https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home Kumpulan puisi, cerpen, artikel, makalah, teks pidato, dan berbagai informasi lainnya. https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-9308896189900728/home

Sunday, January 27, 2019

Tangan Ibuku
(Untuk Mamah)
Karya: Riska Ramdiani

Kau selalu mengangkat kedua tanganmu
Tanda memohon doa kepada Tuhan
Doa yang kau tujukan untuk anakmu
Kau tundukan kepalamu
Mengumandangkan ayat-ayat indah untuk keluargamu

Tuhan … Bagiku …
Tangan itu adalah tangan paling indah di dunia ini
Betapa bernilai dan berharga
Kasih sayang yang begitu penuh dengan pengorbanan

Ibu …
Kau selalu tersenyum seakan semuanya sempurna
Kau selalu diam seakan tidak ada beban yang membebani punggungmu
Air matamu begitu berharga
Karena kau adalah harta yang tersimpan untukku

Ketika tanganmu mengurusku
Aku membalasnya dengan menangis sepanjang malam
Suaramu begitu indah, nasihatmu yang bijak itu
Aku membalasnya dengan muka muram

Tuhan …
Aku menyesal
Ibu …
Semoga tangan ini, hati ini
Meniliki keindahan sepertimu
Aku begitu menyayangimu
Darimulah kehidupanku berjalan lewat asi yang mengalir
Kaulah satu tujuan dan satu harapanku
Bait
Karya: Riska Ramdiani

Kamu adalah sebuah bait
Yang belum ku temukan nada indahnya
Kamu adalah sebuah bait
Yang belum ku temukan temanya

Ketika aku membaca bait itu
Aku tak bisa membacanya, seakan mataku buta oleh harapan
Ketika aku mencoba mencari tema itu
Aku ‘tak mampu mencari, itu terlalu berliku untukku

Kamu, kamu, kamu memang sebuah bait
Yang entah sepenggal lirik lagu atau bait sepenggal puisi
Aku hanya mampu merangkai sebuah bait
Bukan dua, bukan tiga, bukan empat, bahkan lima
Yang ku kenal
Karya: Riska Ramdiani

Yang ku kenal.
Ketika ku mencoba mendefinisikan dirimu
aku tak mampu. Bayangan tapi tak selalu mengikuti.
Jam dinding bergerak seakan tak beraturan.
Lukisan serta hiasan disana seakan menantangku.
Cat dinging yang tak cukup penuh, mewakili pikiran tentangmu.
Entah siapa dirimu.
Mungkin hanya suara yang tak dapat ku dengar.





Kerinduan
Karya: Riska Ramdiani

Ku teguk bintang gemerlap
Caya-nya perlahan memudar
Malam sepi tiada berawan
Membuat aku hilang terbalik dikerinduan

Sendiri aku tiada berteman
Menyandarkan asa pada bayangan
Menengok yang kosong
Mendengar yang tak bersuara

Sisa-sisa bayangan masih tertanam di keluhku
Sejuta rayuan terisak di telingaku
Aku terjebak dalam kesunyian
Aku terbelenggu dalam kerinduan
Keringatmu, keringatmu
(Untuk bapak)
Karya: Riska Ramdiani

Kau langkahkan kaki, menapaki sepanjang jalan yang tiada berujung
Keringat yang bercucuran kau usap dengan tangan surgamu
Mendorong ... mendorong …
Pedih, lelah, capai
Mungkin itu yang kau rasakan
Keringat, keringat …
Menemani setiap kau melangkah
Menandakan bahwa kau menjagaku
Tak pernah kau mengeluhkan
Hanya aku yang mengeluhkan
Kau tak pernah mencaci keringat
Namun aku yang memberimu keringat
Bola mata yang meneduhkan
Lukisan senyum yang menguatkan
Bahu yang memberi sandaran
Kasih sayang yang tak pernah berubah
Bolehkah ku hapus keringatmu dengan tanganku Ayah?

Sang Angin
Karya: Riska Ramdiani

Ketika ku sendiri, dan membutuhkan seorang
Hanya sang angin yang datang
Kenapa angin?
Angin tak mampu menanyakan arti wajah ini, dia tak mampu mendengarkan keluhku, dia juga tak mampu merujuk ku tertawa.
Aku terhanyut dalam diam
Mungkin tanpa angin aku takkan bisa hidup, hidup untuk melihat lukisan indah di bibirnya dan bola mata kecilnya.

Tak ada kata yang mampu menjelaskan
Air mata sekalipun
Mungkin karena terlalu sakit
Sakit menahan rasa yang tertahan bersama sang angin.

Aku hanya rindu kelembutan yang pernah kau tawarkan, pelukan hangatmu ketika ku merasa menjelajahi sepi
Jemarimu yang selalu menghapus air mata ini
Ini memang konyol tapi aku merundukannya
Begitu juga dengan angin
Kenapa ngin?
Karena aku dan kamu dipertemukan bersama angin




23. 07
Karya: Riska Ramdiani

23.07
Sengaja ku pasang alarm itu
Bukan ingin terbangun dari mimpi
Itulah angka yang paling indah
Angka dimana aku menemukannya
Angka yang selalu ku nanti setiap senja dating, setiap matahari hilang, kemudian hanya ada bintang
Setiap alarm itu berbunyi
Aku teringat
Setiap alarm itu berbunyi
Aku termangu
Mungkinkah kau cinta itu?
23.07 berbunyi alarm itu
Selalu mengingatkanku akan makna hadirmu

Abaikan
Karya: Riska Ramdiani

Diabaikan, diacuhkan, dibiarkan
Diantara kerumunan manusia
Sepi, sendiri, sepi, tiada berteman
Diantara kerumunan manusia

Mengecil ini itu ini itu
Tetap semuanya mangabaikan
Apa harus ku pecahkan jendela kaca itu?
Biar ramai, bising, bergemuruh

Berteriak kesana kemari
Ke barat ke timur
Tertawa, merengek
Bosan aku diabaikan

Matahari dan Awan
Karya: Riska Ramdiani

Kau tahu matahari?
Yang selalu memancarkan sinarnya
Begitu terang, begitu gagah dengan kesendiriannya
Memperlihatkan keperkasaannya
Ya itulah kau

Dimataku
Kau selalu memberikan cahaya
Di dalam kegelapan sekalipun
Hanya kaulah yang mampu menghangatkan hati ini, mata ini, perasaan ini

Kau tahu awan?
Yang selalu bergerak, berubah warna
Kadang menakutkan karena ia mempunyai berjuta tetes air untuk ia teteskan
Ya itulah aku

Dimatamu
Aku terlihat seperti asap berwana putih
Atau mungkin kelabu di langit
Seakan aku mudah bertahan
Seakan aku bersalah padamu

Tataplah aku
Pandanglah aku
Aku mempunyai air yang mampu mencairkan sikapmu
Tersenyumlah
Aku dan Kau Di Dalam Dunianya
Karya: Riska Ramdiani

Lembayung di senja 
Yang terdengar hanya suara yang tak memiliki makna
Hanya aku dan kamu
Bermain di dalam dunianya

Ingin ku luapkan pada bayang semu
Tapi aku enggan
Ingin ku pandang pada mata penuh harapan
Tapi aku enggan

Mencuri mata di dalam tatapan
Mencuri celah hati di dalam ucapan
Mencuri sentuhan di dalam rabaan
Aku dan kamu di dalam dunianya
Kegelisahan Mimpi
Karya: Riska Ramdiani

Rintikan hujan memberi alunan kegelisahan
Setiap tetesnya hitungan kegelisahan
Apa yang dinanti
Hanya ada belenggu angan hati
Aku pilu dengan sejuta impian
Impian yang terbungkus dengan kabut
Ku tiup, ku lepaskan kabut itu
Aku meronta dalam kabut keabuan




Kawan yang tak bersayap
Karya: Riska Ramdiani

Kawan yang tak bersayap
Memang tak memiliki sayap, tapi mampu terbang
Memang tak memiliki sayap, tapi sanggup membawa ke dalam impian
Memang tak memiliki sayap, tapi melakukan kekonyolan yang selalu kupu-kupu lakukan
Memang tak memiliki sayap, tapi selalu menerbangkan tawa disetiap sudut kepasrahan

Sedetikpun enggan beranjak, meski tak memiliki sayap
Tak mau mengacuhkan, meski tak memiliki sayap
Tak sudi mendua, meski tak memiliki sayap
Berlenggok dengan adanya, meski tak memiliki sayap
Mereka, memang kawan yang tak bersayap















Percuma
Karya: Riska Ramdiani

Berawal dari sebuah tulisan
Memang tak begitu indah
Namun entah mengapa aku merasakannya
Getaran-getaran itu
Apakah getaran palsu?
Berawal dari suara desahan nafasnya
Memang tak semerdu rintik hujan
Namun aku mendengarnya
Apakah aku bermimpi?
Tiada guna baginya
Dan,
Setinggi mungkin diri ini terbang
Percuma, kan terhempas pula
Terhempas kemana?
Terhempas di Banda Aceh













Rindu gudang ilmu tiada berdebu
Karya: Riska Ramdiani

Gudang ilmu tiada berdebu
Debu yang memedihkan mata
Mata yang menjenuhkan jiwa
Terkuras pikiran dengan berpikir tanpa debu

Lalulalang orang berlomba memanggul kertas yang berisi henyakan coretan tinta
Tembok berdiri tegak dengan penuh cerita
Desahan angin melantunkan ketenangan asa

Sosok pemilik gudang ilmu tiada berdebu
Berkumis lebat, berdiri tegak bagai pohon disana
Terhanyut aku pada lapangan luas, tempat ku berlari
Aku rindu gudang ilmu tiada berdebu















Mati tapi bernyawa
Karya: Riska Ramdiani

Begitu dalam luka yang ku rasakan
Akankah semuanya berakhir sebagaimana mestinya
Kau memperlakukanku seperti orang mati
Terkubur di dalam sebuah kenistaan

Inginku, kau lenyap dari tempat berpijak ini
Merasakan sebuah kenistaan yang amat pedih
Seperti layaknya kau memperlakukanku, kini
Kita sama, mati tapi tetap bernyawa



















Lorong kisahku
Karya: Riska Ramdiani

Berjalan menapaki lorong kehampaan yang entah akan berujung atau tidak
Seandainya berujung, apakah aku mampu berdiam diri di lorong itu
Seandainya tiada berujung, apakah aku mampu terus berjalan di lorong itu
Ingin hati ini beranjak meninggalkan lorong itu dengan secepatnya seperti memejamkan mata
Namun untuk memejamkan mata sekejappun aku tak mampu
Sosok itu selalu menggelayut di mataku, di hati ini
Berharap ada sinar cahaya yang menerangi lorong kisahku
Dan biarkan aku bergaul dengan sinar cahaya itu



















Peluk waktu
Karya: Riska Ramdiani

Memelukmu seakan ku memeluk bulatnya tempat ku berpijak
Di dalam gelap tak ada kegelapan
Semakin erat ku memelukmu kau hanya diam
Kau genggam tanganku tanpa membalas pelukku
Betapa ingin lu hentikan jarum jam yang berputar pada waktu
Biarkan aku memelukmu tanpa suara dentingan waktu
Gelap itu seakan memberi warna antara aku, kamu, waktu, dan peluk





















Tuan, kerikil dusta
Karya: Riska Ramdiani

Hey kau Tuan!
Kemana kau? Diamana batang hidungmu
Lihatlah kami berjalan diantara kerikil-kerikil kedustaanmu
Kenikmatan yang kau tuang berasal dari keringat rakyatmu

Tak sudikah untuk kau perbaiki
Tak inginkah untuk menaungi kaki anakmu
Meski berjalan diantara kerikil-kerikil kedustaanmu mereka tersenyum riang
Mencoba menghiburmu dengan suatu kepolosan yang menjadi tabiatnya

Sepanjang jalan tak mereka temukan sapaanmu Tuan
Sapaan ramah yang sempat Tuan janjikan dari ucapan
Dimata mereka Tuan memang terlihat sempurna seperti pangeran berkuda
Dimata kami Tuan telah membiarkan berjalan diantara kerikil-kerikil kedustaanmu

Berhentilah mengunyah permen karet yang lengket
Biarkan kami tetap manis tanpa ucapmu
Berhentilah memakai kaca mata kuda
Biarkan kami melihat tanpa matamu, Tuan!








Mimpi cinta
Karya: Riska Ramdiani

Pesona itu bagai lautan pantai di semenanjung
Gemuruh angin menggemuruhkan alunan cinta
Henyakan ombak menari dibibir pantai
Mengikuti irama cinta

Jangan biarkan aku tersadar di alam ini
Bawa aku ke dalam pesona indah yang membahagiakan
Bahagia yang tak istimewa
Cukup dengan cinta



















Kisah kau pagiku
Karya: Riska Ramdiani

Hujan membasahi jendela rumah kacaku
Sinar mentari menyadarkan alam bawah sadarku
Ku coba membuka mata, yang terbayang raut wajahmu
Ku coba pejamkan kembali, yang terbayang raut wajahmu
Kau selalu hadir disetiap sudut mimpiku
Mungkinkah aku tlah bermuara pada hatimu
Engkau mengatakan “jangan menatap matahari setiap pagi”
Namun bagaimana bisa aku tak menatapnya
Sedangkan kau selalu terbayang membayangiku
Kau adalah matahari pagiku
Dalam diam aku berangan
Kau akan selalu menjadi kisah disetiap pagiku
















Bertepi Harapan
Karya: Riska Ramdiani

Aku hanya sebuah kayu kering
Yang tak berdaya
Sebentar lagi akan menjadi arak
Yang hitam tak berguna …

Aku yang menyayangimu
Mencintaimu
Mengagumimu
Tapi semua hanyalah sembilu …

Biarlah aku sendiri tanpamu
Biarkan hanya angin yang membisikku
Aku lelah untuk berharap
Semua telah bertepi harapan …














Letihnya Mencintaimu
Karya: Riska Ramdiani

Aku bagai ombak ...
Yang selalu ingin menepis daratan
Selalu mencobanya
Namun hanya sekejap menyentuhnya

Mencintaimu bukanlah haluan
Tapi kebahagiaan
Mencoba slalu bersabar
Namun tak pernah cintamu menyambar

Mungkin rajutan kata ini tak seindah para penyair
Namun kehadiranmu melebihi indahnya para penyair
Aku slalu menuruti dan mengikuti arahmu
Tapi kau seakan tak menghiraukanku
Betapa letihnya mencintaimu …













Dua minggu yang lalu
Karya: Riska Ramdiani

Aku disini tanpa bayang dan ragamu
Menitik hari demi hari bertemankan kelabu
Jarak antara aku denganmu bagai sehelai benang tipis berwarnakan abu
Membelenggu rindu
Ragamu memang tak dapat ku sentuh
Sentuhan dua minggu lalu saat kau berada di sampingku
Ini bukan jurang pemisah antara aku denganmu
Namun seringkali menjadi teriris dengan kekalutan cinta
Ada kalanya seperti di pecut dengan semangat yang selalu kau kumandangkan
Malam ini tak seperti dua minggu yang lalu
Kau pergi ke negeri sebrang mencari yang diperebutkan
Kini aku disini tanpa dirimu yang ku damba
Jika ku temui sosok dirimu malam ini
Sudah pasti akan ku cium aroma tubuhmu
Hingga menusuk hidungku













Kekuatan cinta
Karya: Riska Ramdiani

Di panjangnya jalan yang telah kita lalui bersama
Berserak tak terhitung tingkah
Yang salah, entah karena emosi semata
Atau semua terjadi tanpa kita sadari
Aku bahagia karenamu
Aku yakin kekuatan cinta kita kan selalu membuat kita bersama
Kekuatan cinta yang kau berikan padaku
Telah buatku bertahan menjalani hidup
Temukanlah kekuatan cinta di dalam hidupku
Kekuatan cintamu yang selalu menemani dan menghiasi malam sepiku


















Ampuni aku
Karya: Riska Ramdiani

Tertunduk aku di hadapan-Mu
Bagaikan kerdil yang kelaparan
Bagai hewan lebih kecil disbanding semut
Aku yang hina
Aku yang selalu menyiakan waktu yang sangat bernilai yang tak layak untuk ditolak
Masih engkau berikan kepingan nikmat yang tak berujung
Aku hanyalah seorang bocah yang berjalan di atas benang
Yang menemukan sekeping nikmat
Dan masih banyak kepingan nikmat yang belum ku temukan
Tuhan
Berserah ku pada-Mu
Ampuni aku yang berlumur dosa menyiakan nikmat-Mu
Hukum aku bila terulang














Antara hujan dan cinta
Karya: Riska Ramdiani

Pada sore hari yang hujan
Aku melihat dia yang telah menungguku sejak lama
Aku menyatakan kepadanya yang tak berpayung
Datanglah di bawah payungku!
Air hujan yang jatuh membasahi diantara dua hati yang bernaung di bawah payung kecil
Kita larut dalam cengrama syahdu
Datanglah lebih dekat!
Bahupun beradu dengan lembut
Kita antara hujan dan cinta


















Tragedi Putus asa
Karya: Riska Ramdiani

Mengakhiri semuanya itu memang pilihan yang saat ini benar bagiku
Aku hanya aku yang selalu terbelenggu dalam kisah cintaku
Tragedi ini membuatku gila
Tragedi ini adalah sebuah luka dalam asa

Dapatkah kau menghapus lukisan luka pada asaku?
Mengguratkan cinta sejuta warna yang dulu pernah terukir indah
Langkahku terhenti dalam kelamnya malam yang tak berteman
Mataku sayup-sayup tak beraturan

Ini adalah akhir dari segalanya
Tak ada yang mampu menahan diri ini tuk menlenyap
Meski takdir mengatakan TIDAK
Bertolak dengan anganku tuk mengahkirinya














Restu
Karya: Riska Ramdiani

Bukan salahku jika hati ini berpihak padanya
Dimana letak kesalahan itu sehingga sulit mendapat restumu
Aku tahu apa yang sebenarnya kau ingini
Tapi aku bisa berbuat apa?
Sedang hasrat hati memilihnya
Kau tapsirkan kisahku ke arah yang keliru
Aku hanyalah perahu nelayan
Sangat sulit untukku mempertahankan cinta ini
Namun akan ku turunkan jangkar perahuku
Agar aku bisa bertahan dari kerasnya samudra
Cintaku sudah menancap dasar laut
Aku tak bisa melepaskannya
Aku mohon jadilah samudra yang tenang 
Jika memang takkan kau beri itu
Biarkan aku untuk menikmati kisah ini sampai habis waktunya




Luka tak terbalas
Karya: Riska Ramdiani

Dinginnya malam ini menusuk tubuhku
Merenggut semua kehangatan dalam tubuhku
Serpihan luka tertata rapi di uluk hati
Menari-nari di atas tariannya sendiri
Tak sadarkah?
Ini aku
Aku yang menelan air di dasar air
Aku yang tercuci dalam air matamu
Kasih sayang tulus ini tak terbalaskan
Tiada cita daya lagi yang ingin ku tujukan
Hanya segores luka mengiringi
Untuk terakhir kali menatapnya
















Mantan terindah, penyesalan untuknya
Karya: Riska Ramdiani

Entah mengapa rasa ini begitu tak berdaya
Meski ku tlah termiliki
Aku tak bisa membohonginya
Kau memang mantan terindah
Senyumanmu, sapaan hangatmu begitu aku rindukan
Entah mengapa aku menyesalinya
Sejak ku lihat gambar itu
Betapa bodohnya diri ini
Membiarkanmu pergi dari hidupku
Meski ku coba perbaiki puing-puing penyesalan itu
Namun tak mungkin kau kembali
Dulu, kau membiarkan aku bahagia bukan denganmu
Sekarang, aku pun harus membiarkanmu bahagia bukan denganku
Meski kau menata hati untuknya
Ku pastikan rasaku dan rasamu jua kan slalu ada selama kau di sini
Sejujurnya kau adalah kasih itu
Kini tiada guna, semuanya telah di ujung bamboo
Mungkin ini takdir Tuhan
Jawaban dari-Nya bahwa kau bukan jodohku
Namun, kau adalah “mantan terindah” yang Tuhan takdirkan tuk terselip di diary Yang kan slalu bersemayam di lubuk hati
Meski telah saling termiliki

Friday, February 19, 2016

RPP BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 1



  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : MAN 1 Garut
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semerter            : XI/1
Alokasi waktu             : 4 x 45 menit

A.    Standar kompetensi :
Membaca : 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

B.     Kompetensi dasar :
7.2  Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrnsik novel indonesia/terjemahan.
C.    Indikator pencapaian kompetensi :
1.         Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik  novel Indonesia dan terjemahan.
2.         Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik  novel Indonesia.
3.         Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik  novel terjemahan.
4.         Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik  novel Indonsia dengan novel terjemahan novel.
D.    Tujuan pembelajaran :
Setelah siswa mengikuti dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan:
1.         Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik  novel Indonesia dan terjemahan.
2.         Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik  novel Indonesia.
3.         Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik  novel terjemahan.
4.         Siswa mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik  novel Indonsia dengan novel terjemahan novel.

E.     Karakteristik siswa yang diharapkan :
1.      Terampil
2.      Kritis
3.      Cinta tanah air
4.      Komunikatif
5.      Tanggung jawab
6.      Respontif
7.      Santun
8.      Religius
9.      peduli
F.     Materi pembelajaran :
·         Novel Indonesia “Aki” karya Idrus dan novel terjemahan “A Golden Web”
·         Unsur-unsur intrinsik ( alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat)
·         Unsur-unsur ekstrinsik (nilai budaya, sosial, moral dll)
Perbandingan Novel Indonesia dan Novel Terjemahan
Pengertian Novel Indonesia
Novel adalah suatu karangan prosa yang alurnya panjang dengan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dan orang disekitarnya dengan menonjolkan sifat serta watak pelaku. Novel memiliki alur yang lebih luas dan jelas, perwatakan lebih dalam, dan setting yang beragam. Secara keseluruhan, setting novel Indonesia adalah 66% mengambil setting waktu kekinian zamannya, serta 34% bercerita tentang masa yang belum lama berlalu. Pemikiran novel indonesia adalah pemikiran golongan angkatan muda terpelajar zamannya. Sebagian besar dari pengarang novel Indonesia adalah wartawan. Dengan memahami novel-novel Indonesia kita mendapatkan suatu gambaran dari suatu proses (perubahan sosial dan tata nilai), pengaruhnya tidak hanya dalam tema-tema, tetapi juga dalam strukturnya.
Pengertian Novel Terjemahan
Novel terjemahan adalah novel yang disusun dengan cara mengalih bahasakan novel luar negeri menjadi berbahasa Indonesia. Menerjemahkan bukan berarti mengubah isi cerita, yang diubah hanya bahasa asing. Adapunn unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalam novel terjemahan sama saja dengan yang ada dengan aslinya. Jadi ketika Anda membaca novel terjemahan, Anda sudah mendapat gambaran penceritaan yang sama seperti naskah aslinya.
Persamaan dan perbedaan novel indonesia dan novel terjemahan dapat dilihat melalui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel tersebut.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang langsung membangun karya tersebut dan berada di dalam karya tersebut.
·            Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari cerita. Tema novel terjemahan umumnya dipengaruhi latar sosial budaya negara asal novel tersebut.
·       Alur adalah rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam novel. Alur dalam novel terjemahan juga sama dengan alur dalam novel Indonesia, yaitu dapat menggunakan alur maju, mundur, ataupun campuran.
·       Tokoh serta perwatakan berkaitan dengan pelaku dalam novel. Tokoh serta perwatakan dalam novel terjemahan tentunya juga memiliki kekhasan yang sangat dipengaruhi faktor latar sosial budaya.
·       Sudut pandang adalah cara penulis novel menceritakan kisahnya atau segi pandang penulis dalam membawakan cerita. Jadi, sudut pandang berkaitan dengan penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh penulis, apakah menggunakan kata ganti orang pertama, orang ketiga, atau orang ketiga serba tahu. Sudut pandang dalam novel terjemahan juga bervariasi jenisnya. Penggunaan kata ganti orang pertama ataupun orang ketiga sama-sama banyak ditemukan.
·       Latar adalah tempat dan waktu terjadinya cerita dalam novel. Beberapa ahli juga berpendapat bahwa budaya dan suasana dalam cerita juga termasuk latar. Jadi, latar dalam novel terjemahan umumnya sesuai dengan tempat atau daerah negara tempat asal novel tersebut. Meski demikian, tidak jarang penulis novel yang menggunakan latar tempat dari negara lain.
·       Gaya bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh penulis dalam novel tersebut. Gaya bahasa novel terjemahan umumnya memiliki kekhasan tersendiri atau berbeda dengan novel Indonesia. Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa yang berbeda dan adanya keterkaitan bahasa dengan budaya suatu tempat.
·       Amanat adalah pesan yang terkandung dalam novel. Pesan tersebut umumnya merupakan ajaran moral yang bersifat mendidik. Sebagaimana novel Indonesia, novel terjemahan juga dapat menjadi salah saw media penyampai pesan atau amanat bagi pembaca.
2.    Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya tersebut. Jadi, unsur ekstrinsik ini tidak berhubungan secara langsung dalam membangun suatu karya. Unsur ekstrinsik di antaranya adalah latar belakang budaya penulis novel, pendidikan penulis, ataupun latar ekonomi sosial penulis tersebut. Oleh karena itu, agar dapat menganalisis unsur ekstrinsik suatu novel terjemahan, tentunya harus mencari informasi tentang sosok penulis novel terjemahan tersebut.
Perbedaan Novel Indonesia dan Novel Terjemahan
Gaya bahasa yang disampaikan merupakan ciri khas penulis tanpa ada campur tangan dari orang lain. Novel lokal menceritakan segala sesuatu yang ada di sekitar masyarakat Indonesia, entah tema cinta, politik, budaya dan sebagainya. Perbedaan novel indonesia dengan novel terjemahan tampak jelas dari unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. 
Penokohan dalam novel Indonesia lebih bercita rasa lokal, contohnya tokoh utama bernama Budi, Hendri atau Rosita. Watak karakter yang diceritakan terkadang berdasarkan kondisi masyarakat sekitar, begitu pula dalam penyampaian amanat. Novelis Indonesia lebih banyak membuat tema atau latar belakang yang sudah mendarah daging atau lagi nge-tren. Salah satu unsur yang paling terlihat jelas adalah gaya bahasa.
Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan tentu berbeda, baik dari segi latar belakang, penokohan, tema, alur cerita dan yang paling utama adalah gaya bahasa, mengalami sedikit perubahan dari penulis aslinya.
Bagaimana mengetahui perbedaan novel indonesia dengan novel terjemahan? Itu tampak jelas dari nama pengarang/penulis, judul serta unsur-unsur di dalamnya. Bila membaca tulisan yang tertera di dalamnya, penyampaian cerita atau gaya bahasa jelas berbeda secara keseluruhan, yang paling menonjol dalam nusur intrinsik hanya latar tempat dan nilai moral atau kehidupan sosial/budaya yang berbeda.sedangkan dalam unsur ekstrinsik tentu ada perbedaan karena penulis luar akan menulis novel sesuai latar belakang kehidupannya, ltr belakang pendidikannya, ataupun agama dan lain sebagainya.
Membandingkan unsur ektrinsik dan intrinsik kedua novel dapat dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah berikut.
  1. Membaca novel Indonesia dan novel terjemahan secara saksama.
  2. Memperhatikan biografi pengarang kedua novel dan mencatat hal-hal menarik yang berpengaruh terhadap isi cerita.
  3. Mencatatn unsur-unsur ektrinsik dan intrinsiknya.
  4. Bila memungkinkan, mencari tahu kondisi masyarakat di daerah atau negara asal pengarang saat novel tersebut ditulis.
  5. Memperhatikan dan mencatat nilai-nilai yang disisipkan pengarang dalam novelnya yang meliputi nilai moral, sosial, budaya, agama, politik, dan sebagainya.
  6. Membandingkan persamaan dan perbedaan kedua novel yang dipengaruhi oleh unsur-unsur ekstrinsik tersebut.
G.    Strategi Pembelajaran :
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
·         Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
·        Menganalisis unsur-unsur intrinsik  dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
·     Siswa dapat Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik  novel terjemahan.

H.    Metode pembelajaran :
-          Diskusi
-          Tanya Jawab
-          Ceramah
-          Demonstrasi
I.       Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
A.    Kegiatan Awal (5 menit)
1.      Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan pembelajaran.
2.      Mengkondisikan kelas.
3.      Mengecek kehadiran siswa.
4.      Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5.      Guru menceritakan  sinopsis novel yang menarik dan cukup terkenal, misalnya salah satu bagian cerita 5 CM Kemudian siswa diminta untuk menebak judul ceritanya, pengarangnya, negara asal cerita, budaya yang mempengaruhi,  dan kelanjutan/akhir ceritanya.
6.      Dengan melontarkan beberapa pertanyaan, Guru menuntun pengetahuan siswa untuk mengidentifikasi bentuk cerita tersebut adalah sebuah hikayat, sebuah bentuk  sastra  lama yang memiliki kekhasan. 
B.     Kegiatan Inti (30 menit)
Eksplorasi
1.  Guru menjelaskan pengertian novel Indonesia dan novel terjemahan.
2.  Guru menjelaskan perbedaan novel indonesia dan novel terjemahan.
3.  Siswa membaca secara intensif novel indonesia dan novel terjemahan.
Elaborasi
1.      Guru menyampaikan tugas Geladi Kelompok: secara berkelompok siswa membaca sebuah Indonesia dan novel terjemahan, mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
2.      Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel   Indonesia dan terjemahan.
3.      Menganalisis unsur-unsur intrinsik  ( alur, tema,  penokohan,   sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonesia   dan terjemahan.
4.      Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia   dengan novel terjemahan.
5.      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
6.      Siswa lain menanggapi presentasi hasil diskusi.
Konfirmasi
1.      Siswa dipersilakan bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3.      Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
4.      Siswa dan guru memberikan komentar serta apresiasi yang positif terhadap hasil pekerjaan siswa.
5.      Siswa dan guru berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan bagaimana menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel Indonesia/terjemahan.
C.     Kegiatan Akhir (10 menit)
1.      Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru untuk mereview materi yang telah dipelajari.
2.      Siswa dan guru menyimpulkan bagaimana menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat.
3.      Siswa mengumpulkan hasil kerja sebagai portofolio.
4.      Siswa diberikan apresiasi dan motivasi terhadap hasil pekerjaannya.
5.      Siswa dan guru bersama-sama merefleksi manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari.
6.      Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dan tugas pengayaan.
J.      Alat dan Sumber Belajar :
1.      Alat pembelajaran:
-      Infokus
-      Laptop
2.      Sumber belajar:
-      Mafrukhi, ddk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
-      LKS
-      Courtesy of Youtube
K.    Penilaian :
a.              Jenis Evaluasi:
-      Tugas Kelompok
-      Tugas Individu
b.             Bentuk Instrumen:
-      Penugasan
-      Format Pengamatan
c.    Instrumen:
1.       Bentuklah 3-4 orang anggota!
2.       Bacalah sebuah novel Indonesia yang berjudul “Aki” karya Idrus dan novel terjemahan yang berjudul ................!
3.       Bandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari kedua novel tersebut!
L.       Kriteria dan Rubrik Penilaian

Kompetensi Dasar       : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrnsik novel indonesia/terjemahan
UNSUR YANG DINILAI
SKOR
1
2
3
4
5




Analisis Unsur Intrinsik
  1
Ketajaman analisis





  2
Kelengkapan unsur yang dianalisis





  3
Keruntutan penyajian hasil analisis





  4
Sistematika penyajian hasil analisis





  5
Bahasa penyajian hasil analisis





  6
Analisis perbedaan antara unsur intrinsik novel Indonesia dengan novel terjemahan





  7
Pengungkapan argumen analisis perbedaan





  8.
Analisis persamaan antara unsur intrinsik novel Indonesia dengan novel terjemahan





  9.
Pengungkapan argumen analisis persamaan





10.
Kesimpulan hasil pembandingan unsur intrinsik









Analisis Unsur Ekstrinsik
11
Ketajaman analisis





12
Kelengkapan unsur yang dianalisis





13
Keruntutan penyajian hasil analisis





14
Sistematika penyajian hasil analisis





15
Bahasa penyajian hasil analisis





16
Analisis perbedaan antara unsur ekstrinsik novel Indonesia dengan novel terjemahan





17
Pengungkapan argumen analisis perbedaan





18.
Analisis persamaan antara unsur ekstrinsik novel Indonesia dengan novel terjemahan





19.
Pengungkapan argumen analisis persamaan





20.
Kesimpulan hasil pembandingan unsur ekstrinsik






JUMLAH SKOR (Maksimal 100)


Ket:  penilai memberikan penilaian berdasarkan deskriptor yang sudah tersedia dengan memberikan skala nilai: 1 jika tidak tepat, 2 jika kurang tepat, 3 jika sudah cukup, 4 jika baik, dan 5 jika sangat baik.

Penghitungan skor total:

Skor yang diperoleh



Nilai =
...............................................
X
100
= .....

Skor total (25)




..........,....................
Mengetahui,

Guru Pamong
Guru PPL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia







Drs. Hj. Dede Susanna
Riska Ramdiani