ada beberapa kaum awam yang belum paham
yang dimaksud dengan kata defisit,
sebaiknya seperti ini: Di saat banyak hal yang dijanjikan dalam masa kampanye
pemilihan umum saat ini, informasi mengenai kurangnya
anggaran Dana Alokasi Umum di Kota Bandung mengungkap realitas keterbatasan
kemampuan pemerintahan dalam menjalankan fungsinya.
Data : P1 K2
Dari
contoh kasus Kota Bandung, dipaparkan oleh salah satu lembaga Swadya masyarakat,
Pemerintah Kota Bandung mengalami defisit DAU sejak 2011.
Kajian :
-
Kasus (n) berasal dari bahasa Belanda
‘casus’. Artinya (1) keadaan yg
sebenarnya dr suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus yg
berhubungan dng seseorang atau suatu hal; soal; perkara; (2) Ling (a)
kategori gramatikal dr nomina, frasa nominal, pronomina, atau adjektiva yg
menunjukkan hubungannya dng kata
lain dl konstruksi sintaksis.
-
Masyarakat (n) berasal dari bahasa Arab
‘masyarakah’. Artinya sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yg mereka anggap sama.
Data : P2 K1
Menurut
laporan Forum Pemerhati Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Bandung, yang dikutip Pikiran
Rakyat awal pecan ini, defisit DAU Kota Bandung mencapai angka
515,57 miliar pada 2011.
Kajian :
-
Lapor (v) berasal dari bahasa Belanda
‘lapporteren’.
Laporan
(n) segala sesuatu yg dilaporkan; berita.
-
Forum (n) berasal dari bahasa Belanda
‘forum’. Artinya lembaga atau badan; wadah; 2 sidang; 3 tempat
pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas.
-
Rencana (n) berasal dari bahasa
Sanskerta ‘racana. Artinya (1) kl cerita; (2) rancangan; buram (rangka sesuatu yg akan dikerjakan); (3) konsep; naskah (surat dsb); buram
(surat); (4) laporan
pemberitaan; catatan mengenai pembicaraan dl rapat dsb; (5) acara (pembicaraan); program; (6) artikel; makalah; kertas kerja; (7) cak maksud; niat.
-
Rakyat (n) berasal dari bahasa Arab
‘ra’iyyah’. Artinya (1) penduduk
suatu Negara; (2) orang
kebanyakan; orang biasa;
(3) kl pasukan (balatentara); (4) cak anak buah; bawahan;
-
Angka (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘angka’. Artinya tanda atau lambang sbg
pengganti bilangan; nomor.
Data : P2 K2
Defisit
ini terus terjadi di 2012 dan 2013 di kisaran Rp 400 miliar setiap
tahunnya.
Kajian :
-
Miliar (n) berasal dari bahasa Belanda
‘miljard’. Artinya seribu juta.
Data : P3 K1
DAU
yang merupakan dana pembangunan dari pemerintah pusat ke Kota Bandung
tahun ini sebesar Rp 1,67 triliun, sementara kebutuhan belanja gaji dan
tunjangan pegawai negeri sipil mencapai Rp 1,96 triliun.
Kajian :
-
Gaji (n) berasal dari bahasa Belanda
‘gage’. Artinya (1) upah kerja yg dibayar dl waktu yg tetap; (2) balas jasa yg diterima pekerja dl
bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.
-
Negeri (n) berasal dari bahasa Sanskerta ‘nagari’. Artinya (1) tanah tempat tinggal suatu bangsa; (2) kampung halaman; tempat kelahiran; (3) negara; pemerintah (lawan kata
swasta); 4 nagari.
Data : P3 K2
Defisit
ini diproyeksikan masih akan terus terjadi hingga 2018.
Kajian :
-
Proyeksi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘projektie’. Artinya (1) gambar
suatu benda yg dibuat rata (mendatar) atau berupa garis pd bidang datar; (2) perkiraan tt keadaan masa yg akan
datang dng menggunakan data yg ada (sekarang); penduduk Dem
perhitungan matematis jumlah penduduk masa yg akan datang berdasarkan jumlah
penduduk sekarang.
Pada
kalimat di atas, kata diproyeksikan
menurut saya kurang tepat meskipun jika dilihat dari sisi kaidahnya memang
sudah benar. Kata diproyeksikan
sebaiknya diganti dengan kata diperkirakan atau diprediksikan, karena jika
menggunakan kata diproyeksikan bagi
kaum awam yang membacanya kan sulit untuk dipahami. Begitupun dengan kata defisit sebaiknya diganti dengan kata
kurangnya seperti yang telah saya paparkan di atas. sebaiknya seperti ini: kurangnya anggaran belanja ini diperkirakan/diprediksi masih akan terus
terjadi hingga 2018.
Data : P3 K3
Jika pada 2018 DAU diproyeksikan menjadi Rp
2,75 triliun, kebutuhan belanja gaji dan tunjangan birokrat sudah
membengkak menjadi Rp 3,7 triliun.
Kajian :
-
Birokrat (n) berasal dari bahasa Belanda
‘bureaucraat’. Artinya (1)
pegawai yg bertindak secara birokratis; (2) seorang yang menjadi bagian dari birokrasi.
Data : P4 K2
Dana
ini dialokasikan untuk tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Kajian :
-
Daerah (n) berasal dari bahasa Arab ‘dá’irah’. Artinya (1) bagian permukaan bumi dl kaitannya
dng keadaan alam dsb yg khusus; (2)
lingkungan pemerintah; wilayah; (3)
selingkungan tempat yg dipakai untuk tujuan khusus; kawasan; (4) tempat sekeliling atau yg termasuk
dl lingkungan suatu kota (wilayah dsb); (5) tempat dl satu lingkungan yg sama keadaannya (iklimnya,
hasilnya, dsb); (6) tempat yg
terkena peristiwa yg sama; (7)
bagian permukaan tubuh.
-
Desentralisasi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘decentralisatie’. Artinya (1)
sistem pemerintahan yg lebih banyak memberikan kekuasaan kpd pemerintah daerah;
(2) penyerahan sebagian wewenang
pimpinan kpd bawahan (atau pusat kpd cabang dsb).
Data : P4 K3
Dana
ini sendiri terus bertambah di tingkat nasional, pada 2013 ditetapkan
sebesar Rp 311,14 triliun, sementara pada 2014 sebesar Rp 314,22 triliun.
Kajian :
-
Nasional (a) berasal dari bahasa Belanda
‘nationaal’. Artinya bersifat
kebangsaan; berkenaan atau berasal dr bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa.
Data : P5 K1
Dari
keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, DAU ini ditentukan
sebesar 26 persen.
Kajian :
-
Negara (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘nagara’. Artinya (1) organisasi
dl suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh
rakyat; (2) kelompok sosial yg
menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik
dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga
berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Data : P5 K2
Dana
ini sebagian besar menjadi sumber dana utama pengelolaan keuangan di
daerah, selain bentuk sumber dana pembangunan lain.
Kajian :
-
Utama (a) berasal dari bahasa Sanskerta
‘uttaama’. Artinya (1) terbaik;
nomor satu; amat baik; lebih baik dr yg lain-lain; (2) terpenting; pokok.
Data : P5 K3
Sayangnya,
tidak hanya bahwa DAU sebagian besar habis atau malah defisit, total,
anggaran pembangunan sebagian besar tersedot untuk birokrasi.
Kajian :
-
Total (a) berasal dari bahasa Belanda
‘totaal’. Artinya (1) n jumlah; (2) a menyeluruh; sepenuh-penuhnya; semesta.
-
Birokrasi (n) berasal dari bahasa
Belanda ‘bureaucratie’. Artinya (1)
sistem pemerintahan yg dijalankan oleh pegawai pemerintah krn telah berpegang
pd hierarki dan jenjang jabatan; (2)
cara bekerja atau susunan pekerjaan yg serba lamban, serta menurut tata aturan
(adat dsb) yg banyak liku-likunya dsb.
Data : P6 K1
Berdasarkan
data forum di Indonesia untuk Transparasi Anggaran, rata-rata
daerah menggantungkan 80% pendapatan daerahnya dari dana transfer
APBN, sementara sebagian besar transfer daerah sudah dalam bentuk
belanja pegawai.
Kajian :
-
Data (n) berasal dari bahasa Inggris
‘data’. Artinya (1) keterangan
yg benar dan nyata; (2)
keterangan atau bahan nyata yg dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan).
-
Transparansi (n) berasal dari bahasa
Belanda ‘transparantie’. Artinya (1)
perihal tembus cahaya; nyata; jelas; (2)
barang (plastik dsb) yg tembus cahaya yg dipakai untuk menayangkan tulisan
(gambar) pd layar proyektor.
-
Rata
(a) berasal dari bahasa Sanskerta ‘ratha’. Artinya (1) mempunyai permukaan yg sama tinggi
dan/atau sama rendah; papar; (2)
meliputi semua bagian; (3)
tersebar ke segenap penjuru; terdapat (ditemukan) di seluruh tempat; (4) sama-sama memperoleh jumlah yg sama-
Rata-rata (a)
artinya (1)
sama banyak di seluruh tempat; (2)
disamakan saja tanpa memperhatikan perbedaan yg ada; pukul rata; (3) hampir sama; berimbang jumlahnya; (4) (angka, jumlah, dsb) diperoleh dr
jumlah keseluruhan unsur dibagi banyaknya unsur
-
Transfer (v) berasal dari bahasa Inggris
‘transfer’. Artinya pindah atau beralih tempat; 2 n Olr
pengalihan pemain ke perkumpulan lain dng imbalan uang.
Data : P6 K3
Jumlah
ini naik menjadi 302 daerah pada APBD 2012.
Kajian :
-
Jumlah (n) berasal dari bahasa Arab
‘jumlah’. Artinya banyaknya (tt bilangan atau sesuatu yg dikumpulkan menjadi
satu)
Data : P7 K1
Pertanyaan
yang muncul dicatat pula dalam paparan itu, bagaimana dengan pembiayaan
kegiatan pembangunan untuk masyarakat, mengingat defisit anggaran
akan menyebabkan risiko penarikan anggaran dari pos pendapatan
lain.
Kajian :
-
Risiko (n) berasal dari bahasa Belanda
‘risico’. Artinya akibat yg kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dr suatu perbuatan atau tindakan.
-
Pos (n) berasal dari bahasa Belanda
‘post’. Artinya (1) jawatan yg
menyelenggarakan kirim-mengirim barang, surat, uang, dsb; (2) kantor tempat kirim-mengirim surat,
uang, dsb; kantor pos; (3)
surat-surat dsb yg dikirim dng perantaraan pos; (4) ark
kereta (kuda) pengangkut surat dsb (pd zaman dahulu); kereta pos; kuda pos; (5) ark tempat perhentian kereta pos (pd zaman
dahulu); (6) cak perhentian (kereta
api, trem dsb.
-
Biaya (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘wyaya’. Artinya uang yg dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan,
dsb) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran.
Data : P7 K2
Wali
Kota Bandung Ridwan Kamil, misalnya, mengaku terus menombok pembayaran gaji
dan tunjangan pegawai ini dengan menggunakan pos pendapatan lain.
Kajian :
-
Wali (n) berasal dari bahasa Arab
‘wali’. Artinya (1) orang yg menurut
hukum (agama, adat) diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya,
sebelum anak itu dewasa; (2)
orang yg menjadi penjamin dl pengurusan dan pengasuhan anak; (3) pengasuh pengantin perempuan pd
waktu menikah (yaitu yg melakukan janji nikah dng pengantin laki-laki); (4) orang saleh (suci); penyebar agama;
(5) kepala pemerintah dsb.
Data : P7 K3
Hal
ini berarti anggaran lebih banyak dinikmati oleh birokrat dan aparatur
pemerintah dari pada kemanfaatannya untuk masyarakat.
Kajian :
-
Nikmat (a) berasal dari bahasa Arab
‘ni’mah’. Artinya (1) a enak; lezat; (2) a merasa puas; senang; (3) n pemberian
atau karunia (dr Allah).
-
Aparatur (n) berasal dari bahasa Belanda
‘apparatuur’. Artinya perangkat, alat (negara, pemerintah); para pegawai
(negeri).
-
Manfaat (n) berasal dari bahasa Arab ‘manfa’at’.
Artinya (1) guna; faedah. (2) laba; untung.
Data : P8 K1
Kondisi
ini disebut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran bahwa postur
anggaran kita lebih boros di “ongkos tukang”.
Kajian :
-
Kondisi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘conditie’. Artinya (1)
persyaratan; (2) keadaan
-
Postur (n) berasal dari bahasa Belanda
‘postuur’. Artinya bentuk atau keadaan tubuh; perawakan
-
Ongkos (n) berasal dari bahasa Belanda
‘onkosten’. Artinya (1) biaya; (2) belanja; (3) upah; bayaran.
Data : P8 K2
Dengan
anggaran yang tersita membayar “tukang” dan tidak seimbangnya belanja bahan,
para “tukang” ini berpotensi tidak bisa - atau tiak mau – bekerja.
Kajian :
-
Potensi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘potentie’. Artinya kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;
kekuatan; kesanggupan; daya;
ber·po·ten·si
v mempunyai
potensi
-
Kerja (v) berasal dari bahasa Sanskerta ‘kárya’. Artinya
(1) n kegiatan
melakukan sesuatu; yg dilakukan (diperbuat): -- nya (2)
n sesuatu yg
dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian; (3) n perayaan yg berhubungan dng perkawinan,
khitanan, dsb; pesta perjamuan; (4)
n cak
pekerjaan; (5) v cak bekerja.
be·ker·ja
v (1) melakukan suatu pekerjaan
(perbuatan); berbuat sesuatu; (2)
mengadakan perayaan nikah dsb.
Data : P8 K3
Tidak
bisa bekerja karena tidak ada bahan yang bisa dikerjakan, atau tidak mau
bekerja karena sering kali terjadi aparatur tidak bekerja
karena masih harus menunggu honorarium kegiatan.
Kajian :
-
Honorarium (n) berasal dari bahasa
Belanda ‘hononarium’. Artinya upah sbg imbalan jasa (yg diberikan kpd
pengarang, penerjemah, dokter, pengacara, konsultan, tenaga honorer); upah di
luar gaji
Data : P8 K4
Akibat
dari ketidakseimbangan ini, fungsi utama birokrasi dan
pemerintahan, yaitu pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat menjadi sulit diwujudkan.
Kajian :
-
Publik (n) berasal dari bahasa Belanda
‘publiek’. Artinya orang banyak (umum); semua orang yg datang (menonton,
mengunjungi, dsb)
-
Wujud (n) berasal dari bahasa Arab
‘wujud’. Artinya (1) rupa dan
bentuk yg dapat diraba; (2)
adanya sesuatu; (3) benda yg
nyata (bukan roh dsb).
Data : P9 K1
Oleh
karena itu, lebih dari sekadar janji-janji, kita perlu melihat kembali realitas
anggaran yang membelenggu birokrasi dalam menjalankan amanat dan
tanggung jawab atas uang yang diperolehnya dari rakyat.
Kajian :
-
Amanat (n) berasal dari bahasa Arab ‘amánát’. Artinya (1) pesan; perintah (dr atas); (2) keterangan (dr pemerintah); (3) wejangan (dr orang yg terkemuka); (4) Ling keseluruhan makna atau isi pembicaraan;
konsep dan perasaan yg disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima
pendengar atau pembaca; (5) Sas gagasan yg
mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kpd pembaca atau
pendengar;
-
Jawab (n) berasal dari bahasa Arab
‘jawab’. Artinya sahut; balas;
Data : P9 K2
Dengan
minimnya alokasi anggaran terhadap kepentingan publik, dapat
dipastikan akan sulit bagi birokrasi untuk berperan menggerakkan
pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, hingga kita
sampai pada titik bahwa setelah bertahun-tahun pembangunan kita tidak bergerak
seiring dengan waktu dan sumber daya yang diberikan.
Kajian :
-
Ekonomi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘economie’. Artinya (1) ilmu
mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta
kekayaan (spt hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); (2) pemanfaatan uang, tenaga, waktu,
dsb yg berharga; (3) tata
kehidupan perekonomian (suatu negara); (4)
cak urusan
keuangan rumah tangga (organisasi, negara);
-
Sosial (a) berasal dari bahasa Belanda
‘sociaal’. Artinya (1) berkenaan
dng masyarakat; (2) cak suka memperhatikan
kepentingan umum (suka menolong, menderma, dsb).
-
Waktu (n) berasal dari bahasa Arab
‘waqt’. Artinya (1) n seluruh rangkaian
saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung; (2) n lamanya (saat yg tertentu; (3) n saat yg tertentu untuk melakukan sesuatu; (4) n kesempatan; tempo; peluang; (5) p ketika, saat; (6) n
hari (keadaan hari) (7) n saat yg ditentukan
berdasarkan pembagian bola dunia.
-
Daya (n) berasal dari bahasa Sanskerta
‘daya’. Artinya (1) kemampuan
melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak; (2) kekuatan; tenaga (yg menyebabkan sesuatu bergerak dsb); (3) muslihat; (4) akal; ikhtiar; upaya;
Data : P10 K1
Realitas
anggaran ini sejatinya adalah masalah substansial dan serius
yang perlu diatasi dari segi pengelolaan anggaran dan birokrasi.
Kajian :
-
Sejati berasal dari bahasa Sanskerta
‘sajati’. Artinya sebenarnya (tulen,
asli, murni, tidak lancung, tidak ada campurannya.
-
Masalah (n) berasal dari bahasa Arab
‘mas’alah’. Artinya esuatu yg harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan.
-
Substansial (a) berasal dari bahasa
Inggris ‘substantial’. Artinya bersifat inti; sesungguhnya
-
Serius (a) berasal dari bahasa Belanda
‘serieus’. Artinya (1)
sungguh-sungguh: tidak bergurau; (2)
gawat; genting (krn menghadapi bahaya, risiko, akibat, dsb yg mungkin terjadi).
Data : P10 K2
Optimalisasi
anggaran dan birokrasi perlu menjadi agenda bersama, antara lain
dengan mengurangi “ongkos hutang”, dalam hal ini mengurangi beban birokrasi
baik melalui reduksi jumlah pegawai maupun efisiensi
pengeluaran honor dan tunjangan.
Kajian :
-
Optimal (a) berasal dari bahasa Belanda
‘optimaal’. Artinya (ter)baik;
tertinggi; paling menguntungkan.
-
Agenda (n) berasal dari ahasa Belanda
‘agenda’. Artinya (1) buku
catatan yg bertanggal untuk satu tahun; (2) acara (yg akan dibicarakan dl
rapat).
-
Reduksi (n) berasal dari bahasa Belanda
‘reductie’. Artinya pengurangan, pemotongan (harga dsb).
-
Efisiensi (n) berasal dari bahasa
Inggris ‘efficiency’. Artinya (1)
ketepatan cara (usaha, kerja) dl menjalankan sesuatu (dng tidak membuang waktu,
tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan; (2) kemampuan menjalankan tugas dng
baik dan tepat (dng tidak membuang waktu, tenaga, biaya).
Data : P12 K2
Bagaimanapun,
jika realitas anggaran habis untuk birokrasi dan aparatur tanpa efisiensi
dan optimalisasi ini terus berlangsung, janji-janji seperti yang
diucapkan banyak kandidat dalam kampanye nantinya hanya sekadar
mimpi.
Kajian :
-
Kandidat (n) berasal dari bahasa Belanda
‘kandiaat’. Artinya 1 calon;
bakal: kakaknya adalah --
perwira; 2 pengikut
(penempuh) ujian.
TABEL
DAFTAR
KATA-KATA SERAPAN
SUMBER
DATA PARAGRAF
|
BAHASA
ARAB
|
BAHASA
BELANDA
|
BAHASA
INGGRIS
|
BAHASA
SANSKERTA-JAWA KUNA
|
JUMLAH
|
P1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
10
|
P2
|
2
|
3
|
|
2
|
7
|
P3
|
|
3
|
|
2
|
5
|
P4
|
|
2
|
|
|
2
|
P5
|
|
2
|
|
2
|
4
|
P6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
5
|
P7
|
3
|
3
|
|
1
|
7
|
P8
|
1
|
6
|
|
1
|
8
|
P9
|
3
|
2
|
|
1
|
6
|
P10
|
1
|
4
|
2
|
1
|
8
|
P11
|
|
|
|
|
|
P12
|
|
1
|
|
|
1
|
JUMLAH
|
12
|
32
|
6
|
13
|
63
|
Dalam
setiap paragraf ada beberapa kata serapan yang diulang pada paragraf yang lain,
yaitu kata serapan defisit, alokasi,
dana, gaji, aparatur, daerah, realitas, efisiensi, birokrasi, ongkos, forum,
transfer, miliar, dan proyeksi.
Dalam
tajuk rencana “Realitas Anggaran” pada surat kabar “Pikiran Rakyat” ini banyak
sekali menggunakan kata-kata yang sulit dipahami bagi kaum awam. Karena pembaca
surat kabar “Pikiran Rakyat” itu heterogen, maka sebaiknya menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami oleh semua kalangan supaya tidak membingungkan
pembaca.
BAB
IV
SIMPULAN
Berdasarkan
kajian etimologis kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia yang ada pada surat
kabar “Pikiran Rakyat” Edisi Jumat, 04 April 2014 pada tajuk rencana yang
berjudul “Realitas Anggaran”, maka ada beberapa kata serapan yang ada dalam
tajuk rencana tersebut, yaitu kata serapan yang berasal dari bahasa Arab ada 12
kata serapan, yang berasal dari bahasa Belanda ada 32 kata serapan, yang
berasal dari bahasa Inggris ada enam kata serapan, dan yang berasal dari bahasa
Sanskerta ada 13 kata serapan. Jadi total seluruh kata serapan yang ada pada
tajuk rencana “Realitas Anggaran” pada surat kabar “Pikiran Rakyat” ada 63
kata.
Kemudian
dalam paragraf pertama ada 12 kata serapan yang terdiri dari satu kata serapan
dari bahasa Arab, lima kata serapan dari bahasa Belanda, dua kata serapan dari
bahasa Inggris, dan dua kata serapan dari bahasa Sanskerta. Paragraf kedua ada
tujuh kata serapan yang terdiri dari dua kata serapan dari bahasa Arab, tiga
kata serapan dari bahasa Belanda, dan dua berasal dari bahasa Sanskerta. Paragraf
ke tiga ada lima kata serapan yang terdiri dari tiga kata serapan dari bahasa
Belanda, dua kata serapan dari bahasa Arab. Paragraf ke empat ada dua kata
serapan yang terdiri dari dua kata serapan dari bahasa Belanda. Paragraf ke
lima ada empat kata serapan yang terdiri dari dua kata serapan dari bahasa
Belanda, dua kata serapan dari bahasa Sanskerta. Paragraf ke enam ada lima kata
serapan yang terdiri dari satu kata serapan dalam bahasa Arab, satu kata serapan dari bahasa Belanda, dua
kata serapan dari bahasa Inggris, dan satu kata dari bahasa Sanskerta
Jawa-Kuna. Paragraf ke tujuh ada tujuh
kata serapan yang terdiri dari tiga kata
serapan yang berasal dari bahasa Arab,
dan tiga kata serapan dari bahasa Belanda, dan stau kata serapan dari
bahasa Sanskerta. Paragraf ke delapan ada delapan kata serapan yang terdiri
dari satu kata serapan dari bahasa Arab, enam kata serapan dari bahasa Belanda,
dan satu kata serapan dari bahasa Sanskerta. Paragraf ke sembilan ada enam kata
serapan yang terdiri dari tiga kata serapan dari bahasa Arab, tiga kata serapan
dari bahasa Belanda, dan satu kata serapan dari bahasa Sanskerta. Paragraf
ke-10 ada delapan kata serapan yang terdiri dari satu kata serapan dari bahasa
Arab, empat kata serapan dari bahasa Belanda, dan tiga kata serapan dari bahasa
Inggris. Paragraf ke-12 ada satu kata serapan yaitu dari bahasa Belanda.
DAFTAR
PUSTAKA
Jumariam
(ed). 1996. Senarai Kata Serapan dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Haidir,
Lutfi. Selasa, 19 Maret 2013. Makalah Bahasa Indonesia [online]. http://lutfihaidir.blogspot.com/2013/03/makalah-bahasa-indonesia_9778.html.
05 April 2014.
Sugono,
Dendy (ed). 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Realitas
Anggaran. Tajuk Rencana (editorial). Pikiran
Rakyat, 04 April 2014, 28.
No comments:
Post a Comment